pindah

2.5K 30 0
                                    

"Sayang semoga kamu betah tinggal di sini." Mama berbicara padaku mengeret kopernya ke kamar di rumah baru kami di Las Vegas,kampung halaman mamaku sebelum menikah dengan papa dan menetap di Indonesia asal asli keturunan papa.

Mama kembali kesini melanjutkan pekerjaanya yang beberapa taun ia lepas demi papa,dan tempat mama bekerja dulu masih membuka tangan untuk menerima mama kembali di kantor kedutaan Inggris untuk entahlah mungkin Amerika atau Las Vegas itu sendiri.

Aku memang anak rumahan yang sangat kurang ingin tau dunia luar hingga umurku yang ke 15 ini baru pertama kalinya aku menginjak di tanah kelahiran mama.

Setelah di tinggal papa sebulan silam mama memutuskan untuk kembali kesini kerumah lama papa dan mama yang lumayan besar namun tak sebesar istana papa dan mama di Indonesia. Ini cukup untuk kami berdua bahkan terlalu besar tanpa seorang pembantu rumah tangga dan orang lain yang ingin tinggal disini.

Mama memang hebat meskipun papa memiliki perusahaan banyak dan sukses di Indonesia bahkan hingga manca negara,tetap tak mau mengambil alih perusahaan papa begitu saja.

Karena dia selalu ingat pesan papa jika perusahaanya harus diberikan kepadaku dan mama. Dan akulah yang harus mengelolanya jika aku besar nanti maksudnya lulus kuliah. Sebab itulah mama tak ingin menerima perusahaan itu sebelum aku mampu mengelolanya,dan tetap tak bisa menolak uang hasil dari perusahaan papa untuk kehidupan kami yang sekarang kembali di kelola oleh kakek hebatku. Kakek u mengancam menculiku dari mama jika mama tak mau menerima uang yang seharusnya untuk kami hingga tak ada protes darinya untuk ini.

Makanya aku dimasukan sekolah dasar dulu lebih muda dari yang lain dan lihat lah sekarang aku berumur 15 namun sudah masuk sekolah menengah atas di semester ke dua. Itu semua karena papa ingin aku cepat mengelola bisnis besarnya itu,dia selalu bilang bahwa aku sangat pintar umur tak akan merubah apapun meskipun aku kecil aku pasti bisa karena aku cerdas dan cerdik.  Selalu itu yang dikatakan papa padaku.

Pastinya aku akan merasa rindu akan kalimat kalimat sayang papa padaku dan kalimat kalimat mesranya pada mama yang selalu sukses membuat mamaku merona hingga sekarangpun mama tak berniatan untuk mencari pengganti papaku yang sangat tampan.

"Aku ke kamar dulu ma!" Aku berteriak mengeret koperku dan menjinjingnya melewati tangga yang akan mengantarku ke kamar yang kata mama telah di siapkan untuku sebelum mama dan papa menikah. Dulu.

"Segeralah tidur! Biar barang kamu mama bereskan. Besok kamu mulai sekolah sayang." Mama ikut berteriak dari bawah. Dan yah aku tak akan mampu menolak apa yang mama inginkan.

Berganti pakaian tanpa mandi karena memang kami sampai disini tepat malam hari. Dan lagi aku seseorang yang dapat dikatakan anak yang malas mandi. Sore hari saja aku tak mau malah sering di ceramahi mama dan papa untum mandi namun tak ku gubris,apalagi sekarang malam hari sama sekali tidak tertarik. Pagipun aku harus mandi air hangat,ingat air hangat yang di seduh di kompor bukan air hangat shower. Ahaha aku kekanakan memang. Tapi itu yang bisa membuatku mandi sehari sekali.

***

"Ini sekolah barumu sayang." Mama memberhentikan mobilnya di depan pelataran sekolah yang sqngat luas dan menurut mama lagi katanya sekolah ini paling favorite di Las Vegas. Hanya orang pintar yang bisa masuk kesini dan yah orang yang kaya. Mungkin aku masuk disini dengan kategori pintar,karena mama memasukan identitasku sebagai anak  dari pekerja devisa di kedutaan. Pintar? Ternyata aku tak menyangka jika aku memang pintar,ah aku jadi ingat papa. Miss you and love you so much my handsome daddy.

Bukan aku sombong tapi map yang terlampir padaku memberi tanda kategori smart di kolomnya. Karena hanya ada kategori dua yang tercantum rich or smart.

Aku tau aku sedikit bisa dengan pelajaran namun aku parah dalam berbahasa inggris bagaimana aku ini? Padahal papa dan mama jago sekali bahasa inggris.

Aku membuka seat belt yang melindungiku,bernafas dalam meyakinkan dan mencium tangan mama,kebiasaan aneh bagi mama namun kebiasaan seharusnya di Indonesia yang di terapakan papa padaku.

"Mulai besok dan seterusnya kamu naik bis!" Sebelum aku benar keluar mama kembali berbicara. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Yah aku tak pernah terlalu dimanja oleh papa dan mama katanya bisa membuat aku tak mau usaha. Fikiran mereka memang selalu begitu. Buktinya aku selama di Indonesia saja meski mobil papa banyak tak satupun yang tak enggan mengantarku ke sekolah.

Seperti siswa biasa pada umunya naik kendaraan umum dan berdesakan,dengan uang jajan yang cukup untuk ongkos dan jajan dan aku usahakan untuk cukup bisa ditabung juga.

Didikan yang kurasa bagus agar aku mampu usaha dengan segala yang ada dan berfikir lebih.

Oke! New school here I am

~

Dosen ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang