"Pulang nanti aku tunggu di taman sekolah" cegat Alvaro pada Marsya saat hendak ke kantin.
"Hm" jawab Marsya seraya menganggukan kepala.
Marsya melanjutkan langkahnya menuju kantin bersama Keisa sahabatnya. Seperti kantin pada umumnya, banyak sekali manusia berpakaian putih abu yang sedang mengantri membeli jajanan untuk memanjakan perut.
"Eh buset males deh gue ngantri kalau bukan buat ngisi ni perut" ucap Keisa kesal.
"Lo marah marah terus deh Sa, hamil ya?" Tanya Marsya iseng.
Keisa pun langsung memukul pundak Marsya kencang sampai Marsya meringis menahan sakit plus kaget.
"Kaga lah setan! Sadis amat lo Sya" jawab Keisa.
Meskipun pundaknya Marsya masih sakit dia tetap tertawa mendengar tanggapan Keisa. Setelah sekian lama mengantri akhirnya mereka mendapat bagian untuk memesan bakso.
"Mas bakso dua ya, yang satu sedeng yang satu pedes. Yang sedeng pake seledri, yang pedes jangan pake seledri." Pesan Keisa pada penjual bakso.
"Buset neng, pelan pelan aja kali bingung mamang jadinya" jawab penjual bakso.
"Hehe maaf mas, abis kita kebagian akhir ni. Mana bentar lagi bel masuk" ucap Keisa lalu memesan kembali bakso dengan pelan pelan.
Disisi lain Marsya hanya menggeleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Setelah selesai membeli bakso mereka memutuskan untuk kembali ke kelas.
Belum sampai di kelas bel masuk sudah berbunyi nyaring hingga ke seluruh sekolah.
"Baikkkk heem baikkkk, baikkk sekali itu bel bunyi pas kita belum sempet makan ni bakso" ucap Keisa dengan wajah komplikasi cemberut dan greget."Hai bakso, cape yah? Sama ko kita juga" timpal Marsya dengan wajah tak kalah cemberut.
Mereka pun bergegas lari menuju kelas XII Mipa 5 dengan membawa bakso yang tak sempat dimakan.
Marsya menopang dagunya sembari memperhatikan guru yang sedang menulis di papan tulis "Bisa gila gue Sa, perut kosong di pelajaran matematika"
"Yang lebih gilanya lagi abis ini lanjut pelajaran kimia, emang ni kayanya gue salah ambil jurusan" ucap Keisa membalas perkataan Marsya.
Memang jadwal hari selasa kelas XII Mipa 5 aga mengesalkan. Dua pelajaran akhirnya adalah matematika dan kimia, sudah jelas bisa membuat kelas menjadi banyak asap yang keluar dari otak para murid.
Tringggg tringggg, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Lapang sekolah yang awalnya sepi seketika berubah menjadi ramai.
"Ayo Sya langsung pulang kan?" Tanya Keisa pada Marsya yang mematung di depan kelas.
"Ga Sa, Varo ngajak ketemu di taman sekolah" jawab Marsya
"Ko gue yang deg deg an si pacar lo minta ketemuan di taman, ngeri tau ga. Lo emang kaga deg deg an apa Sya?" Tanya Keisa lagi pada Marsya.
"Kaga, palingan juga minta putus dah tau si gue" ucap Marsya dengan acuh.
Tidak kaget dengan jawaban Marsya, Keisa pun hanya menggeleng kepalanya. Keisa tidak habis pikir pada Marsya, sudah mendapatkan seorang Alvaro yang tampan, tapi Marsya tetap saja cuek. Entahlah apa yang ada di dalam hati dan pikiran Marsya sampai bisa secuek itu menjadi manusia. Tapi untuk Alvaro Keisa memberikan dua jempol karena bisa mendapatkan hati Marsya, ya walaupun tidak tau juga Marsya itu beneran cinta atau hanya suka selewat saja pada Alvaro.
Baru saja Keisa akan pulang, Marsya sudah memanggilnya lagi dengan wajah memelas "Eh Sa tungguin gue ya, kalau lo pulang duluan tar gue pulang sama siapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
Teen Fiction"Kalau akhirnya lo sama dia kenapa dari awal lo malah deketin gue?" -Marsya Adelyn Kenzie yang mau tau kisah Marsya baca aja!