Bab 1

12 1 0
                                    

Black Roses.

Seperti dengan namanya Black Roses berlambangkan bunga mawar hitam. Kelima inti dari Dark Wolves ini memperhatikan foto seseorang yang sedang menggunakan jaket berlambang Black Roses di punggung nya.

Bunga mawar hitam yang menjadi simbol Black Roses itu berada di tengah dengan dikelilingi lingkaran mawar hitam, yang mempunyai sayap dikedua sisi nya. Oh, dan jangan lupakan dengan keberadaan gambar mahkota di dalam lambang Black Roses.

 Oh, dan jangan lupakan dengan keberadaan gambar mahkota di dalam lambang Black Roses

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Bayangkan simbolnya seperti itu. Sederhana memang, tapi yang di deskripsikan seperti itu. Tapi jika ingin yang lebih bagus lagi, kamu bisa membayangkannya sendiri.)

Reyvano Dirgantara yang kerap di sapa Rey itu menoleh kepada ketua geng mereka. Sedangkan yang di tatap Rey nampak santai dengan terus menghisap batang rokok. "Gue pikir, setiap lambang Black Roses mempunyai makna tersendiri. Dari bunga Mawar, sayap, ataupun lambang mahkota di atas bunga itu." ujar Rey, sambil memperhatikan foto yang memperlihatkan anggota Black Roses.

Sedangkan dari pojok ruangan, Abian Davis Pamungkas menyahuti ucapan Rey. "Bunga mawar melambangkan kematian, jadi ada kemungkinan setiap kejadian pembunuhan itu Black Roses pelakunya. Dan sayap berarti mereka seperti iblis?" Bian menatap bergantian keempat anggota Dark Wolves tersebut. "Mahkota berarti seperti mereka ingin menjadi si penguasa."

Rey menganggukkan kepalanya, nampak setuju dengan ucapan dari Abian. "Masuk akal juga. Nah ini semakin meyakinkan kita jika Black Roses adalah pelaku dari semua keresahan para warga."

"Belum ada bukti yang menunjukkan kalo Black Roses si pelaku nya." sahut anggota inti yang lain. Sekala Bumi Pradipta, namanya.

Bian menoleh ke arah Sekala. "Kurang apa lagi, Ka? Beberapa foto ini juga jelas menunjukan kalo Black Roses, dalang dari semua ini. Apa kurang cukup? Ini udah lebih dari cukup." protes nya.

Damian Radhitya Ardana mematikan ponselnya setelah menyelesaikan game online nya itu. "Gue setuju dengan Sekala. Bukti ini belum cukup kuat, bisa aja pihak yang berwajib beranggapan jika Black Roses itu tidak sengaja berada di tempat itu."

Rey terlihat berpikir, apa yang di ucapkan Sekala dan Damian ada benarnya juga.

Bian mendengus kesal. Apa susahnya menjebloskan para pelaku itu ke jeruji besi itu? Padahal bukti sudah jelas ada di tangan Dark Wolves. "Kalo menurut lo gimana, Sam?" Bian meminta pendapat dari ketua geng Dark Wolves.

Keempat anggota inti menatap ketua mereka yang masih dengan santai menghisap rokok yang telah pendek.

Ketua geng itu menghisap sekali lagi batang rokok itu, dan meniup asapnya. Lalu ia membuang putung rokok dan menginjaknya dengan kaki.

Ketua geng itu menoleh, melihat anak buah nya yang sedang menunggu pendapatnya. "Kita cari bukti lain!" ujar ketua geng yang tidak bisa di ganggu gugat.

Samuel Aldelard Alvarendra, ketua geng dari Dark Wolves. Samuel mempunyai mata yang tajam dengan manik mata berwarna hitam. Sifatnya yang tegas dalam segala hal, membuat para anggota memilih dirinya untuk dijadikan ketua.

"Oke, kita cari bukti lebih banyak lagi." pasrah Bian.

Tbc!

Baru pertama masih permulaan. Belum juga ketemu sama pemeran utama perempuan kita. Bye bye👋🏻

Samuel : A Secret MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang