After Wedding

3

Mungkin ini hari yang buruk bagi Hera. Setelah kemarin dia melewati berbagai kejutan dari Rick, dan sekarang seakan dia kembali pada kehidupan lamanya.

"Why? Kenapa kau bisa kemari Laura? Kalau untuk alasan berlibur, tak perlu juga mengunjungi rumah Rick kan?"

Hera bersedekap dada, menatap penuh intimidasi pada Laura yang tengah berdiri dihadapannya. Oh ayolah, ini masih pagi dan Hera sudah harus berhadapan dengan setan berwajah manusia.

Yang benar saja. Karena kedatangan Laura kemari, itu membuat aktivitas panas Rick dan Hera di pagi hari menjadi terganggu. Rick sendiri kesal dan memutuskan pergi ke kamar mandi. Sedangkan Hera, turun dan harus menemui Laura. Ya walaupun Hera masih kesal dengan pria itu, tapi kalau urusan ranjang, Hera juga mau menikmatinya.

"Lihatlah dirimu kak, sudah menjadi istri orang kaya pun penampilanmu tidak ada yang berubah. Masih tetap sama, tidak modis sama sekali." ucap Laura, seraya menatap Hera dari bawah ke atas, itu terjadi berulang kali.

Hera hanya dapat tersenyum miring, haruskah dia melihatkan isi walk in closet nya pada sang adik? Brand mulai dari Louis Vuitton, Hermes, Gucci, Chanel, Prada, hingga Dior ada di dalamnya. Dan semua itu milik Hera.

Tapi tidak, jika dia bertindak seperti itu, maka Laura akan semakin gencar mengganggu hidupnya. Tak luput dari kedua orang tuanya, lebih tepatnya orang tua angkat.

Ah, Hera akan menceritakan asal usulnya. Keluarga dan apa yang membuat Hera sampai dengan gampangnya menerima ajakan nikah dari Rick.

Hera sendiri, wanita itu anak tunggal dari pasangan Elsa dan Gaston Aurora. Hidup kaya sedari dia masih kecil membuat adik dari ibunya iri pada kehidupan mereka. Disaat usia Hera menginjak 8 tahun, peristiwa peledakan bom menghilangkan nyawa kedua orang tuanya. Dengan terpaksa Hera kecil diasuh oleh bibinya, karena saat itu diperlukan seseorang untuk memegang kendali atas aset yang dimiliki keluarga Hera.

Dan selama itupun, sikap dan perilaku orang tua angkat Hera sangatlah berbeda dari sebelumnya. Hera diasuh di rumahnya, dan dijadikan bahan suruh suruhan oleh mereka dan anaknya.

Tidak adil bagi Hera. Terlebih ketika bibi dan suami bibinya itu telah menjual saham perusahaan sebesar 30%. Dan dilanjutkan dengan perpindahan sebagian aset berupa emas dan logam mulia atas nama Hera, yang kenyataannya nama bibinya lah yang terpampang jelas di kertas putih tersebut.

Memang dulu Hera masih kecil. Hanya tahu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, ketika dia beranjak dewasa, ada keinginan untuk merebut apa yang sudah mereka rebut darinya. Persetan dengan mereka yang sudah merawatnya sedari kecil.

Itu hanya pencitraan, Hera jelas hidup sendiri. Hanya menumpang tempat tinggal dan makan. Itupun Hera anggap adil karena Hera tinggal disana tidak gratis, melainkan harus menjadi pesuruh mereka.

Sebenarnya tidak heran jika dia mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. But, this not fair! Hera merasa diperlakukan tidak adil, meskipun statusnya hanyalah anak tiri mereka. Karena mereka juga menikmati kekayaan dari orang tua kandung Hera. At least, perlakukan Hera dengan baik. Maybe, harus tahu diri jika harta yang mereka nikmati adalah harta orang tua kandung Hera.

Pilih kasih. Padahal Hera juga bukan anak dari orang lain. Hera masih keluarga mereka, Hera anak dari adik kandung mereka sendiri.

Stop, mungkin ini dulu yang bisa dijelaskan tentang siapa Hera.

"Oh ayolah kak, Rick melihat apa darimu sehingga dia mau menikah dengan anak yatim piatu seperti mu heh? Paling-paling hanya dijadikan wanita sementara, ups." ucap Laura, lebih kearah mengejek dan meremehkan.

Tidak tahukah dia, jika Rick bersedia memberikan apapun untuknya asalkan dia menjadi istri penurut?

Ah, damn. Hera sedikit jengkel jika harus diingatkan untuk menjadi istri penurut. Dia sungguh benci ketika dipaksa menjadi patuh.