|1| Aku Aleena

50 8 2
                                    

// Hello readers! Wah kamu rajin membaca, semoga menjadi orang yang sukses yaaa! :* //

***

Rumah Sakit Bunda, Jakarta
Sabtu, 10 Juni 2000
Pukul 10:00 WIB
Telah lahir :
Aleena Adelia
Berat badan 3,2 kg
Tinggi badan 52 cm

Aku lahir ke dunia disambut tangis bahagia pasangan Alla Adelia dan Abimanyu Irham sebagai anak pertama mereka.

Tumbuh di keluarga serba berkecukupan Ayah seorang pengusaha sukses dan Ibu seorang sosialita. Aku cukup manja karena apa yang aku mau selalu dibelikan. Parasku yang cantik dan imut, mata sipit, hidung kecil, bibir merah dan kulit putih selalu dipuja-puja Ibu didepan rekan sosialita nya. Kecerdasan ku di usia 3 tahun sudah bisa membaca di banggakan Ayah didepan rekan kerjanya.

Kami dikenal sebagai keluarga yang harmonis, diidam-idamkan, dan sempurna.

~~~~~~~~~~~

Jumat, 19 Mei 2006

Hujan deras dan petir menghantam menimbulkan suasana yang mengerikan. Aku menyelimuti tubuh dengan selimut berwarna pink. Semakin membuatku takut karena kamarku cukup luas dan aku sendirian. Ayah dan Ibu sangat sibuk, hingga tak melihatku hari ini.

Terdengar suara pintu yang dibuka kencang dan derap langkah yang menggertak.

Praankkkk!!!
Jrreengg!!!
Traangg!!!

Suara gelas dan piring yang pecah. Aku terkejut dan langsung lari menuju arah suara itu, ternyata dapur. Kulihat Ayah dan Ibu sedang bertengkar.

"Aku cari uang sangat susah kamu menghabiskan begitu mudah, HAHHH?!!" Bentak Ayah kepada Ibu.

"Aku tidak tahu kalau Riska itu penipu. Lagian kamu pula, mengapa bisnis mu itu gagal. Kamu memang tidak becus bekerja!!!" tembal Ibuku.

"Berani kamu berbicara seperti itu HAHH, seharusnya kamu berpikir bahwa rumah, mobil mu, bajumu, make-up mu, siapa yang bayar! Dan siapa yang membiayaimu ikut arisan puluhan juta hingga akhirnya kamu tertipu dan rasanya aku GILA Sekarang! Aku selama ini sudah bekerja keras. Dan kamu bilang aku masih tidak pandai bekerja? Dimana ot*k mu itu!!!" balas Ayah sambil menujuk-nunjuk Ibu.

"Halahhh gak usah sombong kalau masih punya hutang di Bank. Lagian rumah ini pun belum lunas kan!!" Ibu tak mau kalah.

"Yaa memang benar! Sekarang ditambah kamu buat masalah!!! Bukankah seharusnya kamu minta maaf? Tidak tahu malu!" Bentak Ayah dan keluar dari dapur.

Ayah berjalan dan tak menolehku. Disusul Ibu keluar dari dapur, ia melihatku yang sudah berlinang air mata tapi tak menghampiri ku. Ibu sibuk mengejar Ayah.

Aku tak mengerti, aku hanya terkejut dan aku takut.

Aku ditemani pengasuhku, Bi Aan dan dua orang asisten rumah tangga yang sedang membersihkan serpihan kaca di dapur.
Kali ini berbeda, rasanya rumah terasa sepi. Biasanya aku sedang di temani Ayah dan Ibuku dikamar sambil membacakan buku dongeng. Tapi, atas kejadian sore tadi aku benar-benar baru pertama kali melihat Ayah dan Ibu bertengkar hingga tak pulang malam ini.

~~~~~
Minggu, 21 Mei 2006

Hari ke-dua setelah sore itu Ibu dan Ayah tidak pulang. Aku tak mau makan. Tak mau mandi. Aku hanya menunggu Ayah dan Ibu pulang. Duduk di teras rumah pandanganku tertuju pada mobil Avanza putih yang melaju ke rumah. Aku berlari, aku yakin itu Ayah dan Ibu. Dan benar saja...

"Ayah, Ibu, aku rindu!!!" aku memeluk erat orang tua ku dan tangis ku pecah.
"Sayang maafkan Ibu dan Ayah yaa sudah meninggalkan mu" peluk hangat Ibu dan ikut menangis.
"Ayah dan Ibu sayang Aleena" Ayah turut memeluk kami berdua.

its AleenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang