Jam menunjukkan pukul setengah 6, Nara dan beberapa anggota OSIS, bergegas keluar dari sekolahan. Mereka baru selesai rapat, rapat tadi membicarakan tentang festival yang akan diadakan bulan depan.

Sepertinya, dua minggu sebelum acara, Nara pasti sudah sibuk dengan persiapan festival, maka dari itu, dua minggu pertama, Nara manfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama sahabat sahabatnya.

Nara menelpon Manda, meminta jemputan yang diiyakan oleh kakak nya. Saat ini Nara duduk di halte depan sekolah, para anggota OSIS yang lain sudah lebih dulu pulang, dan dia sekarang hanya sendirian di halte. Nara memutuskan untuk bermain sosial media, menghilangkan kebosanan, karena jarak kampus kakak nya dengan sekolah nya lumayan jauh.

Di depan sekolah Nara, sama sekali tidak sepi, karena Nara bersekolah di pusat kota, jadi depan sekolah itu adalah jalan raya, meskipun tidak seramai jalan raya utama, tapi itu mampu membuat Nara tidak merasa sendirian dan ketakutan.

Suara deruman motor terdengar dari dekat gerbang parkiran, nampak nya Dio, si ketua OSIS.

"Nara," panggil Dio pada Nara yang sedang fokus melihat lihat media sosial.

Nara mengalihkan atensi nya, dia tersenyum. "eh, kak Dio."

"Belum pulang Ra?" Basa basi yang basi.

"Iya kak belum nih hehe. "

"Ohh gitu ya, kalo gitu gue duluan ya Ra."

Gak ada tawar menawar gitu heh?!

Nara tersenyum paksa, lalu mengangguk, "iya kak, hati hati ya kak."

Setelah mendapat anggukan dari Nara, Dio langsung tancap gas, menghilang di antara banyak nya pengendara. Nara kembali bermain hape. Dia membuka wasap, lalu melihat lihat status orang lain.

Ada satu nama yang membuat Nara penasaran. Reza. Samar samar status itu terlihat seperti orang yang tegah bergaya, tidak biasanya anak itu meng ekspos foto dirinya, paling nggak cuman ss an main ML doang, pikir Nara. Karena penasaran + greget, Nara menekan status itu.

DUARRRR

Betapa terkejut nya Nara saat yang ada di status tersebut adalah foto Reza dan Jeny. Kreteng sudah hati Nara. Mana pose nya juga, Reza yang nyender di bahu Jeny, terus Jeny yang pegang hape.

Siapapun, beri Nara air dingin! Sekarang dia tengah terbakar panas nya api cemburu. Nara menggeram, bisa bisa nya Reza bermesraan dengan Jeny, sedangkan tadi siang Reza menjahili dirinya.

Bocah sialan! Pekik Nara dalam hati, tangan nya mengepal. Namun, beberapa saat kemudian, tatapan nya kembali sayup, tangan nya dia lemaskan, lalu wajah nya cemberut.

"Kan gue bukan siapa siapa nya Reza!" Rengek Nara sembari menhentak hentakan kaki nya, dia menjambak rambut nya sendiri, tidak menyadari bahwa mobil sang kakak sudah ada di hadapannya, Manda mengerutkan dahi, memperhatikan tingkah laku adik nya, seperti orang kesurupan.

"Heh, kamu ngapain?!" Sentak Manda, takut takut dugaanya benar, mana ini udah adzan maghrib lagi, biasanya kan kalo maghrib tuh waktu nya setan setan keluar.

"Hah?" Beo Nara, menghentikan aksinya dan mentapa si lawan bicara.

"Lho kakak? Kok udah ada di sini?"

"Kamu ngapain?" Ulang Manda. Tanpa menjawab pertanyaan Nara.

"Hah? Nggak kok," jawan Nara, gadis itu berjalan menuju mobil, lalu masuk dengan menutup keras pintu mobil.

"Pelan pelan Fida, ini mobil kakak lho."

Nara tak menggubris perkataan sang kakak, sedangkan Manda hanya acuh saja, mungkin adik nya tengah kesal. Pikir nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zona TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang