8 ~ Is It You?

317 52 5
                                    

Sinbi sedang memakan buah-buahan saat Jessica masuk ke dalam ruang rawat gadis itu dan perlahan berdiri dibelakang kursi roda yang digunakannya untuk melihat taman yang berada tepat diluar ruangan melalui jendela kamarnya.

Tepat saat Sinbi mau menyimpan tempat makannya, Jessica segera membantunya karena melihat Sinbi kesulitan untuk meraih meja kecil disampingnya yang menyebabkan dirinya tersedak karena tidak menyadari kehadiran Jessica yang sudah ada disampingnya entah sejak kapan.

Sedikit panik, Jessica menepuk punggung gadis itu dan segera membawakan segelas air. "Ayo, diminum dahulu" ujarnya lembut sembari menyodorkan air itu dengan berlutut di depan kursi roda yang digunakan Sinbi.

"Maaf, aku pasti membuatmu kaget."

"Mau minum lagi?" tanya kembali, Sinbi hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dia masih kaget karena Jessica yang datang ke ruang rawatnya tanpa aba-aba.

Melihat gadis didepannya terus menatapnya, Jessica membalasnya dengan senyuman lembut yang jarang sekali dia perlihatkan ke banyak orang.

"Aku masuk beberapa menit yang lalu." Berusaha menjawab pertanyaan yang ada di benak gadis itu. "Namun kau sepertinya sedang makan sembari melamun jadi tidak sadar aku masuk." Jelasnya, masih dengan posisi yang sama dan memegang gelas bekas minum Sinbi barusan.

"Apa kepalamu sudah lebih baik? Apa masih sering muntah?" terusnya sambil berusaha menyentuh kening Sinbi namun dia urungkan dan berakhir membenarkan anak rambut dan menyelipkan nya ke belakang telinga sang pemilik rambut.

Rasa apa ini? Kenapa, rasanya hatiku hangat.

Sinbi mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mengembalikan kesadarannya, apa ini mimpi? Tapi, Jessica tidak menghilang.

"Ah, sajang-nim maaf merepotkanmu." Ujarnya buru-buru setelah kesadarannya kembali, bagaimana bisa dia membuat seorang CEO berlutut dihadapannya dan membawakan minum untuknya. Sowon unnie pasti akan memukulku jika dia tahu.

Jessica bangun dan menyimpan gelas itu meja samping kasur, Sinbi masih mengikuti dengan pandangan yang tidak percaya. "Kepalamu, apa masih sering sakit?" ujarnya sembari sedikit membungkuk, menyugar rambut Sinbi, membenarkan rambut gelombang brown gadis itu.

"ti-tidak, hanya sedikit saja."

"Syukurlah." Balasnya dengan senyuman dan membelai pipi Sinbi dengan tangannya. "Bagaimana kalau kita ngobrol di sofa? Jujur saja, punggungku sedikit mengeluh." Lanjutnya disertai tawa. Ah, tentu saja, dia harus membungkukan badannya agar bisa berbicara dengan gadis dihadapannya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Sinbi, akhirnya mereka duduk di ruang tamu ruang rawat Sinbi. Sebenarnya hanya Jessica yang duduk di sofa, Sinbi tetap duduk di kursi rodanya.

"Terima kasih karena sudah menyempatkan untuk menjengukku Sajang-nim" ujar Sinbi sembari menundukkan kepalanya.

"Aku yang seharusnya berkata terima kasih, jika bukan karenamu, aku lah yang berada diposisimu sekarang."

"Mengapa kau membahayakan dirimu sendiri? Aku ... Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika terjadi sesuatu padamu." "Aku, pasti akan habis dimarahi oleh fans mu diluar sana." Ujarnya sembari melucu. Sebenarnya tidak bisa dikatakan melucu, Jessica hanya berusaha mencairkan suasana, yah, dia memang tidak terlalu ahli untuk hal itu, tapi setidaknya itu membuat Sinbi melengkungkan senyumnya.

"Insting." Balasnya singkat. "Jangan merasa tidak enak sajang-nim, aku senang Anda baik-baik saja." Lanjutnya, meskipun canggung, Sinbi berusaha untuk melakukan kontak mata dengan wanita dihadapannya. "Ah, iya, terima kasih untuk kiriman buahnya." Ujarnya sembari melihat ke arah parsel buah yang ada di meja depan sofa. "Tapi maaf, aku tidak memakan anggur merah, karena aku alergi." Jessica terkejut sesaat. Dia tidak menyangka jika Sinbi memiliki alergi terhadap anggur merah.

REVEAL THE UNTRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang