Jam pelajaran terakhir ternyata dilewati dengan kosong karena guru yang bersangkutan tidak dapat menghadir kelas dengan alasan sedang kembali ke kampung halamannya di Gwangju.
Renjun bersama ketiga temannya sudah berada didepan gerbang sekolah, menunggu jemputan. Tentu saja kecuali Renjun yang pulang menggunakan bus sehari harinya jika ada uang.
Daehwi sudah lebih dulu berpamitan dan kini tersisa Hyunjin, Yangyang dan Renjun yang duduk di halte bus
"Aku sudah dijemput, kau yakin tak ingin ikut bersamaku?" Tanya Yangyang memastikan
Pasalnya ia sedari tadi terus menawari Renjun untuk pulang bersamanya agar tak perlu menaiki bus, namun Renjun keras kepala dan terus menolak.
"Kau tak ingat ucapanku pagi tadi?"
"Baiklah baiklah, kalau begitu aku duluan.nHyunjin jaga Renjun, jika dia kenapa napa aku akan mem..."
"Aku laki laki, bisa menjaga diri, lagipula Hyunjin sudah dijemput"
"Hei aku bel.."
"Tuan Hyunjin.."panggil sopir pribadi Hyunjin
"..Lum dijemput, kenapa kau tahu?" Tanya Hyunjin melanjutkan ucapannya yang terpotong
"Aku memiliki mata"
"Yasudah, kami tunggu sampai kau masuk kedalam bus ya.."
"Pulanglah, aku memaksa"
"Kau ini keras kepala, baiklah..aku pulang duluan, hati hati" pamit Yangyang, ia menyerah melawan sikap Renjun yang keras kepala
"Aku juga Renjun, maaf tidak bisa mnemanimu..hati hati lah"
"Ya..tak apa-apa, kalian juga"
Setelah itu tersisa lah Renjun dengan kesendirian, memang jarang ada siswa yang menaiki bus karena hampir semua siswa disekolah ini orang berada dan pastinya diantar jemput.
Berbeda dengan Renjun ia memang berada namun tak berharga, dan jadilah tak memiliki apa apa selain dirinya sendiri.
Tak lama bus yang Renjun tunggu terlihat mendekat kearah halte tempatnya menunggu, sebelum bus mendekat tangan Renjun ditarik oleh seseorang hingga dirinya tersungkur kebelakang. Ia tidak dapat melihat siapa pelakunya karena seluruh kepalanya ditutup oleh kain hitam.
Tubuh kecilnya diseret menjauh dari halte, Renjun berontak namun kekuatannya kalah jauh dengan laki laki yang menyekapnya, walau begitu Renjun tak menyerah dan terus memberi perlawanan.
Ia merasa bahwa dirinya masuk kedalam sebuah mobil karena tubuhnya sedikit berguncang mengikuti gerak mobil yang ditumpangi.
Tak lama kemudian mobil berhenti, tubuh Renjun kembali ditarik untuk keluar, dapat ia dengar suara beberapa orang, perasaanya mengatakan kalau sekarang Renjun sudah sampai ditempat tujuan mereka untuk mengurungnya. Dapat Renjun rasakan ruangan ini begitu lembab, tubuh Renjun dipaksa duduk kemudian ditali dengan sebuah tali berukurang sedang, sedikit meringis karena ikatannya yang begitu kuat membuat Renjun sesak.
Pikiran Renjun melayang jauh pada adegan sebuah film yang ia tonton, dimana ada kejadian penculikan dan sama persis seperti yang Renjun alami sekarang ini, ia jadi merasa sedang memerankan salah satu tokoh dalam film.
Sibuk dengan pikirannya Renjun tak sadar bahwa kain hitam yang menutupi kepalanya sudah dilepas, ia menetralkan matanya dengan cahaya lampu agar bisa melihat jelas dimana sekarang ia berada.
"Kau yakin dia adalah anaknya? Jangan sampai salah sasaran seperti kemarin" ucap salah satu diantara mereka
"Aku yakin kali ini benar" dibalas yang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
PLACE OF BLOOD [JAEMREN]✓
Fanfictionhidup Renjun sangat berantakan dan sekarang semakin berantakan setelah dirinya dibuang oleh orang tuanya, kesialan tak sampai disitu, dimana ia harus bertemu dengan sebuah keluarga yang sangat aneh dan misterius baginya. "Kau terlalu candu, Renjun" ...