🍓Tiga

19.1K 1.2K 14
                                    

Happy Reading!

Jadwal hari ini sangat padat, Em harus melakukan penerbangan Ke Yogyakarta pagi hari karena akan ada pertemuan penting bersama pemilik Pantai Parangan, Yogyakarta. Pantai ini adalah Pantai Pribadi yang khusus disewakan untuk beberapa acara penting. Penyewaan Pantai Parangan ini juga membutuhkan beberapa dokumen dan harus melakukan pertemuan dengan sang pemilik Pantai. Sebelum memasuki Pantai Parangan ada juga Pantai Hijau bedanya pantai itu dibuka untuk umum namun tetap di bawah naungan pemilik yang sama.

Seluruh kebutuhan Em telah disiapkan oleh Lintang jadi Em hanya tinggal berangkat dan mengikuti arahan Lintang. Pukul 10.00 Em telah mendarat di Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Melelahkan, namun Em juga senang karena Em bisa sekalian melihat Pantai.

Villa Parangan, Villa yang cukup luas dan asri ini letaknya dekat dengan Pantai Parangan dan Pantai Hijau, letaknya persis ada di tengah kedua Pantai sehingga pemandangan yang di janjikan cukup indah.

"Siang Bu, Lunch telah siap." Ucap Lintang- salah satu tangan kanan Emilly, Lintang melihat Emilly yang berdiri di balkon melihat pemandangan dan menatap kosong hamparan laut biru.

Em mengangguk sekali, "Terima Kasih, Lintang."

"Sama-sama, Bu. Apa ada hal lain yang dibutuhkan?,"

Em terdiam sesaat lalu menggeleng, "Tidak, terima kasih."

"Saya pamit, Bu."

-RUANGRINDU-

Selama ini setelah Em pergi meninggalkan keluarga Handoko, ada waktu dimana ia begitu merindukan mereka, Em rindu, ia merindukan pelukan hangat Rose, merindukan mantan suaminya dan mantan kakaknya, Kala Gilbert, merindukan para bibi yang bekerja disana dan selalu menjaga dan mencintai Em, sedang apa mereka disana? Kadang Em berpikir apa mereka mempunyai perasaan rindu yang sama? Mengapa ruang rindu di dalam hati Em selalu tersimpan rapih untuk mereka.

Kala Gilbert Handoko,

Dimana pria itu sekarang? Bagaimana kabarnya? Apa Kala masih menjadi penggila kerja? Apa Kala masih sulit makan teratur? Atau kah Kala masih suka keluar masuk club malam untuk minum-minum? Seharusnya sudah tidak, mengingat sekarang Kala telah berpisah dengan sumber kesedihannya, yaitu Emilly Vathya. Mungkin Kala telah hidup bahagia bersama keluarga kecilnya, menjalani kehidupan normal penuh cinta seperti impiannya dahulu bersama Kala, ah seperti apa sosok istri idaman Kala? Bisakah? Bisakah Emilly menjadi wanita itu? Apa Kala menghabiskan hari minggunya bersama keluarga tercintanya? Pasti mereka sangat bahagia, dimanapun Kala berada, Emilly selalu berdoa agar ia bahagia, tidak lagi mendapatkan kesedihan.

Sayang semua pertanyaan itu tidak bisa terjawab dan hanya bisa tercetak di dalam otak Em, adakah yang mau menyampaikan perasaan Em? Atau mungkin bulan dan bintang bisa melihat Kala disana? Dimana pun Kala berada, Em selalu berdoa semoga semesta selalu bersamanya, semoga Kala hidup bahagia. Itu saja, Em hanya ingin itu untuk Kala. Ah, mengingat itu seharusnya Kala bahagia karena bisa hidup dengan bebas dan tidak terikat dengan Emilly, bahagia Kala adalah tidak bersama Emilly.

-RUANGRINDU-

Jo tidak bisa menemani Em untuk ke Yogyakarta, fokus utama Jo adalah Coffe Shop baru dan beberapa cabang Donat yang akan buka dalam waktu dekat. Tugas WO ini diserahkan pada Em sepenuhnya, senang karena bisa mengurus pekerjaan ini, namun ada rasa lelah, bagaimanapun Em hanya manusia biasa. Dulu, Em kira kehidupannya akan tetap kelam. Hidup dalam ke abu-abuan dunia, nyatanya sekarang Em bisa berdiri dengan banyak warna yang hinggap dalam hari-hari dan hidupnya.

Berjalan di tepi Pantai itu adalah hal yang menyenangkan, menghirup aroma pantai dan angin pantai, seperti beban berat yang bersarang seakan hilang terbawa angin. Em memutuskan untuk berjalan jalan sebentar di Pantai Hijau, Pantai ini cukup sepi mungkin karena bukan hari weekend. Meeting juga akan diadakan beberapa  jam kemudian. Em bahagia, Menikmati karya Tuhan yang begitu mengagumkan, tidak henti-hentinya bersyukur karena bisa dilahirkan ke dunia walaupun menjadi anak yang dibuang.

"Duduk sayang."

"Sini aja, Capek aku kejar kamu,"

Sayup-sayup Em mendengar suara yang begitu familiar, Suara yang selalu bisa membuat hatinya menghangat dan bergetar dulu, entah sekarang masih atau tidak. Em mencoba untuk fokus  mendengar lagi apakah Em salah dengar atau sebegitu rindunya kah Em pada seseorang itu? Atau memang itu benar--

Gotcha, ketemu. Di depan sana mantan suaminya terlihat tengah tersenyum lebar, Masih sama. Selalu tampan dan akan tetap tampan, Binar bahagia terpancar jelas dari iris mata Kala, binar bahagia yang tak pernah Em rasakan dan dapatkan saat masih bersama Kala. Em bersyukur sekaligus pedih, Kala berhasil hidup dengan baik dan bahagia. Keputusan Em untuk berhenti berjuang sepertinya adalah keputusan yang tepat. Perempuan cantik itu, Em mengenal perempuan itu, Rara Jatnika.

Di sebelah Kala ada Rara yang terus memeluk lengan Kala dengan sayang, keduanya seperti pasangan yang bahagia dan romantis. Ada setitik rasa sakit saat melihat kemesraan itu, Namun Em senyum, lebih tepatnya harus senyum. Em baik-baik saja dan harus baik-baik saja, Setelah d lima tahun ini dan seterusnya Em harus selalu baik baik saja.

Merasa pertahanan hatinya akan goyah, Em segera berlari, memutuskan untuk berputar arah kembali ke Villa, Waktu menunjukan beberapa menit lagi Meeting akan dimulai dan sebaiknya Em bersiap dan melupakan kejadian barusan.

-RUANGRINDU-

Tanpa Em ketahui, Kala sebenarnya melihat Em lebih dulu, Kala memperhatikan Em melalui Ekor matanya. Meski bibirnya terus berbicara pada Rara namun ekor matanya tak pernah lepas sedikitpun memperhatikan gadis di balik penjual kelapa tutup, gadis yang pernah menjadi bagian hidupnya walaupun tak pernah Kala anggap ada.

Kala memutuskan untuk berpura-pura tak melihat, bukan karena Rara. Semua itu Kala lakukan karena tak ingin membuat hati Em kembali luka, Kala ingin Em tak lagi mengingat kenangan buruk saat bersamanya, namun hatinya terus memikirkan apakah Em telah bahagia sekarang?

Ada Ruang Rindu pada hati Kala saat melihat Em, Wanita itu semakin dewasa dan tetap cantik seperti dulu, Em terlihat lebih baik walaupun terlihat pancaran kesedihan saat melihat Kala dengan Rara.

"Sayang! Hei?? Jangan melamunn,"Tangan Rara melambai lambai pada wajah Kala.

"Eh--"

Kala tersentak kaget, "Sorry. Aku laper nih, makan yuk?" Kala mengalihkan pembicaraan saat melihat mata Rara memicing memandangi Kala yang tiba-tiba bersikap aneh.

"Okay! Lets go! Makan seafood yuk? Kamu meeting jam berapa?"

Kala melotot, kaget berlebihan, "Loh? Bener aku meeting, makan seafood nya setelah aku meeting mau?"

Rara tersenyum, "Baiklah. Mari kita ke kamar."

"Oke."

Keduanya berjalan bergandengan tangan dengan erat, sesekali mereka saling melempar candaan yang membuat senyum mereka terlihat dan membuat orang lain yang melihat akan ikut tersenyum. Benar-benar pasangan romantis, mereka saling bercanda dan tertawa bahagia, Kala selalu menatap Rara dengan sayang dan teduh menunjukan pada dunia betapa Kala sangat mencintai wanita di sampingnya,  Rara Jatnika.

-tbc-

RUANG RINDU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang