Tiga

3 1 0
                                    

Beberapa detik lamanya ruangan itu hanya diisi oleh keheningan. Apa yang baru saja Su Yeon katakan berhasil membekukan udara seketika.

Shok, tak percaya, bingung, merasa dibohongi. Itulah yang menyorot dari dua pasang mata di depan Su Yeon. Mata kakeknya dan mata Jae Woon.
Su Yeon tak ingin mencari tahu bagaimana mata Young Seon sekarang.

“A- aku tak mengerti apa yang terjadi di sini.” Young Seon-lah orang pertama yang bersuara, dengan jiwanya yang telah mengambang entah ke mana.

Kekasih?

Calon suami?

Kegilaan apa lagi ini?

Ia ingin meneriaki bos anehnya ini, tapi sekarang ia masih terlalu terkejut dan berakhir Young Seon hanya berdiri kaku dengan satu tangan yang masih dalam pelukan hangat sang bos.

Dan Su Yeon, ia tak boleh membiarkan Young Seon meracau seenaknya. “Ya, Sayang. Aku tau ini gila.” Dengan wajah yang masih ia buat penuh raut seperti wanita-wanita yang tersiksa di film drama, Su Yeon berpindah ke depan Young Seon lalu menangkup wajah tampan pegawainya itu dengan kedua tangan. “Aku tahu akan sulit mengatakan hubungan rumit ini pada semua orang terutama kakekku. Tapi, kita tak mungkin selamanya bersembunyi kan? Mungkin ini saatnya untuk memberitahu semua orang kalau kita saling mencintai. Percayalah, semuanya akan baik-baik saja.”
 
“Tidak, semuanya tidak baik-baik saja.”

Tsk!!! Pegawai bodoh ini tak mengerti juga. Ada sorot ketakutan dan terguncang hebat di mata Young Seon. Dan yang paling mendominasi, mata Young Seon sarat akan rasa jijik, terutama saat Su Yeon mengatakan soal cinta.

Posisi Su Yeon yang membelakangi sang kakek membuatnya bisa leluasa memberi Young Seon pelototan tajam yang seakan berteriak, ‘aku sedang berakting, bodoh!!!’

“Ini pura-pura, Young Seon!! Pura-pura!!! Bantu aku berakting!!!” Bentakan itu Su Yeon ucapkan dengan berbisik sepelan mungkin namun dengan wajah yang mengancam.
Butuh beberapa saat untuk Young Seon mencerna keadaan, mempelajari raut panik di wajah bosnya sebelum ...
Satu alisnya naik. Young Seon mulai paham ke mana jalan pikiran bos gilanya ini.

“Kau akan menyesal, Bos.” Young Seon berbisik sama rendahnya.

Entah hanya delusi Su Yeon, ia melihat satu sudut bibir Young Seon tertarik tipis. Apa laki-laki ini baru saja menyeringai? Masa bodoh, seringaian Young Seon bukan hal penting untuk ia perdulikan sekarang.        
 
“Kakek masih tak mengerti apa yang terjadi di sini.”

Ok, Su Yeon sempat lupa. Tidak hanya Young Seon yang bodoh ini yang harus ia atasi, tapi juga kakeknya. Secepatnya Su Yeon kembali ke samping Young Seon, kembali memeluk lengan pegawainya ini yang ... jujur saja, Su Yeon baru sadar kalau Young Seon punya lengan yang besar dan kuat.

Dan yang paling mengejutkan, kini eratan jemari Su Yeon mendapat balasan. Jemari Young Seon menyelip di antara jari-jarinya dan menggengam dengan erat. Su Yeon sampai harus menoleh ke bawah dan menyaksikan tangan mereka bertautan indah saking terkejutnya oleh kontak yang Young Seon buat. Syukurlah pegawainya ini mulai mengerti apa yang harus mereka lakukan.

“Well, Kakek. Akan ku perjelas ini. Selama ini aku menolak semua calon yang kakek berikan karena aku telah memiliki Park Young Seon. Sejujurnya kami sudah berhubungan selama dua tahun terakhir.” Saat menyebut nama pegawainya itu, Su Yeon sengaja menghaluskan suaranya, membuat nama Young Seon yang keluar dari bibirnya terdengar hangat dan penuh cinta.

Pandangannya beralih pada Young Seon yang juga menoleh pada Su Yeon, keduanya saling menatap beberapa saat dengan Su Yeon yang tersenyum lembut bak malaikat pada Young Seon. Senyum yang justru membuat Young Seon merinding. Ah, harusnya bosnya ini menjadi artis saja dari pada arsitek. Aktingnya bahkan bisa mengalahkan Sandra Bullock.

I'm the BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang