Seohyun menatap hamparan laut di sepanjang jembatan di pulau Jeju yang dia lewati. Sudah lebih dari empat tahun ini, dia berada di sini. Hidup dengan kesederhanaan dan kedamaian yang selama ini dia rindukan. Hidupnya yang dulu telah mati. Tidak ada lagi Seohyun sang penguasa atau apa pun itu.
Setelah kejadian itu, dia kembali mendapati informasi yang mengejutkan. Sang Nenek yang ternyata tengah menyusulnya di dalam hutan, mengalami kecelakaan tunggal yang mengenaskan. Membuat Jihyo meninggal bahkan sebelum dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Lalu, itu adalah awal mula dari segalanya. Perlahan Tuhan seolah tengah membantunya dengan mulai bermunculan bukti-bukti setiap anggota Zeopart yang bermain kotor. Ya, tidak semua anggota Zeopart berani memberikan tumbal, tetapi mereka hanya memberikan kesetiaan. Dari situ, Seohyun juga harus kembali menahan kesedihan karena peran orang tuanya yang terlibat terlalu dalam, apalagi jika mengingat para korban yang telah kehilangan nyawa.
Kedua orang tuanya kini harus mendekam di balik penjara untuk menebus kesalahan mereka. Sesekali Seohyun akan berkunjung, meskipun yang dia dapati hanyalah ucapan yang memojokkannya karena tega memenjarakan kedua orang tuanya itu. Di mana dia bahkan tidak tahu jika Jihyun lah yang meminta Hyunwoo dan Yesung untuk memanggil pihak kepolisian, sebelum kebakaran itu terjadi.
"Ayah!!"
Sebuah teriakan nyaring membuyarkan lamunan Seohyun. Membuatnya seketika menoleh dan mendapati Kyuhyun yang merentangkan kedua tangannya untuk meraup tubuh putri kecil mereka.
"Halo Sayang, bagaimana harimu hari ini?" tanya Kyuhyun antusias, menggendong putri kecilnya itu yang seketika berceloteh apa saja yang dia lakukan hari ini.
Seohyun tersenyum kecil melihat pemandangan itu. Dia sangat tahu Cho Jieun sangat mencintai ayahnya. Apa pun yang ayahnya katakan adalah benar. Maka tak heran, bagaimana semangatnya gadis itu bercerita pada Kyuhyun yang memang baru saja pulang dari restoran mereka.
Bahkan setelah ada beberapa harta benda yang disita, Seohyun dan Kyuhyun lebih memilih untuk meniti karir mulai dari awal. Keduanya memilih untuk membangun sebuah restoran yang kini fokus mereka kembangan. Tanpa mau menerima bantuan dari para Zeopart family yang memang masih begitu baik padanya. Bahkan Seohyun pun memutuskan untuk membagi saham Zeopart yang lain, demi menebus dosa kedua orang tuanya. Yang lagi-lagi membuat mereka tak ingin menemui Seohyun sama sekali.
Padahal Seohyun berpikir, bagaimana pun juga Zeopart memang seharusnya tidak dijadikan perusahaan keluarga, tetapi bisa dimiliki siapa saja. Maka dari itu, dia tidak ingin terlibat kembali di perusahaan itu. Meskipun dia masih memiliki saham di sana, begitu pun dengan Kyuhyun. Keduanya juga masih mendapati kiriman uang yang kini, baik Seohyun dan Kyuhyun lebih memilih untuk menyumbangkan ke yang membutuhkan.
Hidup mereka di sini juga sudah sangat tenang dan bahagia.
"Ayo pulang, aku sudah memasakkan sesuatu yang spesial. Ah, kita juga kedatangan tamu spesial." ujar Seohyun, menggandeng salah satu lengan Kyuhyun yang sibuk menggendong si kecil.
Keluarga itu berjalan santai menyusuri jembatan menuju rumah kecil mereka. Di mana itu merupakan sebuah vila milik Seohyun.
Begitu sampai di rumah yang sederhana tetapi nyaman itu, Kyuhyun mendapati beberapa orang yang dikenalnya menyambut dengan heboh. Termasuk si pasangan muda yang kini terlihat bahagia, Taeyong dan Yeri. Dulu, Taeyong tidak pernah menerima Yeri sama sekali. Tetapi lihat, saat ini keduanya tetap menjadi pasangan. Bahkan Taeyong memamerkan sebuah undangan pernikahan yang membuat Kyuhyun tertawa lebar.
"Kalian bahagia di sini? Tidak ingin kembali ke Seoul?" tanya Yesung sambil menyesap minumannya tenang.
"Nanti, kami belum berpikir untuk kembali ke Seoul." jawab Kyuhyun santai.
"Tetapi Jieun ingin ke Seoul, Ayah. Kata teman Jieun, di Seoul sangat luas! Bahkan banyak permainan yang sangat seru!" celoteh Jieun yang mengundang tawa mereka.
"Baiklah, nanti Ayah cari waktu agar Jieun bisa bermain di Seoul sepuasnya."
Ya, inilah yang Seohyun inginkan. Kehidupan yang damai dan tenang, tanpa beban seorang penguasa. Meskipun dia tahu bahwa hingga saat ini, masih sulit mencari permintaan maaf dari kedua orang tuanya yang kecewa atas keputusannya itu.
****
Sosok perempuan yang membalut kakinya dengan selimut itu menatap matahari terbenam dengan perasaan damai, hingga sebuah tangan membelai kedua bahunya lembut.
"Kau tidak ingin masuk?" bisik seorang lelaki itu lembut.
"Anginnya mulai kencang." lanjutnya yang kini mengundang tatapan dari wanita itu yang menoleh dengan senyum manis.
"Sebentar lagi, matahari kali ini terlihat sangat cantik." jawabnya lembut.
Hyunwoo, mengangguk singkat. Menemani sang Istri yang tengah menikmati matahari terbenam, meskipun sudah mereka saksikan ribuan kali selama beberapa tahun ini.
Jihyun, wanita itu duduk di atas kursi roda dengan tenang. Dia dulu mengambil keputusan sepihak dengan menyerahkan diri, tetapi entah kenapa dia bisa selamat. Yang dia ingat waktu itu, hanyalah dia terbakar dan semua gelap. Tetapi begitu dia membuka mata, dia melihat Seohyun yang seketika menangis keras penuh rasa lega.
Dia tahu, selama dia tidak sadarkan diri, sang Nenek telah meninggal dunia. Sebuah pukulan yang membuat baik Seohyun dan Jihyun merasa begitu kehilangan. Apalagi ditambah dengan ditangkapnya keduanya orang tua mereka dan beberapa anggota Zeopart yang lain, semakin membuat keduanya merasa bersalah. Tetapi, mungkin inilah yang terbaik. Karena setelahnya, kehidupan mereka berjalan dengan begitu baik.
"Ayo, matahari sudah terbenam dan angin malam tidak baik untukmu." ujar Hyunwoo, mulai mendorong kursi roda itu perlahan menuju rumah kecil mereka. Kini keduanya memang memilih untuk pergi jauh dari Seoul, sekaligus untuk memulihkan keadaan Jihyun yang tidak dapat berjalan semenjak kebakaran itu. Tetapi dia bersyukur, ternyata Tuhan masih memberikannya kesempatan kedua dalam hidup dan tidak akan disia-siakannya kesempatan itu.
"Ah, kita juga harus bertemu dengan Dokter Mila untuk mengecek kandunganmu." ujar Hyunwoo senang.
"Kita belum memberikan kabar ini pada Seohyun." jawab Jihyun.
"Tenang saja, akhir tahun nanti dia akan ke sini dan kita akan memberikan kado natal untuknya. Berupa berita gembira ini." Jihyun tersenyum dan mengangguk setuju.
Kedua orang itu berjalan menyusuri jalan menuju rumah kecil mereka dengan sedikit bayang-bayang matahari yang akan benar-benar tenggelam sepenuhnya dengan senyum di bibir keduanya.
END
Yeeeeyy akhirnya ending
Semoga puas ya
Akhirnya beban daily hilang sudah
Makasih buat semua yang setia baca ff gaje ini
Entah darimana aku dapat ide pesugihan ini wkwkwkw
Tapi pokoknya seneng deh masih ada yg setia baca dan lain sebagainya
Tungguin aja di next project daily
Eh nggak bikin daily dulu
Jadi stay toon aja ya sama ff seriesku yang PLAYNG WITH FIRE
Oke sekian deh
Thank youu
I lope you pulll
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disease [Complete] ✅
FanfictionYou make me wanna love, hate, cry, take, every part of you. You make me wanna scream, burn, touch, learn, every part of you. ..... ✨ Original Story © VeeSkyBlue11 Started : 16 Juli 2020. Finished: 02 April 2021.