4

73 9 1
                                    

Langsung aja ya. Cuzzzzzz...

So Eun hari ini mulai bekerja di perusahaan ayahnya. Baru hari pertama dia bekerja dia sudah sangat repot dan sibuk. Posisinya adalah penerjemah yg merangkap sebagai asisten CEO. Tapi, baru hari pertama bekerja, dia malah di ganggu.

Tok tok tok.

"Masuk," kata So Eun.

"So Eun?" tanya seseorang saat orang tersebut memunculkan hanya kepalanya di balik pintu yg sudah terbuka.

So Eun pun menoleh kearah pintu masuk tersebut.

"Ck, kau mau apa Minho-ssi?" tanya balik So Eun dengan ketus lalu kemudian menundukkan kepalanya menatap berkas-berkas di mejanya yg harus di pelajari.

"So Eun-ah, jangan ketus begitu dong. Aku kan ingin melihatmu bekerja. Siapa tahu bisa kubantu," sahut orang itu yg bernama Lee Minho. Dan dia pun melangkah masuk dan mendekati meja So Eun.

"Saya merasa tidak perlu bantuanmu," ujar So Eun masih ketus dan masih terus menatap berkas-berkas di tangannya.

Minho pun melangkah ke samping So Eun. Kemudian dia berjongkok dan menatap wajah So Eun dari sampingnya.

"So Eun-ah, janganlah terus ketus begitu. Aku kan tulus mencintaimu," ujar Minho merayu.

So Eun tidak menggubrisnya.

"Kita pergi dinner ya sabtu malam nanti?" tanya Minho mengajak.

"Tidak," sahut So Eun tegas.

"Ck, kenapa kau tidak pernah memberiku sedikitpun kesempatan, eoh?" tanya Minho lesu.

"Karena itu bukan sifatku. Aku tidak suka memberi harapan pada orang yg tidak kucintai," sahut So Eun tegas.

Minho pun bangkit berdiri dan melangkah menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintunya dia berhenti sejenak.

"So Eun-ah, aku memang bukan manusia sempurna. Aku masih bekerja di perusahaan orang tua. Masih belum mandiri. Tapi cintaku selalu tulus untukmu," ujar Minho tanpa berbalik menatap So Eun.

So Eun mendongakan kepalanya dan menatap punggung Minho dengan kasihan.

Kemudian Minho membuka pintunya dan melangkah keluar dari ruangan So Eun.

"Mianhae Minho-ah, hatiku sudah dimiliki oleh orang lain. Meski orang itu tidak akan mencintaiku, tapi hati ini tetap miliknya, sampai mati," monolog So Eun.

#####

"Hyeong-ah, hari sabtu kemarin aku melihat So Eun noona, apa kalian sudah bertemu kembali?" tanya Myungsoo.

Kim Bum pun hanya mengangguk sejenak dan masih asik memeriksa beberapa kertas ujian dari para muridnya.

"Apa yg kau rasakan?" tanya Myungsoo.

Kim Bum menoleh ke Myungsoo sambil mengernyitkan dahinya.

"Apa maksudmu?" tanya balik Kim Bum.

"Ck, hyeong apa kau benar-benar baka, atau polos? Bahkan semua murid dulu di sekolah SHINJU SCHOOL saja tahu kalau So Eun noona bukan hanya sekedar mengagumimu. Tapi bahkan mencintaimu," sahut Myungsoo.

Kim Bum sedikit terkejut. Namun hanya dalam hati. Dia terdiam sejenak. Sebenarnya ada rasa senang saat mendengarnya. Tapi...

'Bukankah perbedaan usia kami begitu mencolok? Apa benar dia mencintaiku?' batin Kim Bum.

"Mungkin itu hanya sensasi anak muda. Lagipula, dia tidak pernah mengatakan apa pun," ujar Kim Bum datar. Lalu dia melanjutkan kembali memeriksa kertas-kertasnya.

LAST PROFOSAL (BUMSSO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang