Sweet Villain. 03

18 1 0
                                    

Hi, I'm back. Jgn lupa Voment yaa^_^

Bantu support mee;)

And,

Selamat membaca guys!♥️

Enjoying okayy😊

*******


Kalau dengan terlukanya gue bisa dapetin perhatian dari lo, Gue bakal ngelakuin itu setiap hari.”
—Devina Q.Z.

****

Devina berjalan gontai dengan wajah pucat menuju kelasnya. Jujur, entah mengapa Devina merasa tubuhnya lemas sekali. Padahal Devina tidak pernah selelah ini setelah melakukan sesuatu. Tapi dengan Felly,,,, gadis bagaikan macan itu benar-benar menguras tenaganya.

Terlebih, luka sobek di bagian lengannya ia biarkan begitu saja. Darah terus menetes tapi Devina tidak bereaksi apapun. Ia hanya diam dan terus berjalan gontai. Beberapa siswi dan siswa yang lewat sempat memperhatikan kondisi Devina yang bisa dibilang seperti korban kekerasan. Rambut yang dikuncir berantakan, baju tidak dimasukkan, tidak hanya itu, banyak bercak darah di seragam putihnya dan wajahnya yang banyak luka memar. Tapi Devina cuek dan tidak perduli omongan mereka yang membicarakan dirinya ini.

Felly sialan! Devina benar-benar mengutuk gadis itu.

"Devina!" Seseorang dari belakang memanggil dirinya. Devina berhenti dan menoleh kebelakang. "Apa?"

Orang itu berlari kecil mendekat. "Dev—Astaga! I-ini kenapa?? Muka lo, banyak darah dimana-mana, Dev.... Jelasin sama gue." Orang itu meminta penjelasan darinya. Ia yakin Devina sudah berbuat sesuatu sekarang.

Devina berdecak. "Duhh, nanti aja lah, Zen. Pusing tau gak pala gue."

"Iya gue tau, Dev. Jelas lah, lo kayak abis korban kekerasan tau enggak! Serem ih liatnya." Zena bergidik negeri.

Zena adalah sahabat terbaik Devina. Mereka sudah bersahabatan sejak SD. Tepatnya saat Devina dimusuhi karena dituduh mendorong temannya dari tangga sampai terguling jatuh dan menyebabkan koma.

Orang tua Devina sempat menyangkal pernyataan tersebut. Mana mungkin anak sekecil Devina bisa melakukan hal kriminal. Walau sebenarnya... Memang Devina lah yang sengaja mendorong temannya itu. Dia menjengkelkan! Devina tak suka.

Zena pun tahu kalau Devina sengaja. Tapi Zena memilih diam, ia kasihan jika Devina harus dikeluarkan. Zena tau Devina mendorong temannya itu karena sebuah alasan, dan alasan itu adalah Zena sendiri.

Zena dibully, diolok-olok memiliki tubuh gemuk seperti bakpao. Devina melihat itu tak suka, ia menghampiri Zena dan menolong Zena saat Zena dibully. Devina tak suka melihat orang direndahkan, apalagi Devina tahu betul Zena anak yang baik. Tapi teman-temannya selalu saja mengolok-olok Zena sampai Zena menangis.

Akhirnya dengan kesal, lebih baik Devina dorong saja agar tidak bisa membully Zena lagi. Sejak saat itu Devina dan Zena bersahabat sampai sekarang.

"Sekarang, kamu jadi temen aku. Kamu mau kan temenan sama aku? tanya Devina tersenyum.

Zena mengangguk sambil menghapus air matanya.

"Mulai sekarang kamu nggak akan dibully atau diejek lagi. Udah nggak akan ada yang berani macem-macem sama kamu selagi ada aku," ujar Devina dengan seulas senyum.

"Oh iya, nama aku Devina. Aku adalah queen sekaligus sahabat kamu," Devina mengulurkan tangannya.

Zena membalas uluran tersebut dengan gemetar. "A-aku Z-zena Agnesia. Panggil aja Zena." ucap Zena gemetaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang