Empat

8 2 2
                                    

Suasana kantor seakan berubah saat Young Seon keluar dari ruangan sang bos. Kantor yang biasa hangat oleh sapaan ringan atau beberapa tepukan jahil dari rekan kerja yang melewatinya kini terasa aneh. Agak canggung, seakan beberapa mata di sekitarnya mengarah padanya.
Bukan, bukan seakan lagi. Tapi memang beberapa temannya kini menatapnya dengan sorot tak biasa.

Aneh, bingung, ada juga yang takut.

Young Seon berusaha tak memperdulikan itu saat melangkah ke mejanya yang tak jauh dari ruang Su Yeon. Namun ia tak lagi bisa bertingkah sok tak sadar saat melewati meja Wonho, rekan kerja yang mejanya berbatasan langsung dengan Young Seon.

"Pantas saja kau tahan menghadapinya selama empat tahun ini. Ternyata kau hanya menggunakan status babumu untuk menutupi status yang sebenarnya."

Itulah yang Young Seon dengar saat bokongnya bahkan belum menyentuh kursi. Meja mereka yang hanya tersekat tipis membuat komentar menggoda itu melayang dengan cepat pada Young Seon bahkan jika si pemberi komentar mengatakannya sambil duduk santai dan menyesap kopinya.

"Yak, Wonho!” Young Seon mengurungkan niatnya duduk di kursinya. Memilih berdiri dan meletakan tangannya di atas sekat. Gestur umum jika mereka sedang mengobrol satu sama lain. Young Seon sudah akan menjawab, ingin membual bebas, membuat rekan kerjanya iłu sekalian termakan hoax antara ia dan boss.

Sayangnya obrolan iłu harus terpotong oleh seorang wanita yang entah datang dari mana tiba-tiba melabrak meja Young Seon.

Itu Hyesun, pacar no-2 Young Seon. Diberi label no-2 karena memang dia pacar muda Young Seon. Di ruang lain kantor ini masih ada pacar tua Young Seon. Si no-1.

"Oh, Sayang? Ka,”

Plak!!!

Sapaan lembut Young Seon malah mendapat tamparan telak dari si wanita, mendarat dengan amat keras di pipinya dan seketika menciptakan rasa panas yang tak hanya terasa di pipi namun juga ke kepalanya.

"JANGAN PERNAH MEMANGINGGILKU DENGAN SEBUTAN MENJIJIKAN ITU LAGI!”

Sontak, keributan mendadak dari teriakan itu membuat semua orang kantor yang tadi sudah move on dari Young Seon kini kembali menatap si lelaki tampan. Beberapa bahkan ada yang meninggalkan pekerjaannya dan mengarahkan ponselnya pada sumber keributan.

"APA-APAAN INI!" Young Seon ikut berteriak, memang siapa yang masih bisa tenang setelah ditampar di depan umum. Memalukan sekali.

"Harusnya itu pertanyaanku! Kenapa semua orang bilang kau adalah kekasih Nona Cho!!! Kenapa!!!" Suasana sepenuhnya menegang, si wanita mungkin terlihat ganas dengan teriakannya. Namun jika melihatnya dari sisi Young Seon berdiri, ada genangan tipis yang siap luruh dari matanya yang sudah memerah.

Sumber masalahnya dimulai saat tuan besar Cho keluar dari ruangan Su Yeon dengan membawa kabar baik bahwa cucunya dan sang karyawan ternyata berpacaran. Gosip itu segera merembat ke seluruh dinding kantor, menyebar seperti infeksi buruk yang mengejutkan semua karyawan hingga ke jajaran paling bawah. Termasuk dua kekasih Young Seon dan semua wanita yang pernah ia goda.

Kini dalam otak semua manusia di gedung itu tertanam anggapan, bahwa seorang Park Young Seon yang mereka kenal sebagai pria tampan yang keramahannya di atas batas wajar itu bukan hanya seorang penggoda ulung, tapi juga seorang maniak brengsek yang suka mempermainkan perasaan orang lain.

Dan lihat, sekarang Young Seon sudah membuat seorang wanita menangis.
'Jahat sekali.' Itulah yang tersirat kuat dari semua mata yang menyorot ke arah Young Seon.

"Aku bisa menjelaskan semuanya, Hyesun."

"Aku tak membutuhkannya! Kita sudah berakhir!" Saat mengatakan itu, si wanita merogo saku mantel kerjanya dan mengeluarkan sesuatu lalu melemparkannya pada Young Seon yang segera menangkap itu dengan sangat akurat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm the BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang