(EP 1) part1

25 1 0
                                    

One years later...

Seorang gadis yang sedang memandang dirinya di cermin, orang itu adalah Aria. Dia kelihatan berbeda dari tahun yang lalu dimana hilangnya allisha.
Saat sedang asik bercermin seorang wanita paruh baya datang menemui Aria.

"Baru juga kita balik aku udah mikirin allisha" ucap Aria kepada wanita paruh baya yang tak lain mamanya Aria.

"Kamu nggak mau coba telepon temen temen kamu, mereka belum tau kan kalau kita udah balik dari Jakarta" ucap sang mama.

"Ma ada telepon nih.. ucap papa Aria dari arah luar. Mama Aria pun keluar dari kamar Aria.

-----
"Halo Miko?

".."

Hah.." ucap mama Aria yang sedang bertelepon dengan kakak Aria.

".."

"Masa sih.., bentar bentar ya

".."

"Aria kamu mau kemana? Tanya mamanya karena melihat Aria yang sedang berpakaian rapi.

"Mau muter muter, mau liat siapa tau ada yang berubah" ucap Aria.

".."

"Iya Miko sabar mama cariin dulu"

".."

"Aria" panggil papanya, Aria pun hanya menoleh tanpa mau menjawab. Sebab Aria dan papanya memiliki hubungan tidak baik dari tahun lalu silam.

"Pasti banyak kenangan buruk yang muncul, kamu nggak papa? " Tanya papanya.

"Hmm, tenang aja pa, Aria pasti jaga rahasia kok" ucap Aria ketus dan berniat menyindir papanya.

"Oh.. bukan, maksud papa soal allisha, kamu baik baik aja"

Setelah mama Aria datang menemui mereka berdua merek pun berhenti bicara.

"Aria berangkat dulu ya ma"

"Okey deh Babay" ucap mamanya.

"Bye" ucpa papanya dan allisha pun tidak menjawab.

-----

Di pantai...

Saat berada di cafe di pantai Aria duduk di sebuah cafe menghadap pantai sambil membaca buku.

Saat sedang asik membaca ponsel Aria tiba tiba berbunyi, ekspresia Aria yang tadi biasa biasa saja langsung berubah.

Saat sedang melamun Aria melihat satu kertas yang dibuat tahun lalu untuk allisha, kertas itu adalah kertas pencarian allisha. Dan yang dibuat kaget kertas itu seperti di coret coret pakai tinta merah. Aria pun langsung menutup kertas itu dengan tumpukan buku yang lain.

"Hari yang berat?" Tanya seorang pria yang kebetulan duduk di sebelah Aria.

Aria pun kaget karena ada orang yang mengajaknya berbicara.

"Eh, nggak kok, capek aja habis pindahan.

"Dari mana?"

"Emm.. sebenarnya gua lahir dari sini, cuma kemarin bokap ada tugas setahun di jakarta" jawab Aria.

"Ohh, sama gua juga baru pindahan, yaa baru seminggu sih"

Mereka kembali terdiam sejenak dan Aria membuka obrolan.

"Itu novel bagus bagus kok dijadiin kanvas" ucap Aria.

"Eh, ohh kebiasaan, gua nggak bisa liat halaman kosong" ucap pria itu.

"I see"

Pri itu berpindah tempat duduk lebih dekat lagi dengan Aria.

"Emm gua nggak papa kan join disini"ucap pria itu.

"Yaa sure"

"Oh iyaa, Eric" ucap pria yang bernama Eric itu memperkenalkan dirinya pada Aria.

"Aria"

"Okey"

"Kuliah? Kerja" ucap Aria menebak pekerjaan Eric.

"Gua kerja, guru" ucap Eric.

"Wow, pahlawan tanpa tanda jasa dong"ucap Aria dan mereka sama sama tertawa.

"Gua juga tertarik jadi guru, tapi nanti sekarang kan masih kuliah" Eric pun mengangguk.

Aria pun tersenyum karena salah satu lagu favorit nya di putar.

"Lo tau lagu ini?" Tanya Eric dan Aria sahnya mengangguk.

"Lo tau kan lagu ini itu dari puisi"

"Yaa of course" ucap Aria.

"Mencintai angin, harus menjadi siut" aria mengikuti monolog lagu itu

"Mencitai air, harus menjadi ricik"

"Mencintai gunung, harus menjadi terjal"

"Mencintai api harus menjadi jilat"

"Menci-

"Mencintai cakrawala harus menebas jarak" potong Eric. Aria pun terkagum karena Eric pun hafal dengan monolog lagu ini.

"Aria dan Eric pun terlihat lebih dekat bisa dibilang mereka sudah berpacaran.

Pretty little liarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang