FILM OUT [complete]

Out

Untung Taehyung menepati janjinya dengan tidak meminta hal yang konyol kepadaku. ia membawaku ke sebuah taman hiburan, tempat yang biasanya kita datangi setiap libur sekolah. Taehyung sangat menikmati berbagai permainan yang ada disini, ia sangat menyukai hal yang berbau ketinggian dan menguji nyali, sedangkan aku ? jangan ditanya, aku 180 derajat berbeda dengannya aku sangat tidak menyukai hal tersebut, menurutku sangat menyeramkan bahkan jika hanya untuk berdiri di ketinggian. 

Saat kecil kami bahkan seringkali bertaruh atau melakukan pertandingan guna menentukan tempat mana yang akan kami kunjungi. Aku yang lebih suka untuk pergi ke tempat yang memiliki kolam berenang yang luas lalu Taehyung yang pastinya akan memilih ke taman bermain ini dan sudah pasti ia yang akan lebih banyak menang dariku. 

Mungkin kebanyakan anak anak memang menyukai tempat ini tetapi lain halnya denganku. Aku memiliki kenangan yang sedikit buruk ditempat ini karena pada saat kami berkunjung ke sini aku tersesat dan tidak menemukan Bunda dan Taehyung. Aku baru bertemu dengan mereka pada saat keadaan taman yang mulai tutup dan keadaan yang gelap hingga jika kami pergi ke taman ini kembali aku tidak akan pernah melepaskan tangan Bunda ataupun Taehyung. Tetapi rasanya Taehyung tidak peka dengan keadaan ku yang saat itu takut, ia akan tetap meminta pergi untuk menghabiskan hari liburnya ke taman ini. Lambat launpun aku mulai terbiasa kembali dan sedikit melupakan kejadian tesebut.

Aku tidak habis pikir, hari ini kami tepat berusia 16 tahun dan tahun esok akan memasuki tahun yang orang bilang tahap dimana dinamakan dewasa awal tetapi Taehyung masih meminta untuk ke taman ini. Baiklah, aku akan tetap menuruti adik manisku ini.

"kau mengajak ku ke sini lagi ?"

"ayolahh, tahun lalu aku menurutimu untuk menemani mendaki gunung, sekarang kau gantian menemaniku untuk bermain disini" pandangan Taehyung mulai berkeliaran seolah mengabsen satu persatu permainan yang ada dihadapannya, dengan tidak sabarnya taehyung menarik tanganku dan aku hanya mengikuti kemana adikku membawaku.

Aku tidak mengerti dengan orang yang menciptakan permainan sengeri ini, bagaimana dia bisa berpikir membuat seorang manusia dibawa terombang ambing dengan kepala di bawah dan kaki di atas lalu jangan lupakan ketinggian yang tidak main main ini. Sungguh hal yang tidak bisa kupikirkan dengan logika.

Taehyung berteriak dengan sangat keras dan tertawa saat permainan mulai naik sedangkan aku hanya bisa memejamkan mata dan merapalkan doa terus menerus. Taehyung adikku yang manis dan sayangnya untuk saat ini ingin sekali kuumpati karena dengan beraninya dia memaksaku untuk menaiki wahana yang sepanjang 15 tahun, salahh 16 tahun tidak pernah kunaiki ini.

salahkan harga diri yang terlalu tinggi ini karena ia meledekku dengan mengatakan aku yang sebentar lagi akan beranjak dewasa tetapi tidak berani untuk mencoba permainan yang menurutnya seru.

Penyesalanpun datang terlambat. Setelah turun dari wahan tersebut aku hanya bisa terdiam dengan kaki gemetar, wajah yang pucat pastinya. Lalu sekali lagi adik manis ku ini malah menertawakanku, bagaimana aku tidak kesal.

Setelah menaiki wahana ekstrim tersebut aku bersumpah tidak akan ingin menaikinya lagi tidak peduli taehyung mengejekku dengan bibir kotaknya itu.

Aku mendudukkan diri di atas bangku taman. Bersama dengan taehyung ? tentu saja tidak. Taehyung masih memiliki energy yang berlebih, ia sedang menaiki wahana lain yang saat ini masih bisa kulihat ia melambaikan tangan ke arahku dengan senyum dan tawanya yang tak pernah hilang.

Dengan membalas lambaian tangannya tersebut aku mengucapkan doa dalam hati, aku meminta agar tuhan tidak menghilangkan senyum tersebut. Aku akan mengorbankan segalanya untuk senyum dan tawa taehyung karena aku, Kim Jimin adalah kakaknya. Seorang kakak dari adik manisku.