Happy Reading:)....
"Naya tadi liat gue ngomong berduaan sama Vioni," ucap Gavin pelan.
"Ha??Vioni?? Cewek yang ngejar-ngejar si Devano bukan?" Tanya Alfin ikut duduk di sebelah Devano sambil menyenggol lengan kanan Devano.
Gavin yang mendengarnya mengangguk sekilas."Ngapain tuh cewek nemuin lo?? Udah capek ngejar si Devan kali yak, makanya ngejar lo," celutuk Alfin yang dibalas gelengan oleh Gavin.
"Dia minta nomor Si Devan ke gue tadi," ucap Gavin sambil menoleh kepada Devano.
"Trus lo kasih?" Tanya Devano menatap Gavin dengan alis terangkat sebelah.
"Iya,"balas Gavin singkat.
"Ngapain lo kasih, bangsat!" Umpat Devan sambil melempar kulit kuaci yang ia pegang sedari tadi kewajah Gavin. Sedangkan Gavin hanya mengedikkan bahu acuh.
"Harusnya lo mikir-"
"Bukan itu yang gue pikirin saat ini, gue lagi mikir gimana caranya supaya Naya gak marah sama gue," potong Gavin saat ia tau kalau Devano akan menceramahinya soal pembagian nomor ponsel tadi.
"Elah, Si Naya gak bakal marah ama lo kali," ucap Alfin menduga.
"Lo udah coba telpon dia belum?" Tanya Devano yang langsung dibalas gelengan dari Gavin.
"Kenapa gak lo kejar dianya tadi Malih!" Geram Alfin sambil memukul sedikit meja yang ada dihadapannya.
Terdengar helaan nafas dari Gavin.
Dia hanya diam tak berniat membalas ucapan Alfin."Lo mau Si Naya gak marah sama lo??" Tanya Devan menatap Gavin yang sudah menyandarkan punggungnya ke belakang.
"Hmmm,"dehem Gavin.
"Telfon sekarang," titah Devano.
"Telfon siapa?" Tanya Gavin polos.
"Ya Si Naya lah!!" Teriak Alfin sambil menatap Gavin kesal. Namun yang ditatap malah balik menatap dengan tatapan tajam.
Gavin mengeluarkan ponselnya yang berada di saku--nya. Setelahnya ia menghubungi nomor Naya.
"Gak di angkat," ucap Gavin sambil terus menelfon nomor tersebut.
"Pasti marah sama gue nih,"ucap Gavin lirih sambil melempar ponselnya ke atas meja yang ada di hadapannya."Posthink aja, mungkin udah tidur lo gak liat jam," ucap Devano mencoba menenangkan Gavin walau ia sedikit kesal kepada temannya ini.
Gavin mengangguk dan melirik jam pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 21:05WIB.
.....
Ditempat lain, namun di waktu yang sama Naya terlihat sangat buru-buru mengeluarkan motornya dari bagasi rumahnya. Setelah mendapat telfon dari seseorang ia langsung saja keluar rumah dan bergegas mengambil motornya sampai-sampai ia lupa membawa ponselnya.
Baru saja di pertengahan jalan, Naya langsung memberhentikan motornya lalu turun dari motor tersebut.
"Shit!!" Umpat Naya kesal setelah melihat ban motornya bocor. Pantas saja rasanya beda saat mengendarai motornya tadi.
Dilihatnya sekelilingnya, jalanan begitu sepi tak ada satupun rumah ataupun warung yang berada di sekitar tepi jalanan itu.
"Pakai bocor lagi,"kesal Naya sambil menendang sedikit ban motornya yang bocor tersebut.
"Mana jalanan sepi lagi gak ada satupun orang," ucap Naya panik.
Sungguh, pikiran Naya saat ini tidak jernih. Ia begitu panik saat ini apalagi setelah mendapat telfon dari seseorang tadi. Naya meraba-raba saku celananya dan juga saku jaketnya mencari sesuatu namun yang di cari tidak ia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Naya
Teen Fiction"Ceroboh banget sih lo!!" teriak Naya. "M-maaf dek, kakak beneran gak sengaja tadi" ucap Ella. "huftt ..lain kali hati-hati kak, kalau lo celaka gue yang bakal kena dampratnya dari papa.."ucap Naya "sekali aja kak...pleasee sekali aja lo gak buat ke...