6. Terlampau Membenci

877 135 16
                                    


Lantai tujuh sepertinya merupakan representasi dari sebuah uji nyali yang sangat mencekik. Padahal ini adalah hari pertama Anne bekerja. Di dalam imajinasinya, ia akan mulai mengakrabkan diri dan mencari rekan kerja yang bisa diajak pergi makan siang dan nongkrong cantik hanya sekadar untuk bergosip.

Tidakkah begitu penghuni negara ini? Mencintai serta mengagung gosip yang menyegarkan dan panas. Bahkan stasuin televisi berbondong-bondong mencitpatakan acara khusus untuk sesi penambah dosa dan pundi uang. Dengan satu berita yang sama, tiga hingga lima program televisi memberitakan secara berulang. Konyolnya, penonton masih setia mendengarkan gosip yang jelas memiliki kesamaan yang identik, sangat menggelikan namun digandrungi.

Setidaknya, di sini ia akan mulai belajar beragam jurus mengakrabkan diri yang jelas sangat berbeda dari London. Untuk wanita pemalas—mengakrabkan diri—sepertinya, yang lebih memilih tidur siang dibanding nongrong dengan teman di mall, kegiatan menyebalkan ini akan membuatnya sedikit lebih manusiawi. Paling tidak, hingga ia pantas disebut sebagai senior.

Namun, hingga jam makan siang tiba, Anne masih duduk di tempat kerjanya dengan tumpukan berkas masa lalu yang harus ia pelajari. Halo, walau ia masih junior, namun bukan berarti ia tidak memiliki pengalaman apapun bukan? Di London, ia pernah menerima penghargaan employee of the month, yang hingga kini piagamnya masih ia simpan sebagai kenang-kenangan. Yang mama bingkai dan pamerkan, di mana dinding ruang tamulah yang menjadi saksi bisu mama sering dengan sengaja menunjukkannya pada tamu. Namun, di sini ia malah dipaksa menahan diri dan dikubur hanya dengan beberapa tumpuk kenangan.

Satu demi satu kelompok kecil mulai meninggalkan ruang kerja bersama itu dengan keakraban yang entah mengapa membuat Anne iri. Salah seorang yang duduk disamping mejanya, sempat coba diajak berkenalan. Namun tatapan dan ucapan sinisnya memundurkan langkah Anne dengan teratur. Apa-apaan suasana menggilakan ini? Jika sebuah drama, mungkin saat ini Anne sedang dikucilkan? Lalu apakah ini yang dinamakan perundungan?

Merasa frustasi, Anne menenggelamkan wajahnya di atas lengan yang dilipat. Sebenarnya ia bisa pergi makan seorang diri, namun Anne sudah terbiasa dikelilingi oleh rekan kerja yang menganggapnya berharga, dulu. Hingga perasaan itu membuatnya merasa amat kesepian dan terbuang.

"Kau tidak makan siang, Anne?"

Sedikit terlonjak, Anne menaikkan pandangan saat mendengar ketukan di mejanya, dan suara lelaki yang cukup mulai akrab di telinganya, membuat Anne tersenyum kaku begitu melihat sosok itu.

Shawn tanpa Mendes.

"Semuanya sudah pergi makan siang, tapi kamu ..." Shawn menepuk keningnya. "Ah, kau belum mengetahui tempat makan yang enak disekitar sini? Baiklah, biar aku tunjukkan. Ayo."

Jika diibaratkan sebuah serial perundungan, Shawn adalah tokoh protagonis yang menarik Anne dari kubangan kesedihan. Walau ia tak pandai membaca situasi, atau mengakrabkan diri dengan cara yang lebih menyenangkan di kantor ini, setidaknya ada satu manusia yang bisa ia dekati sebagai teman. Walau, sepertinya Shawn tidak cocok disebut teman, melainkan manusia yang dengan anehnya menerapkan sistem pangkat gila berupa lantai yang dipijak adalah statusmu, pada gedung ini. Anne melupakan, jika hari kerja pertamanya berantakan atas campur tangan Shawn dan sistem kasta lantai gilanya.

Tapi, Anne memilih bangkit dengan membawa ponsel dan wallet yang hanya berisi kartu dan beberapa lembar uang, lalu mengikuti langkah Shawn yang sudah mendahului. Walau bagaimanapun, ia perlu bertahan diri di lantai persaingan yang ketat dan panas ini. Jika berteman dengan rekan kerjanya adalah sebuah kesulitan, maka ia bisa berteman dengan CEO dari perusahaan ini, yang jelas lebih ramah lingkungan. Jangan lupakan senyuman menyegarkan dan syarat akan perdamaian itu.

Me And My Ex ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang