Hujan turun lagi hari ini. Membawa rintik yang jatuh bersamaan dengan kenangan yang tiba tiba menyeruak. Memaksa untuk keluar dari kepalaku. Padahal sudah cukup lama aku mengubur kenangan-kenangan itu dulu. Kenangan saat aku masih bersamamu dulu. Kenangan saat kita pergi ketempt tempat favorit kita dulu. Kenangan saat kita bersenggama menuntaskn rindu. Kenangan saat aku dan kau mulai tak sepaham, kenangan saat kau dan aku mulai mempermasalahkan hal yang padahal kita juga tak mengerti berasal dari mana. Dan kenangan akhirnya aku memilih pergi darimu.
Hujan hari ini lebih sepi, tanpa angin yang pernah meruntuhkan kepercayaan yang selama ini dibangun. Tanpa petir yang pernah memporak-porandakan egomu dan egoku yang menolak untuk terus saling memahami seperti waktu itu. Lebih deras layaknya momen-momen yang terus memaksa keluar dari dada dan kepalaku. Aku tidak tau apakah ini hanya perasaanku yang terlalu merindukanmu atau Tuhan sedang bercanda denganku karna terlalu naif mengabaikanmu. Padahal tau bahwa hatiku pun tak sanggup, tapi aku pun tak bisa menepis omongan yang mereka lontarkan padaku. Aku tau, memang dalam sebuah hubungan aku dan kau yang menjalani, tak perlu terlalu memikirkan pendapat orang lain. Seperti katamu waktu itu. Tapi apa kau tau? Hubungan tak selamanya tentang aku dan kau saja. Tapi juga tentang keluargaku dan keluargamu. Ah sudahlah. Mungkin kita tak pernah baik-baik saja saat memilih pisah . Aku berharap kau akan lebih bahagia meski nantinya entah bersama dengan siapa. Dan hujan hari ini adalah instrumen kilas balik yang tak akan pernah mengembalikan kita. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adalah Rumah
RomanceNovel ini berisi tentang perjalanan berkelana hingga dititik saya yang ditusuk oleh waktu dan keadaan yang memaksa saya untuk bertahan bersandar pada jalanan yang tak bertuan. Dan pada akhirnya rasa lelah soal asmara itu membuat saya memutuskan me...