WIP 28

19.6K 1.8K 226
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan kedua orangtua Jaemin dari Jepang setelah hampir setahun berada di negara yang dikenal sebagai negeri Sakura.

Jaemin sudah bersiap menyambut kedua orangtuanya bersama Jeno.

Ya. Jeno juga ada disana dan mereka berdua berniat akan memberitahu tentang hubungan mereka berdua juga bayi yang Jaemin kandung pada kedua orangtua Jaemin. Jeno juga berniat akan meminta izin untuk menikahi Jaemin dan semoga semuanya lancar dan kedua orangtua Jaemin bisa menerima juga merestui hubungannya bersama Jaemin.

Semalam, Jaemin memang meminta Jeno untuk menginap di rumahnya. Dan ini adalah kali pertama Jeno menginap di kediaman orangtua Jaemin. Karena sebelum-sebelumnya Jeno menginap di apartemet Jaemin atau sebaliknya. Tapi, lebih sering di apartemet Jeno.

Bukan apa-apa, Jaemin tidak bisa tidur karena memikirkan hari ini akhirnya ia memutuskan menghubungi kekasih tampannya lalu memintanya untuk menginap dirumahnya. Tanpa berpikir dua kali Jeno mengiyakan permintaan Jaemin dan segera meluncur ke apartemet kekasihnya.

Ia juga merasa khawatir meninggalkan Jaemin sendiri dirumahnya meskipun ada pelayan dan supir disana. Tetap saja dia merasa khawatir apalagi dengan keadaan Jaemin yang sedang mengandung.

Huffttt...

Jaemin membuang nafas kasar. Ia merasa cemas sekarang. Pikirannya berkecamuk antara cemas, takut dan khawatir menjadi satu. Setelah hampir setahun dia dan kedua orangtuanya akan bertemu kembali karena kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan bisnisnya. Mereka pasti akan terkejut melihat keadaan Jaemin sekarang.

"Kau tidak perlu cemas seperti itu, sayang. Semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku." Ucap Jeno menenangkan seolah tahu kecemasan yang Jaemin rasakan.

"Bagaimana aku tidak cemas, Jeno? Setelah hampir setahun aku tidak bertemu dengan kedua orangtuaku dan kami hanya berinteraksi melalui telpon atau video call itupun tidak sering. Dan ketika mereka kembali dari Jepang, mereka akan terkejut dengan keadaanku yang seperti ini," Jaemin tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.

"Sebaiknya kau duduk dulu dan tenangkan dirimu. Sebentar, aku akan membuatkanmu teh hangat agar kau rileks," Jeno berdiri dari duduknya kemudian berlalu menuju dapur.

"Semoga grandpa dan grandma kalian bisa menerima keadaan mama sekarang, ya, aegi. Dan merestui hubungan mama dan papa," Monolog Jaemin seolah berbicara pada calon bayinya.

Tak lama kemudian Jeno kembali dari dapur dengan secangkir teh hangat ditangannya.

"Ini sayang, minumlah," Ucap Jeno seraya menyodorkan secangkir tehnya.

Jaemin menerimanya lalu meneguknya sedikit kemudian menyerahkannya kembali pada Jeno. Jeno meletakkan cangkirnya ke atas meja.

"Bagaimana, merasa lebih baik?" Jeno membelai rambut Jaemin dengan lembut.

Jaemin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Tin tin...

Bunyi klakson terdengar dan sebuah mobil berhenti di halaman rumah.

"Sepertinya mereka sudah tiba," Ujar Jeno, "Ayok kita temui mereka," Ajak Jeno lalu meraih jemari Jaemin lalu menggandengnya.

Tetapi, Jaemin hanya bergeming ditempatnya.

"Kenapa, Sayang?" Jeno mengurungkan niatnya yang ingin beranjak dan kembali pada posisinya.

"Aku takut, Jeno." Cemas Jaemin.

Jeno tersenyum kecil lalu menangkup kedua pipi Jaemin, menatap manik bening yang terlihat dipenuhi dengan kecemasan juga ke khawatiran. Jeno memberikan senyum menawannya yang mampu meneduhkan hati Jaemin.

What? i'm pregnant! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang