Seorang gadis dengan lesung pipit di kedua pipi, sedang asik menikmati lamunan panjang sambil memandang sebuah foto usang di balik tangan putih mungilnya.
Hidungnya yang sudah memerah, ia usap kasar dengan tisu yang baru saja ia keluarkan. Mata hitam beningnya yang sembab, kini terasa kabur.
Ia mendongak, menahan bulir-bulir air mata yang sudah berdesakan ingin segera keluar terjun bebas ke pipi.
Bibirnya bergetar menahan rasa ingin berteriak, meluapkan segala pedih yang sudah menumpuk perih tak terbataskan.Lelah.
Sesak.
Sungguh.
Jika saja bisa, ingin rasanya ia mengakhiri semuanya.
Berlari menjauhi takdir, melupakan rasa sakit yang, entahlah, ia pun tidak paham.Kembali ia pandang foto masa kecilnya, dilihatnya dua gadis kecil tertawa tanpa beban, tak menyadari bahwa sebuah kamera sedang menyorot mereka, mengabadikannya.
Menjadikan satu-satunya kenangan indah yang ia miliki sampai saat ini atau bahkan, mungkin seumur hidupnya.Rasa sesak kembali menghampirinya, ingin sekali rasanya, ia mengulang kebersamaan disaat semua masih terasa sama, tak pernah berubah,bahkan menjadi sebuah kenangan pun.
Mata hitamnya menelisik kotak kayu tua disampingnya. Dibukanya kotak tua itu,
Kriiieeet krieekk..
kriiiiieeeet kreeeeekkk...Bukankah suara itu terdengar agak pilu?, suaranya yang terdengar tak beraturan seolah-olah menunjukkan bahwa dia juga rapuh, sangat kesepian, seperti tak ada yang membutuhkan, menginginkannya, bahkan mengingatnya.
Di letakkan foto usang itu ke dalam kotak kayu tua, ditata rapi bersama benda-benda kenangan lainnya.
Sebuah liontin biru menarik perhatiannya.
Mengingatkan dia kedalam suatu kenangan dalam masa lalunya.KARAN
"Hei, cinta itu bukan hanya untuk dua orang yang sudah saling mengenal lama, saling memperhatikan jarak dekat, saling berdekatan setiap saat, cinta itu dapat beragam artinya, maknanya luas, mau itu buat sahabat, teman, keluarga, atau orang asing yang bahkan gak dikenal sekalipun. Kalo memang takdir dia suka dengan orang lain, dia gak akan bisa apa-apa selain menerima takdir itu.", tutur pemuda jangkung berhoodie abu-abu kepada gadis disampingnya.
"Ran, dia pergi bukan tanpa alasan, dia pergi karena gak mau lebih menyakiti lo, kalo dia bertahan sama lo, mau se lama apa pun lo dengan dia, kalo emang bukan takdirnya, kalian gak akan bersatu, akan ada masanya kalian berpisah dan menjauh.Dan sekarang tugas lo, hanya menerima" , tambahnya.
"Kenapa harus dia Ren, orang yang juga sangat berarti buat gue. Ok, gue tau, gue tau kalo gue juga bersalah gak pernah mikirin apapun tentang dia, selalu egois mau menang sendiri. Tapi, salah gue apa si? gue juga ngerasain sakitnya gimana Ren, bukan cuman dia yang terpuruk, gue jugaa. Kenapa semua orang selalu mikir klo gue lebih layak untuk jadi beban, lo tau Ren gue capek." Balas gadis mungil berambut panjang sebahu itu.
Helaan nafas terdengar, si pemuda itu beranjak dari duduknya, berpindah menghadap pada gadis itu, menatap mata bening miliknya. Ia mengambil sesuatu dari saku hoodienya, lalu menggenggam tangan si gadis, membalikan telapak tangannya, menaruh sebuah benda kecil, sebuah liontin, berwarna biru.
"Dengar, secapek apapun diri lo, masih ada gue disini. Sesakit apapun lo, gue akan selalu siap jadi obat sementara buat lo. Lo gak pernah sendiri, karena di tempat lain, ada gue yang selalu berusaha jaga lo." Ucap pemuda itu, sambil tersenyum.
Gadis itu masih terdiam, bingung.
Yang ia lakukan hanya menatap si pemuda sambil mencerna kalimatnya."Liontin ini udah lama gue beli, dan udah lama juga pengen gue kasih Lo."
"Ran, gue cuman minta, tolong simpan liontin ini, saat lo sendirian, liontin itu akan bikin lo ingat gue, gue yang selalu ada di samping lo, meskipun gue jauh sekalipun."
"Gak perlu lo pakai, cukup simpan. Gue cuman mau lo tau, masih ada orang lain yang mengharapkan lo. Sekarang gue pamit, maafin gue klo gue pergi padahal gue baru aja janji buat selalu ada disamping lo." Pemuda itu terdiam.
"Gue janji, pasti akan kembali. Tunggu gue".
KARAN
Hai kalian,
Boleh dong vote+koment dulu sebentar.
Kasih kritik atau saran buat karya aku ini.
Dan terimakasih atas waktu kalian, sudah menyempatkan mampir dan membaca cerita ini.
Sayang kalian, xixixii.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARAN
Teen Fiction"Dengar, secapek apapun diri lo, masih ada gue disini. Sesakit apapun lo, gue akan selalu siap jadi obat sementara. Lo gak pernah sendiri, karena di tempat lain, ada gue yang selalu berusaha jaga lo." Ucap pemuda itu, sambil tersenyum. . . . . . . ...