Kyuhyun menyandarkan tubuhnya pada kursi di ruang kerjanya dengan hembusan napas panjang, dirinya mulai memikirkan perkataan Yerim tempo hari. Memang benar, jika dirinya terkesan main-main. Tetapi bukan tanpa alasan Kyuhyun berani melakukan hal itu, dia hanya ingin sedikit mengancam Seohyun dengan pertunangannya agar wanita itu mau sedikit saja terbuka dengannya. Berbagi apa pun yang Seohyun rasakan atau harus hadapi.
Sayangnya, Seohyun masih bungkam. Bahkan wanita itu sendiri yang selalu mendatangi Kyuhyun, meskipun Kyuhyun menerimanya dengan tangan terbuka tetapi Seohyun masih tak mau mengatakan beban yang harus dipikulnya. Maka dari itu, Kyuhyun memilih untuk menunggu saat wanita itu siap, dia yakin Seohyun mempunyai alasan kenapa dirinya menolak lamarannya itu.
Tetapi sepertinya rencananya kali ini akan cukup sulit, apalagi mengingat ancaman dari sosok Yerim, semua tidak akan berjalan mudah. Bahkan jauh sebelum mereka tahu, Kyuhyun sudah menyadari jika kedua orang tua Seohyun lebih mementingkan harta mereka daripada perasaan kedua putrinya itu.
Kyuhyun menghembuskan napas panjang, merasa lelah akan semuanya. Akan perasaannya, akan situasi yang dialaminya bahkan termasuk masalah perusahaan atau hotel. Lelaki itu memilih untuk beranjak meninggalkan kursi kebesaran miliknya, saat menuju ruang bersantai dirinya sayup-sayup mendengar suara percakapan yang sangat dirinya hapal.
"Apa tidak bisa kita membujuk Kyuhyun untuk membatalkan pertunangan ini?"
"Kita bisa apa? Bukankah Jihyun lebih baik dari Seohyun?"
Kyuhyun memilih untuk tetap diam dan bersembunyi di balik tembok, mendengarkan dengan jelas apa yang dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu. Bahkan Kyuhyun dapat mendengar hembusan napas panjang Hanna.
"Kita keduanya, bahkan jika bisa kita tidak terlibat kembali dengan keluarga Seo atau bahkan para Zeopart lainnya. Kau tahu dengan pasti, rasa bersalah dan rasa takut itu selalu menghantuiku." jelas Hanna pelan.
"Kau benar-benar ingin keluar dari lingkaran Zeopart?" tanya sang suami, Kwanghee
Hanna menatap Kwanghee dan mengangguk yakin, membuat lelaki paruh baya itu menghembuskan napas panjang. Seolah baru saja menentukan pilihan yang teramat berat.
"Kita akan mencobanya, meskipun kita tahu ini akan menjadi hal sulit."
Kyuhyun terdiam dengan pemikiran bingung, sebenarnya apa yang dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu? Ada apa dengan Zeopart dan keluarga Seohyun? Kenapa seolah-olah mereka sangat takut? Apa itu semua berhubungan dengan Seohyun yang terpilih menjadi penguasa Zeopart?
Kyuhyun benar-benar tak mengerti arti semua itu.
*****
"Putri? Ada Nyonya besar ingin bertemu."Seohyun menatap bayangannya dalam balutan dress sederhana pada cermin dengan wajah dingin, dirinya tahu cepat atau lambat pastilah neneknya akan segera menemuinya atas masalah meeting yang dirinya undur itu.
Dan terbukti bukan? Kini Jihyo sudah berada di kediaman keluarga Seo.
Tak ingin berlama-lama, Seohyun segera beranjak untuk menyapa Jihyo yang ternyata sudah di temani oleh kedua orang tuanya.
"Ah itu Seohyun, ayo beri salam pada nenek." ujar Yerim dengan senyum palsunya.
Seohyun yang tak ingin berbasa-basi segera membungkuk dan memberikan sapaan sebagaimana yang selalu diinginkan oleh Jihyo.
"Duduklah di sini nak, bagaimana keadaan Zeopart? Aku dengar, kau bahkan menunda pertemuan dengan investor demi menyelidiki masalah di Hotel yang berada di Jeju. Apa kau pulang setelah menangkap pelaku korupsi itu?" tanya Jihyo tenang selagi menyesap teh miliknya.
"Halo nenek, kabarku baik-baik saja. Aku kelelahan mengurus perusahaan besar itu tetapi hingga detik ini aku berusaha melakukan yang terbaik. Nenek tidak perlu mengkhawatirkan keadaanku, aku akan menjaga kesehatanku dengan baik." jawab Seohyun tanpa menjawab pertanyaan Jihyo sama sekali.
"Seohyun, bicaralah dengan sopan-" tegur Yerim.
"Ah tidak masalah, sepertinya Seohyun tidak begitu baik hingga berkata demikian. Kalian jangan terlalu memaksakannya, jika dia terus seperti ini Jihyun yang akan menggantikan posisinya. Kau sangat tahu itu bukan Seohyun?" potong Jihyo tenang.
Seohyun tersenyum tapi tak sampai pada sudut matanya dan menatap Jihyo berani sebelum menjawab, "tentu saja aku tahu nenek, jika tidak saat ini bukan aku yang akan duduk di hadapanmu."
"Kau benar-benar tumbuh dengan cukup berani, baiklah lupakan saja tentang perusahaan. Bagaimana dengan pertunanganmu dan Hyunwoo? Jangan sia-siakan sosok yang akan berperan penting bagi kita itu." Lagi-lagi obrolan yang memuakkan bagi Seohyun.
"Dia memang berperan penting bagi perusahaan, tetapi tidak dalam hidupku."
"Apa maksudmu itu, bukankah kau menolak Kyuhyun hanya untuk Hyunwoo?"
"Sepertinya nenek salah sangka, aku tidak menolak Kyuhyun jika keadaannya berbeda. Dan untuk Hyunwoo, dia sangat berpotensi untuk keuntungan Zeopart tetapi bukan untuk menjadi bagian dari hidupku." jelas Seohyun tenang.
"Lalu apa yang akan kau lakukan saat beberapa waktu lagi, Jihyun akan menjadi tunangan Kyuhyun?" tantang Jihyo tenang.
Seohyun tersenyum kecil dan menatap Jihyo, "Nenek tidak pernah tahu apa yang akan kulakukan untuk itu, jadi nikmati saja makan siang nenek. Aku harus bertemu dengan Cleo Group untuk kontrak baru kita." Setelahnya tanpa menunggu lagi, Seohyun beranjak pergi dengan wajah dingin.
Sebelah tangannya segera menghidupkan ponsel untuk menghubungi seseorang.
"Aku tunggu di apartemenmu." ujar Seohyun begitu sambungan teleponnya diangkat dan secepat itu pula sambungan itu terputus.
Haruskah Seohyun mengatakan semuanya pada Kyuhyun saat ini dan meminta bantuan lelaki itu?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disease [Complete] ✅
FanfictionYou make me wanna love, hate, cry, take, every part of you. You make me wanna scream, burn, touch, learn, every part of you. ..... ✨ Original Story © VeeSkyBlue11 Started : 16 Juli 2020. Finished: 02 April 2021.