"Nanti nanti kalo ke sekolah gausa lewat depan rumah orang ganteng, ntar lo kesemsem kan gue yang repot." Suara seorang lelaki masuk ke pendengaran Nara. Ada beribu rasa senang karena disapa oleh orang yang dia suka. Meskipun kalimat seperti itu tidak terdengar seperti sapaan. Namun, dia berusaha cuek dan pura pura tidak peduli.
Nara hanya memandang lelaki tersebut sambil memberi senyum yang dipaksa paksakan. Padahal hati nya seneng gak ketulung karena bertemu dengan pujaan hati nya.
Cewek itu kembali berjalan menuju jalan raya, menunggu angkot. Dalam hati dia berharap lelaki tadi membawa motor dari rumah, lalu saat melihat dirinya menunggu angkot, cowok itu menawarkan tumpangan padanya.
"Plis angkot jangan dulu nongol."
Terdengar suara motor Scoopy di belakang nya, gadis itu tersenyum penuh harap. Sesuai harapan, motor itu berhenti tepat di sebelah Nara, setelah itu, si pengendara motor membuka kaca helm.
Nara pura pura tidak menyadari keberadaan dia.
"Nunggu angkot Ra?" Tanya si pengendara, yang tak lain adalah Reza, cowok yang Nara sukai, juga cowok yang tadi 'menyapa' nya di depan rumah cowok itu.
"Iya, tapi belum keliatan juga." Kata Nara, pura pura menengok ke arah tikungan jalan, tempat angkot akan muncul.
"Ohh, kalo gitu gue duluan ya Ra."
"Eh?"
Reza kembali menutup kaca helm lalu melajukan kembali motor nya, tanpa mendengar dulu apa balasan dari Nara.
Nara tersenyum hambar.
"Reja sialan, gak peka banget, tawarin mau bareng atau ngga kek. Ini main nyelonong aja," gerutu Nara.
Angkot muncul dari balik tikungan, membuat dara berdecak, "pasti angkot nya penuh."
Nara melambaikan tangan nya, mengisyaratkan agar supir angkot berhenti. Angkot berhenti 2 meter dari jarak nya berdiri, dan benar saja, saat Nara naik, angkot sudah penuh oleh orang yang baru saja pulang dari pasar, juga ada beberapa anak sekolah seperti nya.
Pagi ini cuaca sudah panas, ditambah angkot yang penuh dan pengap membuat Nara semakin kepanasan, lagi di atap mobil angkot terdapat 3 buah stela jeruk dan juga dengan satu speaker berukuran besar di ujung kursi tempat Nara duduk diputar lagu lagu dj yang menurut Nara, sangat merusak telinga. Dari mulai lagu yang sering dijadikan sound sna*k vid*o sampai lagu lagu tiktok.
"Gini banget hidup gue."
***
"Ra, nyontek pr dong plis, gue kelupaan!" Desak Reza, yang sepertinya sudah sampai dari tadi, sedangkan Nara, duduk saja belum, tapi sudah dipaksa minta jawaban tugas oleh sang gebetan.
"Kenapa ga minta ke orang aja si?" Nara berusaha se sinis mungkin. Tapi Reza tidak menjawab.
Sebenarnya Nara tau kenapa Reza meminta contekan hanya kepada dirinya, sedangkan pada siswa lain tidak. Karena Nara sadar, bahwa Reza tau dia menyukai nya, jadi Reza berfikir kalau Nara menyukai nya, pasti apapun permintaan dirinya akan diberikan.
Mau tak mau Nara harus mencontekan jawaban hasil dia bergadang semalam. Karena Nara lemah soal Reza, dan brengseknya Reza malah memanfaatkan Nara.
Nara tau bahwa Reza memanfaatkan dirinya. Sudah beribu kali para sahabatnya mengingatkan agar jangan terlalu memberikan apa yang Reza mau, karna itu cuman akal akalan Reza doang. Tapi, Nara tetap Nara, dia sudah berusaha untuk mengabaikan Reza, namun tetap saja, rasa cinta nya masih lebih besar dari apapun.
"Nih," ucap Nara sembari berlalu dan memperlihatkan delikan pada Reza.
"Minta contekan lagi Ra?" Tanya Frisly, salah satu sahabat Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Teman
Teen FictionYang lebih menyebalkan dari cinta bertepuk sebelah tangan itu adalah, lo cinta tapi dia gak cinta.