4. h-30 pt1

4 2 0
                                    

Mungkin rofftop hotel sudah menjadi stan favorit Rahma kali ini. Ia sangat menikmati angin malam yang indah ini. Bintang berkilau cerah kali ini, apa akan bertanda baik?

"Lo jadi sering kesini juga yak?"

Rahma pun langsung menengok ke sumber suara, "emm iyahh" balasnya malu malu.

"Udah ngomong sama mama Lo belum? Soal jadi liburan disini" tanya Arief sambil duduk disebelah Rahma.

"Belum" balasnya sembari menundukkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Takut"

"Takut apa?"

"Takut ga dibolehin" kini Rahma benar benar menatap Arief penuh harap agar ia juga mau membujuk ibunya untuk mengizinkan Rahma berlibur.

"Ntar gue yang ngomong"

"BENERAN?!" Mata Rahma bersinar, ia akan sangat bersyukur jika ibunya benar benar mengizinkan.

Arief sedikit memalingkan wajahnya dari Rahma, terlalu dekat untuk wajah gembira. Seketika wajah Arief sedikit memerah malu.

"Iyaa, tapi gue ngomong sama nyokap dulu"

"Okeyy!" Balas Rahma sembari memberi jempol kepada Arief.

....

Hening, Arief sedikit canggung untuk duduk bersebelahan dengan Rahma.

"Tapi kalo ga dibolehin, gapapa kok" ucap Rahma tiba-tiba sambil menundukkan wajahnya yang sedikit murung.

"Kamu tau kan, kalo mamaku over protective"

"Hmm iya, tau" balas Arief, ia sangat tahu latar belakang keluarga Rahma. Ya mereka memang sedekat itu dulu, hingga tau semua latar belakang sikap Rahma ataupun Arief dan keluarganya.

Mamanya memang sangat over protective, sampai sampai dulu Rahma tak diperbolehkan pergi selain bersama Arief. Bisa dibilang dulu Arief dianggap kakak angkat Rahma sampai-sampai tanggungjawab Arief dalam menjaga Rahma dinomor satukan.

"Harusnya sih boleh, kan sama gue" ucap Arief sambil menepuk pundak Rahma.

"Harusnya...."

Disisi lain, ada yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.

-Andaikan gue diposisi dia-

°°°

Rahma mengemasi barang-barang nya untuk esok hari, ia memantapkan diri untuk menelpon ibunya agar mengizinkan ia berlibur di Jakarta.

Tak perlu lebih dari 20 detik, sambungan telepon diangkat oleh sang ibu tercinta.

"Assalamu'alaikum, gimana lombanya nak?"

"Wa'alaikumsalam, menang kok mah" jawab Rahma sedikit berhati hati.

"ALHAMDULILLAH! Abis ini kamu pulang kan? Nanti mama masakin enak buat kamu" hati Rahma mulai berdebar kencang, enggan dimarahin ibunya.

"Emm iya mah, anu... Aku boleh tinggal disini dulu ga?"

"HAH? APA?!" Rahma sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara ibunya terlalu kencang untuk didengar.

"Aku mau jalan jalan dulu disini-" ucapan Rahma sudah dipotong oleh ibunya.

"GAK BOLEH! Sama siapa kamu disana HAH?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Precious MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang