Chapter 2

337 40 1
                                    

.
.

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
By Himehime90
.
.

Pagi hari yang begitu cerah, disuatu tempat kediaman yang sangat megah dan indah, terdapat seorang gadis terbaring lelap ditempat tidurnya yang sangat nyaman dan besar itu. Akan tetapi kenikmatan dari tidurnya itu terganggu karena ada seorang pelayan yang membukakan jendela, sehingga sinar matahri yang begitu menyilaukan menyinari ruangan dan juga gadis itu.

"Ngh..."

"Selamat pagi, Nona Hinata" Sapa pelayan yang membukakan jendela kamar.

Hinata terbangun dari tidurnya, dia memposisikan dirinya yang tadinya tidur sekarang menjadi duduk.

"Nona, ini sarapan anda, dan seragam anda sudah kami siapkan, air hangat pun sudah siap." Ucap pelayan satu lagi yang datang membawa sarapan dan menempatkan sarapan itu didepan Hinata.

Hinata hanya memandangi sarapannya itu. "Nona, Nyonya berpesan agar Nona memakan sarapan anda dengan benar."

"Tousan.... dan Kaasan?" Tanya Hinata.

"Tuan dan Nyonya tadi malam kembali, namun tadi pagi sekali mereka telah pergi lagi, katanya masih ada bisnis yang harus diselesaikan." Lapor para pelayan.

Hinata terdiam, dia tidak ingat, kapan terakhir kalinya dia sarapan pagi bersama kedua orang tuanya, mereka sangat sibuk dengan urusan mereka. Lalu Hinata menyantap sarapan itu walaupun tidak mau, karena kalau dia tidak menyantapnya, para pelayan yang baik hati itu pasti akan cemas. Setelah Hinata selesai menyantap makanannya, para pelayan membereskan sisanya, dan Hinata pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah untuk melihat hasil pengumuman.

Begitu Hinata sudah siap dan rapi berpakaian, Hinata berjalan kearah pintu, sebelum Hinata membuka pintu.

"Nonaaa Hinataaaa!" teriak salah satu pelayan.

"Ah, Tenten... pagi." Ucap Hinata tersenyum.

"Bukan pagi! Kamu lupa meminum obatmu! Kamu ini benar-benar, ayo diminum dulu." Ucap Tenten memberikan obat pada Hinata dan segelas air. Tenten adalah ketua pelayan dirumah yang megah itu, dia sangat memperhatikan kondisi Nona mudanya itu.

Begitu selesai meminum obat yang Tenten berikan. "Ini, obat untuk jaga-jaganya, jangan sampai lupa." Kata Tenten.

"Iya, terima kasih yah, aku pergi dulu." Pamit Hinata.

"Hhhhh, anak itu... padahal ada mobil untuk mengantarnya, tapi kenapa dia memilih untuk jalan kaki yah?" Tanya Tenten pada dirinya sendiri sambil memandangi Nonanya pergi.

.

Hinata berjalan menuju sekolahnya, harus menaiki kereta untuk bisa sampai disekolah, Hinata sudah biasa dengan kehidupannya, dia tidak memakai fasilitas yang telah diberikan orang tuanya.

Begitu sampai disekolah, dia melihat ke papan pengumuman yang banyak dikerumuni orang, begitu dia melihat nomor ujiannya tertera disana, dia sangat senang, tapi disitu dia tidak punya teman untuk berbagi kesenangannya.

Dia melihat sekeliling, orang-orang yang saling berpelukan karena senang telah diterima, ada juga yang menangis karena tidak diterima, tapi menangispun ada seorang teman yang menyemangatinya sambil memeluk. Sedangkan Hinata, harus dengan siapa dia berbagi kebahagiannya itu. Dari dulu memang dia tidak punya teman, itu bukan karena dia tidak bersosialisasi, tapi semua orang terlalu segan padanya, karena sikap Hinata yang terlalu diam.

Begitu Hinata membalikkan badannya, dia melihat Kakashi berdiri dilorong sekolah sedang memandangnya.

Hinata tersenyum lembut pada Kakashi dan menandakan bibirnya 'aku tunggu', Kakashi langsung memerah wajahnya dan Hinata pun pergi dari tempat itu.

Choose Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang