O2

32 8 0
                                    

Jaemin berjalan dengan dada yang dibusungkan. Lagi-lagi berhadapan dengan empat orang yang selalu melanggar peraturan tentu membuat pikiran nya ikut pusing.

Jaemin yang bernotabene sebagai ketos selalu dan selalu menjumpai para siswa-siswi yang melanggar peraturan. Bedanya, untuk empat orang yang ada di depannya ini adalah, mereka selalu terlambat setiap hari senin, rabu, jumat. Seperti sudah direncanakan. Membuat Jaemin pusing.

"Masih mau disini aja? Udah telat bukannya segera ke ruang piket malah masih disini ngobrol," ucap Jaemin tegas.

Haechan menatap Jaemin kesal, sedangkan Hendery, Lucas dan Mark memilih diam dan segera bersiap masuk ke dalam sekolah.

"Chan! Lo mau berdiri disitu aja apa ikut gue!" seru Mark seraya menyembulkan kepalanya dari kaca mobil. Haechan segera berlari dan memasuki mobil.

"Kalian berdua. Motor nya dituntun! Lagi pada belajar jangan berisik," ucap Jaemin.

Setelahnya Jaemin berjalan meninggalkan ke-4 orang yang nampak kesal, ralat minus Mark. Mark tidak begitu kesal pada Jaemin karena Mark tau itu kesalahan nya.

"Sok banget asu."

"Yeu, kita salah juga sih, yaudah ayok ah jangan sambat terus lo Cas."
Lucas dan Hendery menuntun sepeda motor mereka, sedangkan Haechan dan Mark sudah duluan memasuki sekolah.

Membersihkan seluruh kamar mandi putra dan guru. Hal yang tidak pernah Mark pikirkan. Bukan nya apa, tetapi biasanya mereka akan dihukum berlari keliling lapangan atau pun menyapu halaman. Tapi kali ini, mereka ber-4 dihukum untuk membersihkan seluruh kamar mandi putra dan kamar mandi guru di sekolah. Mark mengehela napas nya jengah.

"Kalo sampe telat lagi, gue usir lo dari rumah Chan!" seru Mark.

Haechan yang berdiri di sebelah Mark mendelik.
"Iya-iya nggak lagi, udah bersihin biar cepet kelar. Jangan marah-marah mulu." Haechan mengambil alat pel lalu mulai mengepel lantai kamar mandi putra di lantai satu.

Mark pun ikut membersihkan kaca di dekat wastafel di dalam kamar mandi. Di sisi lain, Hendery dan Lucas justru berlari menuruni tangga, awalnya mereka hendak membersihkan kamar mandi di lantai dua. Tetapi mereka terpaksa berlari karena Lucas yang tidak sengaja salah masuk kamar mandi dan berakhir di kejar oleh sekumpulan kaum hawa yang diselimuti kemarahan.

"Cepetan anjir, masih di kejar sama anak cewe."

"Ya sabar, turun tangga ini."

"Lagian lo ngapain sih pake segala masuk ke kamar mandi cewe. Mana pas banget mereka lagi ganti baju gitu, fix habis ini kita di kata om-om pedo."

"Si anjing, gue nggak sengaja ya. Yakali sengaja masuk. Gini-gini juga gue tau batasan."

"Ya kan tetep aja buat kita jadiㅡ"

"BANGSAT!!"

Belum sempat Hendery melanjutkan kalimatnya. Keduanya berhenti berlari dan menelisik sumber suara.

"Kalo jalan pake kaki terus mata lo dipake buat ngeliat. Bukan nya jalan yang bener, pake nabrak orang segala!"

Lucas dan Hendery saling menatap. Lalu kembali menatap siswa yang masih berdiri di barat mereka dengan siswi yang terduduk dan sebuah gelas plastik kosong yang jatuh di dekat sepatu siswa tersebut.

"Gila, sadis banget omongan nya, " komentar Hendery.

"Padahal sama cewe, nggak ada rasa kasian nya apa ya," tambah Lucas.

"Ya tapi bener juga sih apa yang cowo itu bilang. Jalan pake kaki terus mata buat ngeliat."

"Tapi ga usah pake ngegas segala Hen, lagian dia nya juga ga kenapa-napa. Malah si cewe tuh yang jatoh." Hendery hanya mengangguk pelan. Siswa tadi melenggangkan kakinya setelah selesai membersihkan sepatunya dengan siswi yang masih terduduk di lantai. Hendery berniat membantu siswi tersebut namun lengan Hendery ditahan oleh Lucas.

Bad DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang