11. Gelisah

30 16 5
                                    

"Punya satu adek nyebelin ya kurang ajar, bikin ga mood aja," omel Kuin.

"Duhhh... ni pala mau pecah aja rasanya, besok masih ada MOS lagi menyebalkan,"

Kuin membantingkan tubuh nya di atas kasur, dan menghela nafas dengan berat.

"Aku tau kau di kolong keluar kau Helena,"

"Isss, tau aja si," gerutu nya kesal.

"Kau mau jadi sudako? Rapikan rambut mu," perintah Kuin

"Dihh, sensian amat si kau kenapa?,"

"Gatau kepala ku rasa nya mau pecah gara-gara ke ujanan, humm sebaik nya aku mandi air hangat dulu lalu tidur,"

"Heii, kau habis bertemu dengan pria tampan ya," ujar Helena

"Siapa?! Engga-!,"

"Ehh santai dong jangan ngegas, kan aku hanya menebak nya saja ternyata benar ya?,"

"Kau kan hantu pasti kau tau setiap situasi ku,"

"Sudah lah aku mau mandi," ucap Kuin lalu beranjak berdiri, dan ke kamar mandi.

"Ternyata dia masih hidup setelah di segel aku bisa merasakan aura nya Taeyong," gumam Helena lalu pergi.

Sraaahhh... Zraasshhh...

Jaera termenung dibawah shower yang mengalir, dan memikir ulang kejadian tadi.

"Aku jadi teringat kejadian tadi kenapa kak Taeyong sangat gelisah saat membersihkan mimisan ku tadi," gumam Jaera.

"Apa dia punya phobia darah?, ah sudah lahh kenapa berpikir yang tidak-tidak,"

Ceklekkk...

"Helena aku ingin tidur jadi kau per...,"

"Lohh kemana dia? Padahal aku ingin menanyakan sesuatu pada nya, sudah lahh lebih baik aku tidur,"

AUTHOR POV

"Sedang menikmati sejuk nya malam Taeyong?," sahut gadis yang ntah dari mana muncul, Taeyong pun langsung membalikan badan nya.

"Oh, kau Helena sudah lama ya,"

"Jangan basa basi Taeyong, aku tau apa tujuan mu dengan anak itu,"

"Hei, apa maksud mu? Aku hanya ingin berteman dengan nya," ucap nya seringai.

"Kau mengincar krystal itu kan demi hasrat mu menjadi Vampire seutuh nya,"

Tapp.. Tappp...

"Ayo lahh Helena jangan galak-galak aku membutuh jiwa nya untuk menghidupkan kembali sahabat mu, apa kau tidak mau?,"

"Violetta sudah tidak ada jangan mengarang cerita Taeyong-!,"

"Hei sebentar lagi penyihir Sonya akan membawa ya ke alam Fantasi Glomy,"

"Kalau saja kau tidak membunuh Violetta alam Glomy tidak akan redup, dasar pengkhianat"

"Aku tidak membunuh nya-!,"

"Itu hanya sabotase yang ingin menjatuh kan ku,"

"Kau pikir aku percaya dengan omong kosong mu itu?,"

"Sial,"

"Ku harap kau tidak terbawa perasaan pada nya, jangan pernah kau mendekati sebelum aku mengizin kan nya. Dan jangan harap aku bisa mempercayai perkataan mu itu sebelum kau membuktikan nya sendiri," jelas Helena dan pergi meninggal kan Taeyong.

"Bagaimana aku bisa menyakin kan mu Helena, bukan aku yang melakukan nya,"

***

"Hoaamm, aku lapar," gerutu Kuin

Kuin menatap jam weker yang berada disamping kasur, "haa masih jam 12 kenapa selalu kebangun tepat tengah malam coba,"

Kuin beranjak berjalan dengan setengah sadar karena lapar ia ingin makan camilan. Saat melewati ruangan kerja ayah Kuin mendengar samar-sama perbincangan antara ayah dan ibu.

"Engg, kenapa ayah dan ibu belum tidur? Mereka sedang apa? Coba aku dengar deh, mereka bicara apa si seperti nya serius," gumam Kuin sembari mengintip.

"Semakin lama Queen beranjak dewasa, aku khawatir dia belum siap menghadapi takdir dia sebagai penyihir sekaligus Ratu di negeri Ruby Land," sahut pria sembari berdiri menatap keluar jendela.

"Aku tau ini tidak mudah untuk nya, setelah tepat di umur nya ke 18 tahun, semua nya akan dimulai Felix suami ku," ujar wanita bernama Daisy.

"Siap atau tidak siap kita akan memberitahu yang sebenar nya pada Queen, selama ini Queen di besarkan sebagai manusia biasa. Kita belum tau kekuatan apa yang dimiliki Queen,"

"Kau benar suami ku,"

"A.. apa? Aku penyihir?,"

PRANGG...!!!

Tanpa sadar Kuin menyenggol salah satu vas bunga milik ibu nya, "Gawat-!,"

"Siapa itu?!,"

Kuin buru-buru lari ke kamar nya dan mengunci nya dengan cepat.

"Ada apa sayang? Seperti nya ada benda jatuh,"

Miaww... miauww...

"Sayang seperti nya vas kesayangan mu di pecahkan oleh oscar,"

"Ahh, ya ampun oscar kenapa kamu pecahkan ini vas dari alam fantasi glomy harus pecah-!,"

Miauwww.... Miauwww...

"Sa.. sayang udah malam jangan  keras-keras ngomel nya nanti anak-anak pada bangun, sudah cepat beres kan lalu kita istirahat"

"Haa, terima kasih Oscar kau datang untuk menolong ku,"

Skiippp....

Ke Esokan Harinya

Crippp... Criipp...

Suara kicauwan burung membangun kan ku dari tidur, waktu menunjukan pukul 7 pagi. Kuin beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri nya,

"Aku tidak bisa tidur, aku tidak mengerti apa yang aku dengar semalam, penyihir? Fantasi Glomy? Apaan si," sembari menatap diri di depan cermin.

"Argghh, apa aku salah dengar ya?, napa aku yang jadi gelisah,"

"Heii, kau sedang memikir kan apa?," sahut Helena sembari tiduran di kasur.

"Bukan urusan mu,"

"Masih memikirkan pria tampan itu ya?,"

"Kaga,"

"Masa si?,"

"Aishh... sudah lah aku berangkat sekolah dulu,"

"Hei kau tidak bawa atribut?,"

"Tidak aku dikasih free sama kakak ketos buat ga ikut MOS,"

"Benarkah?,"

"Tunggu bentar kaya ya aku melupakan sesuatu,"

Kuin mengingat waktu MOS kemarin seperti nya kak Taeyong memberi kan sesuatu pada nya,

***

"Ini hadiah kalian, itu pin buat kalian karena kalian tidak usah mengikuti ospek lagi,"

"Lohh kenapa kak?,"

"Karena kalian memenangkan ini jadi hanya beberapa tim yang tidak ikut ospek besok, kami berikan free jadi kalian besok tetap datang atribut tidak usah dibawa hanya khusus buat kalian sudah jelas?,"

***

"OIYA PIN-!,"

"Hoii, kaget tau-!," sahut Helena

°^°

Jangan lupa tinggalkan jejak klik vote and komen ya^^

Karena vote kalian sangat berarti bagi saya;)

Thanks.

The Little Fantasy [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang