1

2.1K 228 17
                                    

Happy Reading.

«──── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ────»

"Nana!".

Pemuda bersurai hitam arang itu menolehkan kepalanya ketika mendengar suara seseorang memanggil namanya dari arah belakang, menoleh dengan sudut bibirnya yang naik keatas membentuk sebuah lengkungan. Terlihat tampan, seperti biasa seorang primadona sekolah pada umumnya; banyak disanjung oleh orang lain.

Sedangkan yang memanggil masih berlari. Menghampiri sahabatnya yang berjalan santai dengan earbuds di telinga. Berlari kecil hingga surainya terombang-ambing tersapu angin yang membuatnya semakin terlihat menggemaskan.

Senyumnya mengembang sempurna, merasa bahagia dengan hari yang cukup cerah kali ini. Hingga matanya melengkung membentuk sebuah bulan sabit yang begitu manis, sangat manis sampai siapapun yang melihatnya pasti akan ikut tersenyum.

Menyejajarkan langkahnya, pemuda manis itu menoleh 'kan kepalanya ke arah samping, lalu ke arah sekitar ; melihat banyak murid yang memperhatikannya dengan wajah jengkel ; mungkin karena ia berteriak di hari yang sepagi ini, dan tentunya itu membuat sebagian murid iri menjadi tidak suka dan hanya menatapnya tajam.

Si pemuda manis hanya mampu tersenyum kikuk, lalu membungkukkan badannya 90° ; untuk meminta maaf. Setelahnya, kepalanya ia tundukkan, lebih memilih menatap ujung sepatunya daripada menatap ke arah depan dan fokus pada jalannya dengan percaya diri. Karena itu bukan tipe ia sekali.

"Jeno". Na Jaemin, memanggil nama sahabatnya dari kecil. Membuat sang pemilik nama mendongakkan kepalanya sejenak dan menatap si pemuda Na.

Lee Jeno , si pemuda manis hanya menganggukkan kepalanya pelan, sebagai bentuk merespon. "Ya?". Tangan lentik itu meremat bagian tali tas miliknya, mencoba menghindari tatapan-tatapan mencemooh yang bersirobok dengan netra obsidiannya tatkala ia melirik ke samping.

Jaemin tersenyum tipis. "Jangan pedulikan orang lain, ada aku disini". Kalimat yang Jaemin berikan begitu menenangkan. Lembut dan penuh dengan afeksi, seolah-olah akan memberikan ketenangan tersendiri bagi si pemuda Lee yang tengah bertarung sendiri dengan pikiran tak tentu arah miliknya. Jeno mengulum bibirnya ragu, sebelum menganggukkan kepalanya lagi, hingga surai ikut bergerak lucu.

Oh, lihatlah bagaimana manisnya sahabat si primadona. Sangat manis hingga Jaemin ingin menggigit dan mengecupi seluruh anggota tubuh Jeno sendiri.

"Maaf".

Jaemin hanya terkekeh pelan lalu mengusap surai lembut sahabatnya itu. Jeno itu tipe orang yang naif. Banyak meminta maaf, bahkan untuk kesalahan yang tidak ia perbuat sekalipun, atau bahkan ia penyebabnya. Gampang diperdaya dan seseorang yang pemaaf serta rendah hati. Seperti di film-film pada umumnya, yang suka sekali bertingkah innocent juga seperti manusia tanpa dosa. Lugu dan tampak bodoh, tetapi itu yang Jaemin suka dari Jeno. Entah apa daya tariknya, tetapi Jeno itu manis dan lucu, hingga Jaemin pun suka.

"Kau sudah sarapan, Jeno?". Tanya Jaemin sembari mengusap-usap pucuk kepala Jeno pelan, tidak lupa dengan senyuman khas miliknya yang belum luntur sedari tadi ; yang berhasil menyihir beberapa pasang mata untuk mengembangkan senyum dan pekikan pelan. Jeno mengangguk mengiyakan.

Jaemin bertanya lagi disertai anggukan, "Naik bus, lagi?".

Lantas, Jeno hanya menganggukkan kepalanya sekali lagi mengiyakan. Tentu saja menggunakan bus, memangnya Jeno mempunyai mobil? Jangankan mobil, Sepeda saja tidak punya. Tidak setiap hari ia akan menggunakan transportasi bus, karena ia akan menggunakan bus ketika sedang malas atau lelah. Dan ketika ia merasa senang atau gembira, ia memilih jalan kaki karena itu bisa menghemat biaya pengeluaran, tentunya agar kakaknya tidak kesusahan untuk membiayainya. Lagipula jarak rumah dan sekolah hanya sekitar 3 km. Tidak jauh, menurutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Revenge | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang