angan yang tak pasti

7 0 0
                                    

"kuingat lagi di kamar ini
kita bermimpi akan menjadi
angan tak pasti kicau berani
seperti takdir yang kita tulis."

- n a d i n a m i z a h

***

"ESTA!!" anak itu hanya bisa pasrah ketika mendapat panggilan dari Mbaknya.

"Apa sih Mbak!!?" tentu Semesta tak mau kalah ngegas dari Mbak Tania.

"Tolong ambilin sepatu dikamar dong."

Lantas Semesta berdecak. "Perasaan aku terus yang dijadiin babu nya Mbak Tania."9

Demi apapun! Semesta benci dengan kamar Mbak Tania. Entah pewangi ruangan apa yang digunakan. Tapi bau nya sangat menyengat. Jika tidak salah, itu pemberian dari mantan pacarnya. Semesta benar-benar tidak habis pikir. Padahal sudah menjadi mantan, tetapi Mbak Tania masih memakai barang pemberian darinya.

Namun pada akhirnya, ia menurut juga. Semoga saja setelah ini uang jajan nya ditambah. "Nih!"

Mbak Tania tersenyum dibuat-buat."Makasih adikku tayangg."

Semesta bergidik geli. "Tayang, tayang palamu."

Kemudia Mbak Tania berlalu, mencari-cari kunci mobil yang selalu dipakainya bekerja.

"Mbak?"

Mbak Tania menoleh ke arah Semesta. "Hah?"

"Mau kemana?"

"Ya kerja lah mau kemana lagi?"

Semesta hanya menanggapi dengan mengiyakan saja. Lalu pergi setelahnya.

"Kamu nggak jalan sama Tamara?" Tania bertanya heran. Sebab biasanya pagi-pagi begini Semesta mengajak pacarnya berkeliling kota.

"Nanti aja malam. Lagi malas isi bensin." katanya.

Tania mencebik. Setelah itu dengan pandangan nelangsa ia menatap adiknya yang terlihat sedang sibuk membaca novel karya Rl. Stine yang dicurinya dari kamar Olivia.

"Kamu yakin Tamara serius ingin mencintai kamu? Mbak bisa lihat dari matanya, dia kayak enggak mau serius untuk merajut rasa maupun asa, Esta."

Kala itu Semesta tersenyum miris. "Bukannya nggak, tapi belum. Segalanya butuh proses."

Tania berdecak. "Tapi proses nya berapa lama emang? Kamu berjuang mati-matian selama 2 tahun, loh. Ini balasan nya?"

"Sampai lukanya sembuh." lalu Semesta pergi ke dalam ruang tamu meninggalkan Tania yang diam membisu.

***

Olivia menghampiri Semesta dengan langkah gontai. Ia sungguh kelelahan karena olimpiade yang diikutinya selama 3 hari. Bukannya peduli pada adik sendiri, justru Semesta malah terlihat asyik menonton film Avatar di televisi sambil memakan keripik kentang yang dibeli Mama dari pasar pagi tadi. Sudah berkali-kali Olivia mengikuti berbagai olimpiade yang di adakan di sekolah. Tapi selalu saja ia gagal dan tidak menjadi juara. Sekarang Olivia ingin menyerah saja.

''Bang, aku gagal lagi.'' ucapnya lirih.

''Apanya?''

luka semesta | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang