O3

28 6 0
                                    

"Bang es jeruk dong," teriak seorang pria bertubuh tinggi bahkan bisa dibilang dia termasuk jajaran sebagai anak kelas sepuluh yang tertinggi.

"Gue juga Cung," sahut Samuel sebagai teman pria yang dipanggil nya tadi.

"Bang satu lagi es jeruk nya ya," ucap Jisung kepada abang tukang es jeruk itu.

Ya Jisung nama pria yang di panggil oleh Samuel 'Cung' itu . Karena menurut Samuel memanggil Jisung itu sulit jadi dia memanggilnya 'Icung' atau 'Cung' saja.

"Enak nih kantin sepi gini," ujar Samuel seraya mengunyah somay yang baru beberapa menit ia pesan.

"Iya lah, gak berisik gak rusuh," sahut Jisung sambil menyendokan bakso kedalam mulutnya.

"Dan yang paling enaknya itu kita gak harus pusing dengerin guru itu ngebacotin angka-angka," lanjut Jisung.

"Bener banget, kita juga gak usah pusing-pusing ngerjain soal hahaha."

"Kalian itu masih kelas sepuluh aja udah bandel gini," sahut abang tukang es jeruk tadi seraya meletakan pesanan mereka berdua di meja mereka.

"Yang penting kita gak bolos sekolah bang." Jisung menyeruput es jeruk miliknya.

"Ya sama aja kalian bolos pelajaran sekarang."

"Yailah bang sekali-kali, refresing otak," ucap Samuel sambil mengambil bakso milik Jisung.

"Ck rakus lo!" Jisung memukul tangan Samuel namun dengan cepat Samuel menyelamatkan bakso yang dicurinya dari Jisung dengan menggenggam baksonya dengan tangan kirinya langsung.

"Jorok, najis."

"Bodo." Samuel mengunyah baksonya dengan santai.

"Refresing sekali-kali apanya kalian? Orang hampir tiap hari kabur ke kantin waktu jam pelajaran," sahut seorang ibu kantin yang mendengarkan ucapan mereka.

"Enggak kok bu, kita gak kabur cuma mengistirahatkan otak doang," ujar Samuel.

"Nanti juga kan ada waktu istirahatnya."

"Lama."

"Iya keburu otak kita gak kuat, nanti kalo otak kita terbakar gimana coba? Nanti saya gak bisa mikir bu," sahut Jisung dengan sangat tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.

"Ck dasar bocah." Ibu kantin itu kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

"Eh kakel cantik kemaren ngajak gua ngobrol masa," ucap Samuel dengan menyombongkan dirinya.

"Yang mana?"

"Yang rambutnya panjang itu loh."

"Kuntilanak?"

"Bangsat!" Samuel memukul kepala Jisung.

"Aduhh sakit, idiot!" Jisung mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat di pukul oleh Samuel.

"Lo yang lebih idot." Jisung hanya diam saja mendengar ejekan Samuel dan kembali memakan bakso miliknya.

"Lo liat aja nanti kakel paling cantik."

"Hmm." Jisung hanya berdehem menanggapi Samuel dan kembali fokus pada bakso nya dengan sedikit berjaga-jaga agar baksonya tidak di curi lagi oleh teman nya yang duduk di depannya.

Bel istirahat sudah berbunyi menandakan beberapa detik kemudian kantin akan di isi oleh anak-anak murid yang kelaparan dan kehausan setelah beberapa jam di dalam kelas mengerjakan soal yang membuat pusing hingga menguras banyak tenaga dan perut pun menjadi kosong karena itu.

"Wahh bentar lagi bakal penuh nih."

"Mau pergi aja?" Tanya Samuel.

"Males." Jisung melihat orang berlalu lalang berebut tempat duduk, saling mendahului untuk membeli makan.

Bad DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang