1 ~ That Girl

565 65 0
                                    


"Eomma, sudah ku bilang bukan, dirumah tidak perlu mengerjakan hal-hal yang berat. Apa aku harus diam dirumah saja kalau begini?"

"Iya.. iya.. baiklah, Eomma akan menurut apapun yang putriku katakan. Sudah senang sajang-nim?"

Wanita berumur 50 tahun akhir itu berjalan tertatih dengan berpegangan kepada perempuan yang kini mendapatkan perhatian sedikit berlebihan dari orang-orang disekitarnya karena sebelumnya dia masuk ke dalam lobby rumah sakit dengan tergesa-gesa dan menggunakan kacamata hitam lengkap dengan setelan blouse berwarna putih yang dipadankan dengan celana jeans biru dan stiletto yang berwarna senada.

Namun tidak lama dari kejauhan terlihat kerumunan kecil di parkiran mobil yang membuat orang-orang di dalam lobby mengalihkan perhatian mereka, kumpulan orang itu memaksa security turun tangan untuk menahan orang-orang yang membawa kamera lengkap dengan lensa wide besar itu untuk masuk ke Hallim University Hospital.

Hey siapakah yang tidak akan mendapatkan perhatian jika datang ke rumah sakit dengan pakaian yang tertutup dari ujung kepala hingga kaki di siang bolong dengan suhu lebih dari 30 derajat Celsius seperti hari ini.

Perempuan dengan topi hitam lengkap dengan masker hitam yang menutupi mukanya itu masuk dengan susah payah, sepertinya dia kesulitan untuk berjalan karena dia terus membungkukkan badannya dan berjalan sedikit tertatih hingga dia berpapasan dengan perempuan berkacamata yang sedang memapah ibunya itu.

Karena berjalan dengan menunduk gadis aneh itu pun tanpa sadar menabrak perempuan didepannya hingga dirinya jatuh bersimpuh dengan tangan yang menahan badannya dilantai rumah sakit.

"Hey, kau tidak apa? Hati-hati, sepertinya kau kesulitan berjalan, biar aku bantu." Perempuan itu pun segera melepaskan tangan ibunya yang sebenarnya tidak perlu dia papah karena sudah dipegang oleh asistennya di sisi satunya. Dipegangnya kedua bahu gadis itu dan membantunya untuk bangun.

"Ah, terima kasih banyak, sebenarnya tidak perlu.." dia merasa tidak nyaman namun tidak juga menolak bantuan yang didapatkannya.

Rasa panas terasa ditangan perempuan itu, "Bagaimana bisa, badanmu panas seperti ini." Perempuan itu mengalihkan perhatiannya ke wanita yang kini ada dibelakangnya, "Eomma duluan saja bersama Aera ya."

Tak lama, seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa mendekati mereka berdua.

"Ah, mohon maaf, biar aku yang.."

"Tidak apa, kita harus ke poliklinik apa dan disebelah mana? Potong wanita itu cepat.

"O..oh, tulang, spesialis tulang, lurus kemudian belok kiri." Jawab lelaki itu tergesa, baru kali ini dia merasakan aura perintah yang sedikit mengintimidasi.

Tidak sampai 3 menit mereka sudah berada di dalam ruangan Dr. Bae – sp. Tulang -tertulis di plat nama yang berada di atas meja yang terlihat cukup rapi, hanya ada beberapa kertas putih yang terlihat baru dibuka oleh sang pemiliknya.

"Terima kasih banyak, seharusnya Anda tidak perlu membantu sejauh ini." Laki-laki yang sebelumnya mengikuti dibelakang kini sudah berada di hadapannya.

"Tidak masalah. Kalau begitu, saya permisi."

"Tunggu.." gadis dengan topi yang semenjak tadi tidak mengeluarkan satu patah katapun akhirnya berbicara.

"Setidaknya, izinkan aku berterima kasih dengan cara yang sopan." Dibukanya topi dan masker yang menutupi wajahnya hingga terlihat wajahnya dengan jelas.

~shine~

Aku bertemu dengannya. Tidak bisakah kau memastikan dengan lebih cepat. Aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

"Sajang-nim.. Sajang-nim."

Perempuan itu pun seketika terjaga dari lamunannya saat asisten disampingnya menyentuh bahunya. Ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi dingin dan serius kembali.

"Eoh, baiklah, untuk musim ini, aku pilih model kedua." Tegas dan jelas. Semua orang yang berada di dalam rapat terbatas itu pun segera menuliskan hasil rapat yang telah ditetapkan oleh pimpinan mereka.

"Aku ingin kalian bisa mendapatkan dia, segera cari kontak agensi mereka, lakukan pendekatan, yakinkan kepada mereka bahwa tawaran kita akan menguntungkan mereka. Jangan lupa, bawa sketsa pakaian yang akan dia gunakan, jenis make-up, asesoris, sepatu. Aku ingin dalam satu minggu ini kalian sudah mendapatkan hasilnya."

"Baik sajang-nim." Ucap seluruh orang disana dan melepaskan perempuan berwajah princess ice yang terkenal di seantero perusahan fashion dengan brand A'STELLA itu sembari membungkukkan badan mereka.

"Apa kau yakin dengan pilihanmu?"

"Yakin. Sangat."

"Jes, tapi Sinb-Gfriend? Idol! Dia Idol! Biasanya kau selalu menolak jika modelmu adalah idol."

"Kenapa? Aku berubah pikiran, kurasa untuk musim ini dia adalah calon yang paling cocok." Ucap princess ice itu sembari merebahkan badannya di sofa putih yang berada di depan meja kerjanya.

"Jessica Jung, aku harap kau tidak menyesali pilihanmu."

Aku akan menyesal jika tidak memilihnya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REVEAL THE UNTRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang