Aku mengikuti guru muda ini. Masuk ke kelas baruku. Dan mengikuti ritual seperti biasanya.
-
"Haii kenalin gue Stepani." Ahh gak kerasa sekolah hari ini tuh bentar banget. Tapi aku gak nyangka pas lagi beresin barang ada yang ngajak kenalan.
"Erene. Maaf aku gak pasih bahas inggris." Aku mengulurkan tangan kehadapanya yang malah di balas tawa dari gadis cantik itu.
"Jadi cara kenalan di Indonesia musti jabatan tangan seformal ini? Ok! Salam kenal" dia terkekeh meski akhirnya dia menjabat tanganku juga.
"Maaf aku duluan. Harus nunggu bus. Biar gak ketinggalan." Sebenarnya aku tak enak mengatakan ini aku takut dia marah. Tapi aku liat dia malah nahan tawa liatian aku.
"Bahasa lo tuh kaku banget!" Dan seketika tawanyapun lepas.
Oh pantesan daritadi orang orang yang ngajak ngomong pada nahan tawa orang aku ngomongnya kaku.
***
"Ada ada aja,masa iya gue harus ngasih materi ke anak sma? Guekan dosen disini." Ocehan seorang pria dengan wajah tampan di atas rata rata,menggema di koridor sma yang mulai sepi di tinggalkan siswa ini.
"Ehhh... untung aja gak ketabrak. Makanya l-kamu jalan liat depan l-kamu!" 'Uh inget lo disini pengajar Pengajar bahasa lo jaga!' Pria tadi yang hampir saja menabrak seorang perempuan terus merutuki dirinya dalam hati.
"Maaf tuan. Aku lagi beresin buku,takut ketinggalan bis jadi nunduk.".ujar gadis itu.
"Apa tuan murid disini? Eh tapi kalau murid ketuaan. Apa guru? Eh tapi juga ketuaan." Gadis itu kembali berucap menimang penampilan pria yang nyaris di tabraknya.
"Gu-saya dosen di tempat ini. Di kampus samping SMA ini. Oh Revolt Alegrof. Panggil aja gue Alef." Ucap pria itu lagi.
"Oh. Sa. Saya Erene Wildnese. Terimakasih sudah mau berkenalan dengan saya pak." Jawab Eren dengan gaya sopanya berbicara layaknya di Indonesia.
"Saya gak suka anak mahasiswa saya panggil saya tuan mr. Atau bapa. Apalagi kamu yang baru kenal." Ucap Alef seraya menilik Eren dari atas hingga kebawah.
"Iya Alef. Saya duluan ya." Pamit Eren dengan mencium tangan Alef. Layaknya murid pada guru yang sudah lazim di Indonesia.
Sadar Eren menyalimi tanganya,Alef reflex menjauhkan tanganya.
"Lo tuh aneh. Cara bicara lo,gerak gerik lo. Dan cara barusan lo pegang tangan gue. Emang lo dari mana sih? Oya sorry kalau kasar tapi gue gak suka ngomong formal." Mata Alef menyipit menatap Eren.
"Indonesia" jawab Eren singkat.
"Oh pantes. Besok gue tunggu di taman deket sekolah ini ya! Jam 9 pagi. Bisa kali kita kenal jauh" tampak ragu dengan apa yang di ucapkanya,Alef menaikan satu alisnya menimang ucapanya apa ini lazim di negara gadis dihadapanya ini?
"Bukanya besok sekolah?"
"Besok sabtu dan sabtu libur." Alef memasukan satu tanganya ke saku jeansnya.
"Libur?" Mata Eren tampak berbinar. "Tapi jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh. Dan mama pasti gak ngasih aku uang kalau libur." Eren sebenarnya tidak enak hati menolak ajakan Alef,meskipun bukan menolak tapi secara halus ini penolakan terselubung.
"Oh gue jemput ke rumah lo aja. Nih lo tulis aja alamat lo di hp gue." Dengan santainya Alef mengeluarkan hpnya dan menyodorkan ke hadapan Eren.
Setelah memerhatikan Eren mengetik sesuatu di handphone nya ia kembali meneliti.
"Ok. See u" Alef berjalan meninggalkan Eren yang masih terpaku,bergeming di tempatnya.
'Ini bakal jadi awal bagus' sorak batin Alef bergembira~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Itu
Acaksiswa SMA yang terlibat cinta dengan dosen di negara baru tempat tingal yang bebas akan pergaulan