8 Months [BONUS 1]

425 31 3
                                    

8 Bulan, sudah 8 bulan usia kandungan seungkwan, mereka menjalani kehidupan tanpa orang ketiga yang tiba tiba hilang itu. Vernon tentu saja tetap sama, ia tak pandai melupakan orang itu, orang yang begitu manis dengan tubuh ramping dan selalu memberinya pelukan hangat dan kenyaman. Lebih baik semua tentangnya adalah halusinasi, itu akan jauh lebih baik dari pada kehidapan dan kenyaman yang ia berikan menjadi nyata.

Vernon masih terus terduduk di pinggiran ranjang menatap setiap pergerakan seungkwan yang masih sibuk mengobrak abrik isi lemari, terkadang ia juga berdiri untuk memunguti semua baju yang berserakan di lantai keramik impornya, lalu meletakkan nya kembali kedalam lemari, walau tak ada guna nya juga karena bakalan jatuh lagi kelantai.

"akhh bononie, kwanie harus pakai yang mana!?" seungkwan terus menghentakkan kakinya kesal.

"pakai apa saja yang penting muat!" jawab dingin vernon, ia cukup kesal hari ini seungkwan selalu merengek minta itu minta ini, vernon kan bingung.

"dengan perut sebesar ini!? Mana cukup, kwanie nggak mau pergi, dirumah aja, huhh!" seungkwan berjalan meninggalkan lemari itu lalu pergi keranjang empuk untuk merebahkan tubuh nya yang saat itu sedang bercabang menjadi 2.

"ohh astaga sayang, kita hanya perlu keluar sebentar untuk makan tteokbokki, kajja bayi kita pasti lapar!" bukan malah di turuti seungkwan makin mempoutkan bibirnya merasa tak setuju dengan apa yang di katakan vernon padanya.

"ihh tapi sama aja kan, namanya juga keluar! Bononie mau kwanie jadi tontonan orang pake baju nge pas? Huhhh!" sungkwan kembali menyibukkan diri mengobrak abrik isi lemari itu.

Vernon kembali menghela napas nya berdiri membersihkan kerusuhan yang dibuat oleh laki laki manis itu, pikirannya kembali mengingat minghao, pasti akan jauh lebih mudah mengurus seungkwan yang selalu merengek ini kalau saja minghao masih ada disini.

Vernon langsung membuang pikiran nya itu, menoleh kebelakan menatap seungkwan yang tengah bertelanjang dada karena belum menemukan baju yang pas, ia kembali berjalan kearah lemari bedanya sekarang berada di lemarinya.

"ini pakai baju ku saja!" ucap vernon sambil mendudukan tubuh seungkwan yang pada masa mode manja. Lalu memakaikannya dengan hati hati.

"ihh kok warnanya jelek gitu!?" seungkwan melempar begitu saja baju sebelum baju itu menyentuh tubuhnya, lalu kembali rebahan.

"mau warna apa ya sayang!" vernon mengusahakan memasang wajah tersenyum walau terpaksa, lebih baik begitu dari pada harus mendengar seungkwan ngomel ngomel lagi padanya.

"kuning!" dalam sekejap seungkwan mengubah posisi rebahan menjadi duduk menghadap vernon.

"hmm bentar ya sayang!" vernon bangkit dari duduknya lalu mengambil apa yang di inginkan seungkwan, lalu dalam sekejap kembali ke hadapan seungkwan.

"hehe! Sini kwanie mau poppo!" vernon terkekeh karena wajah seungkwan, walau ia sering kesal dengan sikap seungkwan yang sekarang jadi super merengek tetep aja kalo disuguhi beginian vernon mana tahan.

Vernon mengecup pelan bibir yang seungkwan maju majukan tadi dan segera mengakhirinya, ia takut hujan datang sebelum mereka pergi di musim penghujan ini. Namun kepalanya terus ditahan oleh seungkwan. Vernon langsung duduk di samping seungkwan ikut mengecup menjilat lalu berpindah lagi dari sisi bibir sini ke sisi bibir sebelah sana. Hanya ini yang dapat mereka lakukan selama 8 bulan terakhir.

Entah apa rencana mereka kali ini, mereka terlihat sudah bersiap untuk segera berangkat kesuatu tempat, bukan untuk pergi ke sebuah acara, bukan juga pergi kekantor vernon, bahkan bukan juga menemui jun di apartementnya, yang mereka tau entah sejak kapan jun menghilang begitu saja sejak kejadian yang menimpa kekasihnya, entah tiba tiba secarik kertas di dalam amplop menuliskan surat pengunduran diri jun tepat diatas meja miik vernon. Sangat di sayangkan seorang yang berbakat seperti jun mengundurkan dari pekerjaan nya karena kehilangan seseorang.

Vernon tau bagaimana rasanya mengahadapi kenyataan seperti yang jun alami, karena ia juga mengalami nya, tidak seperti jun yang terlihat seperti putus asa meninggalkan semuanya begitu saja vernon harus terlihat kuat untuk seungkwan yang tak tau bahkan tak mengingat orang yang selalu ia panggil hyung. Vernon harus bersikap biasa seperti tak pernah ada yang bernama minghao.

"bononie! Kau sedang memikirkan apa!?" tanya seungkwan sambil sedikit mengguncang pundak milik vernon.

"aniyo! Gwenchana!" vernon kembali menggengam erat tangan seungkwan yang tengah tertatih tatih berusaha menopang tubuhnya, mereka tengah berada di trotoar menuju suatu tempat, seungkwan memang tengah hamil besar tapi ia juga harus berolah raga, karena itu vernon saat ini lebih memiih berjalan kaki seperti yang dokter saran kan, toh tempat mereka tuju tak terlalu jauh hanya perlu sekitar 3-5 menit untuk sampai.

"bononie! dede bayinya mau minta sesuatu! Gimana dong!?" seungkwan menghentikan langkahnya menggoyangkan lengan vernon mengadukan apa yang ia inginkan.

"nggak jadi makan tteokbokki!?" ucap vernon berusaha memastikan keinginan seungkwan tadi saat dirumah sambil terus merengek padanya.

"hehe nggak jadi! Maunya yang lain" vernon terkekeh sambil mengusak rambut berponi milik pujaan hatinya ini.

"ayo katakan seungkwan! Kau mau apa hm?"

"kwanie takut bononie nggak bisa ngabulin, kalo nanti dede bayinya jadi ngileran gimana!"

"omoo! Kwanie kau tak percaya padaku?" vernon membuat gerakan seolah olah dia terkejut dengan ucapan seungkwan.

"b-bukan gitu emmm kwanie mau makan ikan bakar hehe!" senyum manis terpampang pada wajah manis nan elok milik seungkwan.

"ikan bakar saja kan!? Kajja, aku beliin banyak nanti!" sebelum vernon melangkahkan kakinya lagi seungkwan dengan cekatan menarik lengan vernon hingga vernon kembali kehadapannya.

"wae!?" tanya bingung vernon.

"kwanie maunya makan di pantai!" ucap seungkwan lirih sambil menunduk. Ia hanya tak mampu menatap wajah suaminya yang tengah diam seribu bahasa dihadapannya.

Vernon mendesah pelan sambil terus menatap seungkwan yang masih sibuk menatap sepasang sepatunya, bukannya nggak mau atau apa! Kalian perlu tau jam berapa sekarang, jam 5 sore, pasang surut air laut pun akan cukup bahaya bila berada di dekat pantai dan juga akan cukup gelap disana. Tapi, bukan seungkwan namanya kalo ngidam nya kagak aneh aneh.

Sebenarnya bukan Cuma kali ini seungkwan ngidam aneh aneh, pernah sekali dan hal ini yang tak akan pernah terlupakan oleh vernon walau nanti usia nya 80 th, seungkwan pernah ngidam jeruk, terlihat begitu gampang sih tap masalahnya seungkwan mintanya jeruk yang dipetik secara langsung di kebun nya tanpa bayar alias nyolong, vernon hanya bawa 1 buah dan itu udah masuk kedalam kriteria yang tepat buat seungkwan yang penting jeruk nyolong. Untuk pertaam kalinya orang sekaya vernon yang bisa beli 1 truk jeruk disuruh nyolong 1 jeruk.

"hmm kajja!" vernon kembali menggandeng seungkwan meninggalkan tempatnya berdiri menuju rumahnya, ia harus segera menyiapkan segalanya untuk keberangkatan mendadak demi seungkwanya.

"emmmm saranghae bononie!" seungkwan memeluk lengan vernon dengan gemas walau tubuhnya harus mengimbangkan pergerakan mereka.

"ok vernon ini akan segera berakhir, tunggu sebulan lagi setelah anakku lahir setelah itu kau bebas!" batin vernon, bebas? You are kidding me!? Setelah lahir pasti tambah bakalan nyesek lu non, yakin deh. Jadi nikmati aja dulu masa ngidam bini lu yang belum ada apa apanya.

[✔]TWO WIVES || VERHAO X VERKWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang