"Ketakutan seseorang kebanyakan berasal dari penyesalan terbesar dalam hidupnya."
- Yuwen Zhu Er -
•••
Wei Jing Xuan menatap seluruh para pelayan yang berdiri sejejer dengan kepala menunduk di hadapannya. Ia mengerutkan kening sedikit. Heran sekaligus bingung.
Di sampingnya ada Yuwen Zhuting yang juga sedang berdiri tidak jauh, menatap ekspresi sang anak lagi kebingungan.
Yuwen Zhuting terkekeh, dan bersuara, "Oh, mereka adalah para pelayan yang akan mengurusmu mulai sekarang." Ucapnya menjelaskan.
Tidak ... tunggu!
Totalnya ada sekitar delapan pelayan..?!
Sebanyak ini hanya untuk mengurus keperluan sehari-harinya?
Wei Jing Xuan melongo, mata bulat ia berbinar tampak polos.
Sementara Yuwen Zhuting tertawa kecil melihatnya. Wei Jing Xuan menoleh ke arah sang ayah.
Ia berkata untuk membalas, "Ayah, sebanyak ini..?" Tanya Wei Jing Xuan tak percaya.
Yuwen Zhuting tersenyum seraya mengangguk, dirinya menjawab, "Ya, tentu saja. Mereka sudah ayah beli untukmu. Apakah kurang, nak? Ayah akan mempersiapkan lebih banyak untuk dirimu."
Wei Jing Xuan lantas segera berseru, "Tidak, tidak! Tidak perlu ayah. Ini sudah terlalu banyak, aku hanya cukup dua." Tolaknya dengan halus dan lembut.
Menghela nafas pelan, pria paruh baya tersebut mengatakan, "Baiklah, kalau itu maumu. Nah ... kemudian pilih, dan biarkan sisanya untuk dieksekusi."
Seluruh pelayan berlutut, sampai menjatuhkan kepala mereka pada lantai yang menimbulkan sedikit suara benturan keras.
"Nona muda, kami mohon padamu..! Tolong selamatkan kami!" Seru para pelayan serentak.
Wei Jing Xuan terkejut, kedua bola matanya melebar. Detak jantung ia berdebar dengan cepat, serta reaksi tubuh yang membeku.
"Ayah ..." ucapnya pelan dengan pikiran yang masih mencerna.
"Nona, kami mohon..! Tolong selamatkan kami!!" Seru salah satu pelayan yang mulai terdengar isak tangis karena merasa ketakutan.
Yuwen Zhuting sekali lagi menghela nafas pelan, ia berujar, "Zhu'er, ayah membeli mereka dan dipersiapkan untukmu. Jika mereka bahkan tidak menarik minatmu untuk dijadikan pelayan, lalu untuk apa ayah membiarkan mereka hidup?"
" ... Ayah bukanlah seseorang yang bermurah hati dengan membuang uang begitu saja. Kau paham, kan?" Tambah Yuwen Zhuting menegaskan.
Wei Jing Xuan paham. Ia mengulum bibir yang kemudian menjawab, "Zhu'er paham, ayah." Balasnya seraya menganggukkan kepala kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan | On Going
FantasyLegenda mengatakan, jika roh murni mahadewa kedamaian rusak. Yang mengakibatkan spiritualnya terbagi menjadi Yin-Yang untuk melakukan pereinkarnasian dan menjalankan cobaan langit agar mendapatkan kembali gelar suci mahadewanya. Empat era, meliputi...