5 ~ Worries

309 58 3
                                    

Sajang-nim!

"Sudah ku bilang aku tidak apa-apa."

"Tapi Jes, lihat tanganmu." Dipegangnya tangan kanan Jessica yang kini terbalut perban, belum lagi bekas barutan di telapak tangannya.

"Ini tidak seberapa. Jangan berlebihan Aera." Jessica yang sedang duduk dikursi di koridor ruang IGD ditemani oleh Aera yang segera menyusul ke rumah sakit setelah mendapat kabar bahwa Jessica tertimpa lampu.

Seorang laki-laki keluar dari ruangan IGD yang membuat Jessica segera bangkit dari duduknya, mengabaikan temannya yang sedang melihat luka ditangan kanannya.

"Bagaimana, apa kondisinya parah?" serunya cepat, ada kekhawatiran di sela kata-katanya.

"Cukup parah, kepalanya sempat terbentur ujung lampu dan bahu kanannya mengalami dislokasi karena benturan sepertinya untuk dua minggu kedepan dia tidak boleh banyak bergerak." Kim Ha Joon, yang baru saja keluar dari ruang IGD berusaha menjelaskan.

"Sekarang dia akan dipindahkan ke ruang rawat." Lanjutnya.

Jessica terlihat menunduk dan berusaha menahan air matanya. "Jangan merasa bersalah sajang-nim, Sinbi sudah sadar dan dia bersyukur anda baik-baik saja."

Benar. Yang tertimpa lampu bukanlah Jessica, melainkan Sinbi. Sinbi yang saat itu berada tidak jauh dari Jessica melihat bahwa lampu flash gantung yang tidak sengaja dikenai oleh payung reflector staff yang tersandung mengayun keluar dari kaitannya. Sinbi yang melihat itu tanpa pikir panjang segera berlari berusaha menyelamatkan Jessica namun sayangnya lampu berukuran besar itu lebih dahulu mengenai kepala dan bahu sebelah kanannya, hingga keduanya tersungkur ke lantai studio yang kasar.

Staff dan kru terlihat sangat panik dan menghampiri keduanya yang tersungkur, setelah menyingkirkan lampu seberat dua kilogram yang menimpa Sinbi. Jessica masih sadarkan diri tapi tidak dengan Sinbi, darah keluar cukup banyak dari keningnya yang terkena ujung lampu yang membuat kesadarannya hilang.

***

Sinbi masih tidur saat Jessica masuk ke dalam ruang rawat VIP yang terletak di lantai 17 rumah sakit. Selain agar mendapatkan perawatan terbaik, namun privacy merupakan hal penting. A'STELLA maupun Source Entertainment tidak ingin public mengetahui kejadian yang menimpa CEO juga salah satu artisnya.

Bahkan demi mendapatkan perawatan yang terbaik, Jessica berbicara langsung dengan CEO Source Music, dia meminta Sinbi untuk dipindahkan ke rumah sakit terbaik di Seoul dan perawatan Sinbi hingga sembuh nanti adalah tanggung jawab A'STELLA corps. Entah ini merupakan bentuk tanggung jawab atau cara Jessica untuk menebus rasa bersalahnya.

Ini adalah hari ketiga Sinbi dirawat dan tidak ada satu hari yang terlewat tanpa Jessica datang untuk menengok. Entah itu pagi hari sebelum berangkat kerja atau malam hari setelah semua kegiatannya di A'STELLA selesai, yang pasti Sinbi sendiri tidak mengetahui hal itu karena di waktu itu Sinbi sedang lelap tertidur.

Namun tidak dengan kali ini, Jessica datang di sore hari karena pekerjaannya di kantor selesai lebih awal, dia membawa parcel buah yang sengaja dia beli saat perjalanan menuju rumah sakit. Sinbi tidak sendiri di ruang rawatnya, ada Ha Joon yang bertugas untuk menemani Sinbi hari itu. Ha Joon terlihat cukup kaget saat Jessica masuk hingga dirinya yang saat itu setengah sadar dari tidurnya terbangun dan segera untuk menyambut.

"Jessica Sajang-nim. Selamat datang." Ucapnya terburu sembari membenarkan rambutnya yang terlihat seperti orang yang bangun tidur. Jessica menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya, meminta Ha Joon untuk mengecilkan suaranya.

"Selamat sore manager-nim. Mohon maaf karena tidak mengabarkan terlebih dahulu aku akan kesini." ujarnya dengan suara yang sengaja dikecilkan. "Ini aku membawakan sedikit buah" tambahnya sembari menyodorkan parcel buah yang berukuran cukup besar itu. Jessica bergerak mendekat ke kasur rawat yang terletak disamping sofa tamu.

Perban di kepalanya sudah dilepas sejak satu hari yang lalu, namun masih ada kasa di kening kanan yang menutupi bekas jahitan. Tanpa disadari Jessica menggerakannya tangannya ke kepala Sinbi dan membereskan beberapa anak rambut yang terlihat berantakan kemudian mengusap kepalanya dengan perlahan.

"Bagaimana keadaannya hari ini?" tanyanya tanpa melepaskan perhatian dari Sinbi yang tangan kirinya masih terpasang infus.

"Jauh lebih baik, kemarin Sinbi masih mengeluh kepalanya sakit dan masih muntah-muntah, tapi hari ini tidak lagi."

"Muntah-muntah?" Jessica menghentikan kegiatannya dan memandang Ha Joon dengan tatapan bingung.

"Kata dokter, itu efek dari gegar otak Sinbi. Menurutnya, itu wajar terjadi, mungkin efek nya akan ada hingga satu minggu." Ha Joon berusaha menjelaskan.

Jessica terdiam dan kembali melihat Sinbi yang jika dia perhatikan memang dilihat dari beberapa sisi amat mirip dengan dirinya.

"Sajang-nim, apa perlu ku bangunkan Sinbi? Dia pasti senang melihatmu datang." Ha Joon bergerak mendekat ke sisi kanan ranjang namun belum sempat dia menyentuh Sinbi, Jessica lebih dahulu memotong.

"Jangan! Biarkan saja." Ucapnya terburu. "Ah, manager-nim, apa kau sudah makan? Karena aku sedang ada disini, pergilah makan ke kafetaria yang ada di lobby rumah sakit." pintanya,

Ha Joon yang terlihat bingung buru-buru menggelengkan kepalanya dan mengibaskan tangannya. Lagi pula, mana mungkin dia membuat seorang CEO menggantikan tugasnya. Namun, kalian harus tahu bahwa Jessica adalah orang yang pandai bernegosiasi, dia meyakinkan Ha Joon, berkata bahwa dia sangat tahu bagaimana manager sangat sulit untuk mencari waktu luang berdasarkan pengalamannya saat dirinya menjadi anggota GG dahulu. Dan bukankah manager harus sehat jika ingin menjaga artisnya. Setelah itu baru Ha Joon yakin untuk keluar mencari makan, itu pun dia berjanji tidak akan lama, setelah makan dia akan langsung kembali ke ruang rawat Sinbi.

Kini hanya ada Sinbi dan Jessica, dengan Jessica yang duduk di samping ranjang Sinbi, memegang tangan Sinbi dan mencium punggung tangannya.

~//~

"Manajer, apa hari ini ada yang menjagaku selain dirimu?"

"Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?"

"Ah, tidak, hanyasaja – tidak lupakan, sepertinya aku hanya bermimpi" 

terima kasih buat semuanya yang setia buat baca, ngevote, juga yang ngasih komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

terima kasih buat semuanya yang setia buat baca, ngevote, juga yang ngasih komentar. Aku ngehargai banget buat kalian semua ~ reader, gumawo.

Selamat berpuasa semuanya.

REVEAL THE UNTRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang