PROLOG

2K 198 51
                                    

"Alasan putus tanpa sebab selain meninggalkan tanya, tapi juga meninggalkan luka."

***

Langit malam terlihat cerah dari jendela kamar Kiya. Bulan purnama bersinar dengan beberapa bintang yang menghiasi kegelapan. Suasana hati cewek itu bertambah bahagia tatkala alunan lagu dari boyband korea kesayangannya, BTS, memenuhi seisi kamar tidurnya. Belum lagi ditambah sang pacar, River, mengajaknya bertemu malam ini padahal ini hari rabu, bukan jadwal mereka kencan.

Di tengah kebingungan tadi, Kiya iseng saja membuka kalender. Ternyata sekarang tanggal 11, artinya hari ini adalah bulan ketiganya menjadi pacar River, ketua osis SMA Bangsa. Meskipun hubungan mereka sembunyi-sembunyi—River beralasan agar hubungan mereka eksklusif dan Kiya tidak digeruduk fans-fans River, tapi hubungan keduanya berjalan aman dan tentram.

Dan demi merayakan tiga bulan mereka jadian, Kiya sengaja mengenakan pakaian terbaiknya; gaun selutut berlengan panjang berwarna kuning cerah dengan flat shoes warna senada. Rambut sebahunya dia urai seperti kesukaan River. Riasan sederhana terpulas di wajahnya.

Bunyi ponsel seketika menarik perhatian Kiya. Refleks, dia merogoh sling bag untuk mengambil benda itu. Menemukan nama River di layar menjadikan senyumnya merekah.

From : Riverku

Di bawah.

Segera saja Kiya berlari keluar. Di tengah-tengah tangga dia berteriak kencang, "Kiya keluar, Everybody!"

Dia terus menyongsong pintu masuk. River dengan motor Ninja-nya sudah berhenti di depan pagar. Mendapati bukan mobil yang pacarnya kendarai, suasana hatinya sedikit turun. Alamat disuruh ganti baju nih, keluh Kiya.

"Kupikir kamu bawa mobil, Riv," ucap Kiya seraya membuka pagar lebar-lebar.

Bukannya menjawab, River hanya menatap lekat pada Kiya. Membuat cewek itu mengernyit dengan heran. "Kenapa ngeliatin aja? Apa aku ganti baju sekarang? Kamu duduk dulu deh di teras, aku ganti."

Namun, baru saja hendak berbalik, tiba-tiba tangan Kiya dicekal River. Ditatapnya sang pacar dengan kerutan di keningnya yang semakin banyak. "Riv, kamu baik-baik aja?"

River mengangguk lambat-lambat.

Menyadari ada yang tidak beres, refleks, Kiya menempelkan telapak tangannya di kening River, sementara telapak tangan yang lain di keningnya. "Kamu nggak panas apalagi anget. Kamu sakit gigi ya? Kok diam aja sih, Riv? Aku buat salah apa sampai kamu nggak ngomong sama sekali?"

River mendesah panjang. Diraihnya tangan Kiya dalam genggamannya. "Kiya."

"Iya?"

"Kita putus aja ya, Kiya."

Mata Kiya mengerjap. Mulutnya melongo. Sontak diremasnya kuat jemari River. Kepalanya mendadak kosong. Namun satu keyakinan yang pasti, dia merasa tak melakukan kesalahan apa pun.

"Riv, kamu bercanda, kan? Sumpah, ini nggak lucu ya!" omel Kiya. Tangannya yang bebas memukul pelan dada River.

"Maaf ya, Kiya."

Tahu-tahu saja pegangan River terlepas. Cowok itu menyalakan mesin motor yang sukses mengembalikan kesadaran Kiya. Belum sempat dia meraih tangan River untuk menahan cowoknya pergi, River sudah melajukan Ninja-nya.

"Riv! River! River!" Teriakan demi teriakan Kiya lontarkan, tapi River tetap terus pergi tanpa sedikit pun memelankan kendaraannya ataupun menoleh padanya.

"Kenapa?" bisik Kiya lemah.

Perlahan tubuh Kiya merosot di depan pagar hingga terduduk. Tatapannya nanar dan sendu pada jalanan kosong yang gelap di depannya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang membuat cewek itu mendongak. Adnan, sang Kakak menatapnya heran.

"Kenapa lo, Adzkiya? Katanya mau pergi, tapi malah jongkok. Mau boker?"

"Gue diputusin."

Tangis Kiya pun pecah. Isakan keras lolos dari mulutnya. Dia bingung dengan hati yang baru saja dipatahkan. Alasan putus tanpa sebab selain meninggalkan tanya, tapi juga meninggalkan luka. Ada apa dengan River sebenarnya?

***

#MoveOn - Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang