Tak-tak-tak-tak suara hentakan kaki menaiki sebuah tangga menuju ke lantai atas. Jeglek suara pintu terbuka dak pintu tertutup kembali, hah Kanaya menghela nafas lelah. Ia sekarang sedang berbaring di atas kasur nyamannya, masih lengkap dengan seragam sekolahnya seperti seragam atas dan bawahan, dasi, tidak lupa dengan tasnya yang masih ia bawa sambil berbaring di atas kasur. Melihat ke atas dengan bayangan kosong.
Hari ini adalah hari yang super duper melelahkan bagi gadis itu, karena ini adalah hari pertamanya masuk sekolah dan bertemu dengan orang yang berbeda watak, sifat, serta perilaku. Tidak mudah baginya untuk cepat menerima hal baru itu kemungkinan bisa tapi tidak bisa berjalan cepat.
Ia bangkit dari acara rebahannya lalu meletakkan tasnya ke atas meja belajar, lalu ia beralih ke sepatunya melepas sepatunya satu per satu dan juga kaos kaki putihnya. Kemudian ia keluar kamar menuju balkon teras kamarnya mengambil handuk untuk mandi.
Kanaya menaruh handuk tersebut di pundak kirinya, dan ia baru sadar kalau dasi sekolahnya masih menempel di lehernya. Kemudian ia melepasnya menaruh dasi itu ke tempat baju kotor berada.
Tidak berangkat mandi tapi ia malah kembali ke kasurnya untuk rebahan lagi dan masih mengenakan seragam sekolahnya tadi pagi. Aroma melon dari lilin aromaterapi yang menenangkan membuat gadis itu tertidur dengan nyenyak.
.
.
.
.
.
.
.
.
Waktu berjalan dengan cepat tanpa kita sadari, tadi masih sore sekarang dia sudah mau pergi berganti menjadi malam hari yang tenang. Dan Kanaya Claresta Diangga masih juga belum bangun dari tidur nyenyaknya, saat adzan berkumandang Allah...hu akbar Allah...hu akbar ia baru bisa bangun karena adzan maghrib yang memanggilnya untuk segera beribadah.
Kanaya langsung turun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi karena tadi ia belum sempat mandi. Bukan belum sempat sih, tapi belum niat. Sekarang ia sudah selesai mandi dan juga sudah rapi dari atas kepala sampai ujung kaki. Malam ini ia menggunakan kaos putih pendek, celana training hitam, serta jaket hitam yang sudah melekat di tubuhnya. Tidak tahu kenapa, ia sangat suka menggenakan jaket saat malam hari. Bukan karena dingin tapi baginya hal itu sangatlah nyaman. Untuk rambutnya ia hanya menguncirnya dengan tali karet berwarna hitam.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang ia sudah ada dibawah lantai satu, tepatnya di dapur. Karena perutnya sudah lapar meminta asupan makanan. Bahan-bahan dari kulkas ia keluarkan, ada buah-buahan yang akan ia jadikan makanan untuk malam ini. Yaitu ada strawberry, rasberry, blueberry, dan pisang. Buah-buahan tersebut dicuci bersih olehnya dan di masukan ke blender untuk dijadikan smoothy hmm sepertinya akan enak ya...xixixi. tidak lupa ia masukan juga sedikit air putih ke blender yang berisi buah-buahan tadi. Setelah terblender dengan hasil yang sudah lembut, Kanaya mengambil mangkok dan smoothy itu ia taruh ke dalam mangkok yang ia ambil barusan. Memberi sedikit tambahan irisan buah pisang, blueberry, delima, dan oat meal ditabur ke atas smoothy yang permukaannya masih kosong.
Untuk menyeimbangkan jika ada makanan pasti ada minuman bukan?! Kanaya mengambil gelas dan lemon juga teh. Ia berniat untuk meembuat es lemon tea untuk diminum bersama smoothy yang ia buat tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Kanaya
Ficção AdolescenteStory of Kanaya : Cerita tentang kehidupan seorang gadis remaja yang bernama Kanaya Claresta Diangga. Cerita itu akan diceritakan dari awal hingga akhir dalam cerita Story of Kanaya.