Mas Sakha.
Semangat kuliahnya, Asaka!Satu chat dari Sakha disambut senyuman rindu oleh Asa, pagi hari ini kakaknya masih sempat mengiriminya pesan semangat meskipun singkat.
"Asaka."
Suara itu, ini masih pagi, kampus masih sepi. Lalu siapa yang memanggilnya?
"Asaka!"
"Adin! Ya Allah kaget!"
"Lagian kamu dipanggil dari tadi nggak nyahut."
"Aku kira bukan manusia yang manggil."
"Apa aku semirip itu sama hantu?"
"Nggak, kamu mirip bidadari kok."
Ingat Asa, Adin masih dekat dengan Bima.
"Nih, camilan buat kamu." Adin menyodorkan satu kotak bekal berisi roti bakar.
"Kamu makan aja, aku udah kenyang."
"Terima aja, hitung-hitung buat kembaliin dua hari kamu baik ke aku. Udah ya, aku mau ke perpustakaan, dimakan ya rotinya. Semangat Asaka!"
Adin melambaikan tangan singkat, setelah itu ia berlari keluar dari fakultas psikologi.
Retina Asa masih fokus pada siluet cantik sang gadis, seolah-olah semua semestanya hanya berpusat pada Adinara. Seolah-olah seluruh jiwanya tertarik untuk selalu ada di samping tubuh kurus si gadis. Seolah-olah ... raganya ingin egois untuk segera mendekap Adin.
Ngomong-ngomong, mimpi apa Asa malam ini sampai mendapat roti bakar dan semangat dari Adin?
Dafa yang baru datang mengikuti arah pandang Asa, mata laki-laki itu tidak lepas dari Adin yang mulai menjauh dari fakultasnya. Dafa tersenyum jahil mendapati Asa yang membawa roti bakar.
"Wih roti bakar nih, pasti enak apalagi dari Adinara-nya Asa."
"Enak aja, minta ke Devina sana." Asa meninggalkan Dafa yang berdiri dengan tangan masih terulur untuk merebut roti bakar pemberian Adin.
"Rata-rata orang bucin itu pelit, ya? Minta roti bakar yang dikasih doinya aja gak mau berbagi."
"Sa, katanya, orang pelit itu kuburannya sempit. Mau dilebarin juga bakal disempitin lagi sama malaikat. Kayak kejepit gitu, lo mau?"
Asa mendengus sebal, "kalau sempit, minta Mas Sakha lebarin lagi makamnya, ukuran tiga sampai empat meter, biar jadi kost-an bukan kuburan. Heran gue sama lo."
***
Ting!
Adinara Citra Radhika.
Udah dimakan belum rotinya?Adinara Citra Radhika.
Sebenarnya itu dibeliin Bima kemarin, dibeliin banyak, nggak mungkin aku makan sendiri jadi aku bagi ke kamu.Adinara Citra Radhika.
Semangat kuliahnya, Asaka!"Lo mau roti bakarnya?" Tanya Asa ke Dafa yang duduk di hadapannya. Mereka ada di kantin sekarang, niatnya Asa tidak memesan makanan karena akan memakan habis roti pemberian Adin, tapi karena pesan Adin yang sangat tiba-tiba, ia ingin berbagi roti itu dengan Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dari Asa
Fiksi Remaja❝Adin, semakin panjang kisah yang kamu buat untuk seseorang, maka semakin lama pula kamu ada diingatannya. Jika aku diberikan kesempatan untuk membuatkan kisah untuk kamu, aku akan membuat kisah itu seindah mungkin, kisah tanpa tangis, kisah yang ti...