1.1K 180 23
                                    

Semenjak jongho dan yeosang memutuskan balik kampung, kini komplek cianjay menjadi semakin ramai.

Dikarenakan wuyong yg senantiasa berteriak.
Selalu seperti itu.
Uyong tidak akan bebas berteriak jika ada yeosang di dekatnya.
Yeosang tak segan segan akan menjambak mulutnya.

"KAK YUNHOOOO"

"KAK HWAAAAAA YUHUUUU"

seperti saat ini. Wuyong yg berteriak dari rumah yunho hingga kerumah seonghwa.
Tak tau apa yg dipikirkan anak ini.

San sudah terlalu lelah untuk mengejar wuyong yg larinya ngebut.

"Uyong adaa apa ribut ribut?"

"KAKKK YUYUUUUUU" uyong berlari ke arah kakak tersayangnya.

"Ya ampun kamu gemes banget sihhh" ucap yuyu sembari mencubiti pipi uyong.

"Kak yuyu mau kemana??"

"Ke rumah kak hwa, mau ikut?"

"Ikuuuttttt"

Yunho dan wuyong pergi ke rumah hwa, dan meninggalkan san yg masih sibuk mengatur napas akibat berlari.

"Yun mingi ada di home gaks?" Teriak san alay.

"Ada lgi ngepet, sana join" yunho teriak sembari memegangi lengan uyong takut ngedubrak katanya. Maklum mak mak bunting.

Mendengar fakta bahwa mingi sedang mengepet di rumah maka san langsung ngebut mendobrak pintu mingi.

BRAKK

"ASSALAMUALAIKUM WAHAI BAPAK MINGI YG TERHORMAT TAPI MEMILIKI JIWA HELLO KITTY!"

Tidak ada jawaban.

San heran kemana teman seperjametannya satu ini.

San melangkah maju dan mengecek di seluruh penjuru rumah.
Atensinya tertuju pada bilik kamar mandi yg pintunya tak tertutup rapat.

Ia mengintip. melupakan mitos bahwa mengintip orang akan mengakibatkan matannya mengalami bintitan. Terlebih lagi dikamar mandi.

Ngintip dikit doang. Gitu katannya.

"Mingi ngapain anjir" Bisik san.

"Ga tau ngapain"

"Allahuakbar mas hongjoong jgn bikin aku terkaget kaget dong"

San kaget pasalnya hongjoong tiba tiba sudah berada disebelahnya.

"Diem aku mau menyedot aura negatip disini"

"Oh oke silahkan mas"

Hongjoong mulai menyedot hingga lubang hidungnya terbuka lebar.
San mundur takut jika dirinya akan tersedot juga.

Setelah dirasa ritual hongjoong sedot menyedot sudah selesai. San mulai mendekat.

"Gimana mas?"

"Mambu telek san" ucap hongjoong sembari menampilkan raut  wajah sendu.

Hongjoong berharap ia menemukan setan atau apapun sejenisnya. Namun ia malah disuguhi aroma tak sedap yg membuat lubang hidungnya menciut seketika.

Demi apapun hongjoong ingin pulang.

San menahan tawa.
Dia tak sanggup melihat muka hongjoong yg memelas minta di gedik.

"San kamu ga nyium bau tah?"

"Nggak mas aku lgi pilek"

Ah sial, hongjoong harus merasakan bau tak sedap ini sendirian. Andai ada jongho mungkin ia akan berbagi aroma ini dengannya.

"Aku penasaran ama mingi dia ngapain di kamar mandi"

"Jgn jgn dia lgi nganu san?!"

"Ssttt!" Tegur san sembari membekap mulut hongjoong yg berisik kya lambe turah.

San sedikit membuka pintu kamar mandi.
Dan mengintipnya lagi.

Kini ia mendapati mingi yg tengah duduk bersila sembari terpejam, ditemani 2 buah lilin disisi kanan kirinya.

"Ming?"

Mingi membuka matanya
"Loh kok babi ku balik?, Sono cari duit"

"Wah anj!"
Hongjoong bersiap ingin memukul mingi ia tak terima jika dikatai babi.
Namun dihadang san yg tengah cekikikan.

"Ngapain lo ming? Sesat lu ah" ucap san sembari mengupil.

"Apa sih.. aku cuma mau ngetes aroma lilin terapi ini"

"Tapi kenapa harus dikamar mandi ogeb"

"Like like me lah!" Mingi berujar sembari meniup lilinnya.

"Heh warung kopi yok, gw traktir"

"Aku ijin ke uyong dulu ya mas"

"Ah lu mah mental cupu" teriak mingi dari arah kamar

"Kau juga anj!"

"Udah lah kita ijin aja rame rame, tadi istri lu pada juga lgi nongki dirumah, bahas Tupperware keluaran terbaru"

"Hayok lah"

San dan hongjoong keluar dan disusul mingi.

Kini mereka sudah sampai di depan rumah hongjoong, tpi tak ada satu pun dari mereka yg berniat melangkahkan kaki kedepan.

Sekelebat bayangan mingi yg tinggi di balik gorden membuat seonghwa melirik ke arah pintu.
Hanya bayangan mingi yg nampak 2 makhluk lainnya tak nampak pasalnya mereka sifatnya kaya jin.

"Yun suami mu tuh"

"Eh?"

"Kenapa ming?"

"EH KAGET!" teriak hongjoong

"Loh ada hongjoong ama san juga"

"Eh iya yun"

"Kenapa kalian"

"Anu yun mau ijin ke warung kopi di depan boleh?"

"Halah!!! Kau mau ngintipin janda sebelah kan?!" Teriak seonghwa dari dalam rumah sembari membolak balik buku Tupperware.

"Ngga say beneran deh cuma ngopi doang ko"

Ada tampang curiga di raut wajah seonghwa, tapi raut itu hilang setelah melihat Tupperware yg lutchu nan imoet.

"Terserah tapi beliin aku Tupperware ini!"
Balas seonghwa sembari menunjuk sebuah tempat yg lumayan banyak.

Hongjoong mengintip sedikit sesuatu yg ditunjuk seonghwa.

Ia menjerit dalam hati setelah melihat harganya.

"Apa? Ga mau? Jgn harap bisa nongki diwarung klo gitu!"

"Iya say iyaa"

Melihat seonghwa yg akan dibelikan Tupperware baru membuat wuyong ingin juga meminta sesuatu dari san.

"By aku mau dufan yaaa"

San bernapas lega karena bermain didufan tak semahal Tupperware yg diminta seonghwa.

"Siap klo cuma dufan mah"

"Beliin dufannya."

Jantung san seketika menciut.

"Main aja ya disana by" mohon san

"Ga mau pokoknya beli dufannya!"

"Main aja ya sepuasnya deh yaa yaa"

Uyong menimang nimang tawaran san.

"Hmm yaudah deh"

Dibanding seonghwa dan uyong. Yunho justru hanya meminta sesuatu yg baginya tak mewah.

"Ming.."

"M-mau minta apa sayang?"

"Aku nnti klo lahiran mau om Deddy Corbuzier dong yg jadi bidannya"

Kaki mingi mendadak lemas.

Mereka bertiga melebur.

Tak sanggup menahan ini.

Benar benar tetangga senasib.



TETANGGA SENASIB || AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang