3| My girl

88 18 16
                                    

Have a nice day and happy reading!

.

.

.

"Yang lainnya sudah datang?"
(Name) tengah berdiri di depan pintu rumah sugawara sambil menenteng tas di bahunya.

"Etto- barusan mereka menelponku katanya mereka tidak bisa datang" ujar suga sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tatapannya bergulir ke tangannya yang tengah memegang pegangan pintu.

"Ketiga tiganya??" tanya (name) tidak percaya. Suga menganggukan kepalanya.

"Apa sebaiknya kita kerjakan lain waktu saja ya?" gumam (name) sambil berpikir.

Suga yang tak ingin melewatkan kesempatan berdua dengan pujaan hatinya pun mulai memutar otak untuk mencari alasan. Seketika bola lampu imajiner muncul di atas kepalanya.

"Kalau kita kerjakan lain waktu, kita akan semakin kekurangan waktu untuk latihan sementara naskahnya pun belum jadi" itu alasan pertama suga. Jika gadis dihadapannya menolak, suga masih menyimpan beberapa alasan di kepalanya. Sungguh ini tidak seperti suga yang biasanya lemah lembut, tapi ia menjadi suga yang keras kepala untuk mendapatkan (name).

"Hmm.. Benar juga, tapi kan kita bisa saling mengoper flashdisk naskahnya untuk saling melanjutkan. Aku juga tak keberatan mengerjakan naskahnya sendiri-"

"Minggu minggu ini kita padat ulangan, (name). Lalu kapan kau belajarnya?" potong suga cepat.

"Padat? Bukannya hanya ada 3 ulangan minggu ini?" (name) menatap suga aneh.

"T-tetap saja kan k-kita harus belajar" suga mulai gugup.

"Sial, masa aku harus terus terang?" tanpa sadar suga menyuarakan isi pikirannya.

"Terus terang apa?" suga tersentak kaget.

"A-ah? Eum.. E-etto- uh.." keringat dingin membanjiri pelipis suga. Ia tidak berani menatap gadis dihadapannya.

"Suga-san? Kau baik baik saja? Sebaiknya kita masuk ke dalam, kau terlihat kepanasan diluar" ujar (name) sambil menatap suga yang sangat gugup itu.

"Jangan! Eh? Eum.. Maksudku ibu dan adikku sedang pergi, k-kan bahaya kalau kita berdua"

'kenapa aku malah gugup begini?!' batin suga kesal

"Aku percaya pada suga-san kok, ayo masuk" (name) menggandeng suga masuk ke rumah. Mengabaikan wajah suga yang memerah karna kontak fisik yang dilakukan secara mendadak oleh (name).

Gadis itu menariknya duduk di sofa ruang tamu dengan dirinya duduk disebelahnya. Tanpa melapaskan pegangan tangan, (name) bertanya pada suga.

"Jadi?"

'Kenapa aku merasa (name) seperti ibuku ya?' batin suga.

"Eum..sebenarnya.."

"ya?"

"S-sebenarnya... A-aku yang membatalkan kerja kelompok h-hari ini..."

"Eh? untuk apa?" (name) tampak terkejut dengan kalimat tak terduga suga.

"K-karna a-aku ingin berduaan dengan (name)" wajah suga kiar merona, dan rona itu menular ke (name)

"E-eh?"

"K-karna itulah... Aku menyuka-tidak aku mencintaimu (name)!" kesungguhan terpancar dari manik suga. Tidak ada kebohongan di tatapan suga. Pemuda itu menatap lurus ke arah (name).

SUNSHINE PROJECT • Sugawara Koushi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang