Tepat pada jam makan siang (y/n) mentraktir kelompok yang dipimpin oleh Aki, tidak lain ialah Yura dan Taro. Kedua kawan yang sibuk mengoceh saat makan bahkan sempat menyebabkan keributan kecil.
Meski (y/n) yang mentraktir namun makanan yang dipesan Taro serta Yura tidaklah murah pada akhirnya (y/n) harus membayar lebih dari delapan ratus ribu.
Setelah Yura dan Taro pergi barulah Aki mendekati (y/n).
"Apa kau kelelahan?"
"Huh, tidak." jawab (y/n) dengan cepat.
"Kata Makima-sama aku harus berhati hati mulai sekarang. Oh ya, Makima-sama memanggilmu keruangannya besok pagi." Jelas (y/n) sambil tersenyum.
"Berhati hati? Apa ada yang perlu dicemaskan?"
"Sebenarnya.. Aku tidak bisa terus menerus diterpa sinar matahari, ini adalah alasan kenapa aku lebih menyukai hujan ketimbang melihat langit yang cerah. Dan juga salah satu alasan kenapa aku selalu memintamu untuk membawa payung pada siang hari, hahahaha.. Padahal tidak hujan tapi maafkan aku karena merepotkanmu." (y/n) tertawa karena mengira perkataannya adalah lelucon sementara Aki hanya tersenyum dan memerhatikannya.
"Apa kau butuh sesuatu?"
"Huh, ah- tidak perlu Aki, Aku akan pulang sekarang."
"Diluar hujan, kau yakin akan pergi sendirian?"
"Memangnya Aki mau menemani?"
"Ya."
"Eh,," (y/n) tidak bermaksud serius tapi malah terdiam karena jawaban Aki yang serius.
"Hari ini aku lupa membawa payung, besok aku tidak akan lalai kembali."
"Tidak apa Aki, Terus berada disamping Aki adalah hal tidak bisa dilalaikan ketimbang payung."
Aki tersentak mendengar ungkapan (y/n) seketika ia memegang dadanya kemudian tersenyum.
"Yah, kurasa kau benar" gumamnya.
(y/n) berjalan di genangan air sembari tertawa memancarkan air kesana kemari karena pijakannya. Aki hanya melihatnya secara terus menerus. Ia takut dengan ucapan Makima.
Ia takut kehilangan seseorang kembali.
Aki memeluk (y/n).
"Aki? Apa kau baik baik saja?"
"Tolong sebentar saja."
"Ah, baiklah."
Lebih dari perkiraan Aki, (y/n) mengusap pungung dan rambut Aki.
"Aki kau harus ingat satu hal,
Jangan lupakan aku."