02 Akhir untuk awal yang baru 1

18 3 9
                                    


Apabila ada kesamaan nama tokoh, latar belakang, kesalahan kata, atau mungkin ada cerita yang mirip mirip seperti cerita saya. Mohon maaf karena saya ga bermaksud meniru atau menjiplak karya orang, ini murni hasil pikiranku sendiri. Terimakasih

Cuss
Happy reading

____

Sejak 3 jam yang lalu aku di interogasi oleh pa Fajar.

Pa Fajar terus saja menanyai perihal hubunganku dengan Reza.

Karena aku termasuk salah satu murid yang beliau awasi gerak geriknya.

Kenapa demikian?

Padahal murid yang lain tidak diawasi sedemikian ketatnya.

Kenapa aku begitu?

____

Cepat jawab aja pertanyaan bapa Kanara.

"Kamu udah menjalin hubungan berapa lama dengan Reza?

Jantungku makin gak karuan rasanya. Terus saja berdetak dengan semakin cepat.

Tenang Ra tenang, kamu ga pernah ngelakuin kesalahan apa apa. Ucapku dalam hati.

"U-udah 6 b-bulan p-pa" akhirnya aku menjawab dengan begitu pelan.

"Ck, Kanara Kanara"

"Kamu lupa yah, bapa ini kan temen Papa kamu, kamu ngga inget gimana khawatirnya papa kamu waktu dia mendaftarkan anak terakhirnya ini ke sekolah ini? Hm?"

Kanara hanya terus menunduk begitu dalam.

"Bapa gatau nanti harus bicara apa sama Papa kamu kalo kelakuan kamu kaya begini selama sekolah"

"Pa saya mohon Pa, jangan bilang ke Papah kalo saya pacaran Pa" Kanara langsung menjawab dan menegakkan kepala dengan cepat.

Pa Fajar hanya diam memandangi wajahku yang sudah banjir air mata.

Jujur saja, kenapa aku sampe nangis begini karena Papah ku itu termasuk orang tua yang tegas.

Dia ga akan memarahi anak anaknya, ketika kita membuat kesalahan.

Tapi, dia akan langsung memanggil anaknya untuk diinterogasi dengan kata kata tegas beliau. Yang bisa membuat kita sebagai anaknya ga bisa berbuat apa-apa selain harus menjawab apa yang Papah tanyakan.

Entahlah Papah memang punya aura yang bikin kita jadi segan dan ga berani ngelakuin hal hal yang beliau larang sejak dulu seperti pacaran.

"Pa, aku mohon Pa jangan bilang ke Papah atau ke Bunda kalo aku udah pacaran" ucapku lagi dengan suara yang sudah serak akibat menangis tadi.

"Baiklah, tapi ceritakan pada Bapa kenapa kamu sampai berani pacaran begini"

Huftt
Aku menghela nafas cukup lega.

"Aku ikut kebawa teman pa" ucapku sambil menunduk

"Ya sudah, silahkan kamu pulang"

"P-ponsel saya bagaimana Pa?"

"Ponsel kamu Bapa sita dulu untuk seminggu kedepan"

Aku hanya bisa menghela nafas lagi.

"Baik kalau begitu saya permisi dulu Pa, assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Akhirnya aku pulang dengan langkah gontai tanpa tau harus ngomong apa nanti kalo ketemu Reza.

____

"Assalamualaikum, Ara pulang" ucapku setelah sampai rumah.

"Waalaikum salam, ganti baju gih abis itu makan" ucap Bunda dengan begitu perhatian.

fourtrioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang