"Hi lii ling tim ni si, liv, hiw ir yiii?"
"BHAHAHAHAHAHAH," Ezra benar-benar tidak bisa menahan tawanya lagi, sungguh kali ini ia membiarkan saja para karyawan kantor tempat mereka bekerja kemudian kepo dengan pembicaraan mereka. Setelah tadi akhirnya mereka bertemu dengan agensi yang akan menjadi client mereka kali ini, June, Lea dan Ezra akhirnya kembali ke kantor dan mulai merencanakan timeline kerja, agar tidak bentrok dengan jadwal pemotretan yang lain.
"Kesel, gue!" umpat Lea dengan sangat berapi-api.
Ezra sumpah mati harus menelan tawanya yang hendak keluar lagi, saat ia ingat bahwa bisa saja suara gelaknya itu kemudian memancing keingintahuan June, walau kemungkinannya hanya sekitar 1:10.000 semenjak laki-laki itu tidak terlalu peduli dengan apapun selain pekerjaan dan adik satu-satunya.
Ah, dan juga Bobby, suaminya.
Tapi, kan, ini sudah jelas sekali menyangkut suaminya?
"June tau?"
"Enggak tau, gue..." jawab Lea dengan mimik wajah setengah memberengut, sungguh ini seperti dirinya yang ketangkap basah sedang melakukan sesuatu yang tidak baik, "kalau gue kasih tau artinya gue ngelangkahin Bobby, kan, ya?"
Apa, enggak?
Lea terdiam sebentar, lalu tiba-tiba membulatkan kedua matanya, "lo," ia mengacungkan telunjuknya ke hadapan hidung Ezra, "awas kalau ngasih tau June, ya??"
Tentu, Ezra bukan tipe orang yang menyenangi skandal seperti ini. Untuk apa? Tidak ada untungnya untuk dirinya pribadi. Namun rasanya kali ini ia berubah pikiran. Ia seperti memiliki celah cukup licik semenjak gadis yang memang ia sukai sejak awal mereka menjadi satu team itu, terlihat ketakutan sekali bahwa dirinya akan membocorkan rahasia ini kepada June. Jadi, ia memutuskan untuk mengambil sedikit kesempatan.
"Ada imbalan nya, dong..."
"Hm?" Lea menyipitkan matanya penuh dengan raut curiga, "apa?"
Ezra kemudian mendekati gadis itu dan memonyong-monyongkan bibirnya dengan sangat lucu. Sontak membuat Lea mengubah mimiknya yang tadi penuh dengan ancaman kemudian berganti menjadi sangat ketakutan.
"Heh! Ngapain lo begitu??"
"Sebagai upaya gue aja biar lo inget kejadian di Amsterdam," jawab Ezra lalu semakin mendekatkan dirinya lagi ke arah Lea.
Wajah Lea berangsur menyemu. Kendati tubuhnya menjauh, isi kepalanya malah kembali memutar kejadian yang harus nya tidak perlu ada itu.
"Kejadian apa?"
June tiba-tiba muncul di antara mereka. Belum sempat Lea menjawab, Ezra sudah membuka mulutnya lagi, "itu, model yang tadi," kalimatnya berhenti.
"Oke, iya," Lea menutup belah bibir Ezra dengan sangat cepat menggunakan kedua tangannya, takut-takut Ezra kemudian meneruskan kalimatnya yang terpotong barusan.
"Hm? Iya apa?" tanya Ezra berpura-pura tidak mengerti. Lea benar-benar sangat menggemaskan.
Gotcha!
Ingatkan Lea untuk tidak lagi mabuk dan kemudian sangat out of control di dekat laki-laki bernama Ezra Perdana ini. Lagi-lagi wajahnya menyemu.
Bukan berarti gue nyesel juga, sih. Tapi, kan...
"Imbalan lo," jawab Lea akhirnya masuk dengan suka cita ke dalam permainan yang diciptakan oleh Ezra.
"Imbalan apaan?" June benar-benar berubah menjadi orang yang ingin tahu, mari kita salahkan Bobby. Kepribadiannya benar-benar berubah sungguh drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
R e n d e z v o u s . 2 - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
FanficHappily Ever After? R e n d e z v o u s • - Sequel 💙💜 Disclaimer: Some part of it is based on a true story from my gaycouple friends. 🔞 BXB Yaoi Boyslove A lil bit fluff A lil bit harsh words Enjoy! Yang enggak suka, jangan dibaca ya!