dua kata, aku rindu

10 2 0
                                    

"Dan tunggu lah aku disana
memecahkan, celengan rinduku
berboncengan denganmu,
mengelilingi kota
menikmati surya perlahan menghilang."

- f i e r s a b e s a r i

***

Kala itu kelas belum dimulai. Seperti biasa, Semesta hanya melamun sambil mendengarkan alunan lagu dari earphone nya.

Beberapa penggalan lirik dari lagu "Celengan Rindu" oleh Fiersa Besari mungkin menjelaskan rasa rindu nya kepada sang pujaan hati.

Mungkin di mata orang lain, pacarnya hanyalah perempuan biasa yang akan menjadi seorang penulis suatu saat nanti. Tapi dimata Semesta, lebih dari itu. Tamara ini anak Sastra Indonesia. Yang mempunyai paras menawan, pintar, populer juga disukai banyak pria di perguruan tinggi. Bisa saja perempuan ini hampir tak mempunyai kekurangan.

"Esta!"

Laki-laki itu menoleh dan mendapati Tamara tersenyum kepadanya sambil membawa buku novel di tangan nya. Perempuan itu berjalan mendekat ke arah Semesta yang sedang duduk di bawah pohon yang rindang. Tak ada yang berbeda darinya. Tamara mengenakan sweater warna kuning neon juga celana jeaneee rrrs yang di kenakan nya beberapa hari yang lalu. Rambut pendek nya tergerai dengan jepitan rambut di poni.

"Tumben kesini, Ra?"

"Cuman kangen aja." membuat hati Semesta rasanya seperti ingin meledak.

"Padahal nggak usah capek-capek, biar aku saja yang datang ke fakultas kamu." Semesta terkekeh, ini pertama kalinya Tamara datang perihal rindu.

"Enggak capek kok, tadi aku diantar Katrina teman kamu itu loh."

"Kok kamu bisa kenal sama Katrina?"

"Mana aku tahu." jawab Tamara lalu dibalas anggukan ringan darinya.

"Nanti kamu bisa antar aku ke toko kue punya mama nya Caesar nggak?"

Untuk sejenak Semesta menilik ponsel nya yang masih memutar beberapa lagu. "Bisa kok. Mau ngapain?"

"Mau beli kue buat laki-laki yang palingg aku cintai." kata Tamara saat Semesta menggenggam tangan nya yang lembut itu.

"Siapa?!"

"Ya kamu lah! Buat siapa lagi coba?"

Semesta pun memanyunkan bibir nya. "Aku kira buat laki-laki yang sering kasih kamu bunga. Padahal ya, dia itu harusnya tahu kalau kamu udah pacar!"

Tamara tergelak. "Kamu cemburu?"

"Yaiya dong Cintaku. Mana ada yang nerima kalau pacarnya dikejar laki-laki lain?"

Sejujurnya, Tamara suka keadaan seperti ini. Harusnya dia bersyukur, bisa mendapatkan pengagum seperti Semesta.

"Kamu ini kenapa gemesin banget sih?!" demi apapun, rasanya dia ingin sekali mencubit kedua pipi Semesta.

"Jangan salah, Tamara Dewi Rahayu aja bisa sampai jatuh hati." sombongnya dengan nada melucu.

"Yang namanya Tamara itu cantik enggak?"

luka semesta | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang