Warning! : typo bertebaran
•
•
•
•
•
•
•
╔══════════════╗Start
╚══════════════╝
••
•
•
•
•
•
Matahari mulai menghilang dan hari berganti malam. Suasana kota yang sepi kembali terasa. Tidak, masih terasa hanya saja terasa semakin hampa. Pencahayaanpun hanya bergantung pada sinar bulan yang mendukung malam ini.
"kurasa Chota perlu kita panggilkan dokter, mengingat kepribadiannya. Dia pasti menahan rasa sakit, tapi dia sudah tidak sanggup." Ujar Arisu yang berjalan di lobi mall yang gelap bersama Karube.
"Arisu." Panggi Karube yang berhenti dan berdiri ditepian dan menatap ruan mall yang kosong didepannya. Arisu menatap Karube dengn tatapan tanyanya.
"mari kita bermain malam ini, dengan (Y/n). aku rasa dia tau sesuatu." Lanjut Karube yang membuat Arisu menjawab heran pertanyaannya.
"tapi visa kita msih berlaku 3 hari, juga apa maksudmu (Y/n) tau sesuatu?" Arisu mendekat dan berdiri disamping Karube kembali menatapnya heran.
"lebih baik membiasakan diri dengan permainan ini selagi masih bisa, hm-entahlah hanya firasatku." Jawab Karube yang sempat terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan terakhir Arisu.
"kita juga mungkin harus, ikut dan menyelesaikan permainan berikutnya dengan Chota yang masih cedera." Sambung Karube dengan ekspresi kurang rela.
Karube sebenarnya tidak tega membua Chota harus ikut bermain, tapi dia lebih tidak ingin jika sahabatnya itu harus pergi selamanya nantinya. Arisu terdiam sambil menatap Karube, dia paham apa yang sebenarnya Karube maksud.
"kalau kita tidak bisa belajar menyelesaikan permainan ini sendiri, kita tidak akan bisa melindungi Chota." Ucap Karube yang nampak meykinkan Arisu untuk ikut dalam permainan mala mini. "kau benar, tapi.." Arisu mengalikan pandangannya dan berucap ragu.
"kita pun bisa mencari dokter untuk Chota. Lebih mudah bertemu banyak orang dalam permainan." Ucap Karube lagi dengan yakinnya.
"haruskah kita melakukannya lagi?" Tanya Arisu yang masih terlihat enggan, mengingat permainan pertama mereka. "mungkin ada petunjuk permainan apa ini." Tambah Karube lagi.
Heninng diantara mereka berdua, Arisu nampak menunduk menghindari tatapan yang Karube berikan. "kurasa begitu." Arisu mengangkat kepalanya menatap depn sambil berfikir. "jika ikut permainan, kita mungin bisa menemukn kekhasannya." Lanjut Arisu yang membuat Karube menatap bingung padanya.
"kekhasannya?"
"jika seseorang membuat permainan ini, kita pasti mengetahui karakteristik mereka melalui permainan ini." Tangan Arsu merogoh kantung celananya dn mengambil ponsel yang mereka gunakan dipermainan pertama dan menatap Karube.
"jika bisa menemukan itu, kita mungkin bisa memikirkan strategi pemainan." Jelas Arisu yang membuat Karube menyuggingkan senyum kecil.
"itu artinya kalian benar akan ikut bermain malam ini kan?" Arisu dan Karube terkejut dan segera menoleh kesumber suara dan mendapati (Y/n) berdiri besandar pada tiang pondasi dibelakang mereka.
"(Y/n)" gumam pelan Arisu menatap (Y/n) dengan tatapan yang sulit diartikan.
Sementara (Y/n) hanya tersenyum menatap mereka berdua. "(Y/n) apa kau tau-" ucap Karube yang menggantung begitu saja, membuat (Y/n) menatapnya heran. "tau?" (Y/n) sedikit memiringkan kepalanya tidak paham dengan maksud ucapan Karube tadi.
"ah-tidak bukan apa-apa." Karube menggelengkan kepalanya dan menatap kearah lain.
"kalau begitu ayo berangkat!" (Y/n) kembali tersenyum kecil dan berbalik berjalan terlebih dahulu. Arisu dan Karube saling menatap sejenak sebelum ikut berjalan menyusul (Y/n).
******
Malam semakin panjang, kota Tokyo yang biasanya penuh dengan kerlap-kerlip lampu kini berbeda. Suasan sepi sekaligus menegangan, karena pada malam harilah permainan demi permainan dimulai.
Lampu mulai menyala dibeberapa tempat di Tokyo yang telah ditetuka untuk area permainan. Seperti saat ini (Y/n), Arisu dan Karube berjalan bersama menuju salah satu dari lokasi tersebut.
Apartemen Toei Sendagaya.
Bangunan apartemen seperti pada umumnya, dipilih sebagai arerna permaina selanjutnya. Seorang gadis terlihat bejalan memasuki area aparteen tersebut dengan langkah pastinya.
Sensor merahpun menyala saat gadis itu melewatinya, sama seperti sebelumnya, jika melewati sensor atau pembatas yan telah dibuat dapat dipastikan kau akan tertembak oleh laser yang muncul dari langit.
Gadis itu berhenti dan menatap sekelilingnya, ada 9 orang yang terlihat sudah memegang ponsel yang mereka pilih. Dua pria kantoran, seorang wanita cukup umur, 2orang wanita muda, seorang berandalan, lalu ada pemuda yang nampak seperti pekerja part time.
Dan satu lagi, pemuda yang nampak misterius dengan tudung jaket putihnya.
Tangan gadis itu tergerak mengambil salah satu ponsel yang masih tersisa disana, dan melakukan login masuk dalam perminan itu.
Mohon tunggu permainan dimulai. Satu menit sebelum pendaftaran ditutup.
Setelahnya gadis itu berbalik dan mencari tempat sambil menunggu permainan dimulai. Seorang pemuda pekerja part time nampak mendekatinya.
"permisi, apa kau tau kemana semua orang ditokyo pergi?" Tanya pemuda itu dengan ekspresi bingungnya pada gadis tadi. Sebelum gadis itu sempat membuka mulut, tiba-tiba seorang pria berbadan kekar berjalan masuk melewati tengah pemuda dan gadis itu begitu saja.
Kedua orang tadi menatap pria yang lewat itu sejenak. Lalu si pemuda nampak bertanya lagi pada gadis itu. "anu, benda ini.." pemuda itu menunju ponsel yang dibawanya dan menatap gadis didepannya.
Namun ucapannya terpotong dengan suara orang yang lgi-lagi datang.
"ada banyak orang."
"entah apa ada dokter disini."
"dokter? Ah-untuk Chota ya."(Y/n), Arisu, dan Karube sampai disana. Pemuda tadi nampak mundur dan memberi jalan pada mereka bertiga. (Y/n) menatap semua orang yang ada disana dan melirik sekilas kearah pemuda bertudung putih dipojokan sana.
Sementara Arisu menoleh menatap gadis tadi yang dilawatinya itu.
"Usagi benar terlihat cantik dilihat langsung, dan dia." Batin (Y/n) yang tadi melirik Usagi sejenak lalu melirik ke arah yang dia lirik sebelumnya.
"Chishiya Shuntaro. Sepertinya bisa diandalkan, tapi aku tidak boleh terlalu percaya, dia terlampau licik untuk mencapai tujuanya sendiri." (Y/n) tersenyum kecil dan megambil 3 ponsel dan memberikan 2 pada Arisu dan Karube.
"baiklah, permainan dimulai."
•
•
•
•
•
•
•
═════════ To be continue ═════════

KAMU SEDANG MEMBACA
Alice in Borderland X Reader [VERY SLOW UPDATE]
Fanfic(y/n) seorang gadis remaja berusia 19 tahun yang tiba-tiba terseret masuk kedalam film yang terakhir kali ditontonnya. terjebak dalam film bertahan hidup dan mengharuskannya mengikuti apapun yang terjadi tanpa mengubah jalan cerita film tersebut. #1...