II

2.7K 239 42
                                    

Paginya, aku terbangun seperti biasa. Ada sedikit cahaya berhasil menerobos tirai jendela. Pantas saja sebagian dari wajahku merasa agak panas. Jam berapa ini? Aku mendongak untuk melihat ke jam putih yang ada di dinding sebelah kiriku. Jam 8:23 pagi. Ini berarti... aku kesiangan.

Aku menjambak rambutku. Sial, aku mau bunuh diri saja kalau begini.

Aku menghela napasku perlahan-lahan. Tenang Q, tenang, ujarku kepada diriku sendiri. Aku tersenyum tipis. Ini bukan akhir dunia. Aku hanya kesiangan. Sekarang, berdiri. Ya. Lalu buka tirai jendela itu. Sekarang buka jendelanya. Biarkan udara hangat di luar masuk ke kamar. Aku melihat ke arah jam lagi. Jam 8:25. Waktu terasa begitu cepat. Mandilah Q, badanmu bau.

Aku mengambil beberapa pakaian dari laci bajuku, lalu mengambil handuk yang tergantung di pagar balkoni. Handuk coklat yang hangat karena terkena cahaya matahari. Aku pun memasuki kamar mandi. Kugantung baju dan handuk yang kubawa. Kubasahi wajahku, mengusapnya, dan menatap wajahku di cermin. Pipi kananku agak merah, mungkin karena cahaya panas matahari tadi. Ketampananku kini berkurang.

Aku melepaskan seluruh pakaian yang kupakai sebelumnya, melemparnya kepojok kamar mandi, dan menyalakan shower. Air yang dingin membasahi tubuhku dengan cepat. Q, sekarang kau harus mencari alasan mengapa kau terlambat ke sekolah.

1. Tadi malam aku berkelahi dengan adikku. Kau tau adikku seperti apa bukan? Yah, semalam dia memukulku dan aku baru sadar pada pagi hari. Haha, anak kuat yang menyebalkan!

Itu sama saja dengan kesiangan, dasar bodoh. Hm....

2. Di depan rumahku tadi ada sepasang suami istri yang baru saja bunuh diri bersama. Aku merasa kasihan kepada mereka, jadi aku mengambil mayat mereka berdua dan menguburnya. Mereka terlihat romantis, mati sambil berpegangan tangan. Aku terharu melihatnya....

Erm... tidak, mereka akan mengecek ke polisi nanti.

3. Aku sudah tidak bisa berpikir lagi.

Argh, aku sangat benci berpikir pada pagi hari!

Aku menyabuni diriku dengan cepat lalu segera membilasnya. Selesainya, aku langsung mengeringkan tubuhku dengan handuk dan segera mengenakan celana panjang hitamku dan kemeja putihku.

Baik Q. Sekarang kita sarapan, dan hindari dirimu dari melihat ke jam.

Aku membuka kulkas di dapur. Semuanya makanan beku. Aku tidak punya waktu untuk memasak. Lebih baik aku membeli makanan saja di tengah jalan nanti. Aku menutup pintu kulkas itu keras-keras. Hatiku terus merasa tidak tenang. Tanpa sengaja, aku mendongak dan melihatnya....

8:34

Aku menampar pipi kananku sekeras-kerasnya. Panas! Telapak tanganku dan pastinya pipiku sudah terlihat sangat merah sekarang. Berapa lama aku mandi tadi?!

Baiklah, tas selempang hitamku sudah ada di meja makan, dan hanya itu yang kubutuhkan. Aku langsung menyabetnya dan berlari ke pintu. Aku mengambil sepatuku dari rak yang ada di sebelah pintu. Kukenakan sepatuku langsung. Mengenakan kaus kaki hanya untuk pemula.

Aku membuka kunci pintu lalu membukanya. Kucabut kunci itu dan kukunci pintu dari luar.

Ok. Tutup matamu Q. Sekarang tarik napas dalam, keluarkan. Benar Q. Kau sudah melakukan tugas pagi ini dengan benar.

Sekarang buka matamu. Lihat ke sekeliling.... Ada pintu pagar yang terbuka, jalanan beraspal, satu pria yang tergeletak di tengah jalan dengan kepala yang berdarah-darah dan kelihatannya masih hidup, dan.... Dan.... Temukan yang janggal Q, temukan!

Oh tidak.

Lem, kau pasti bercanda.

Kulihat sepeda abu-abuku yang biasa kugunakan ke sekolah sudah terbelah dua. Salah satu rodanya hilang. Dan terlihat sekali besinya baru saja dingin sehabis dilelehkan. Yah, kelihatannya aku harus pergi berjalan kaki...? Ya, aku harus berjalan ke sekolah. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri kalau aku harus bekerja hari ini.

Pohon Abadi [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang