[1]> Time

36 10 14
                                    

ו×ㅡTimeㅡו×

°°°

Cahaya matahari kembali menyinari bumi. Menyebarkan cahayanya dengan begitu rela. Cahaya itu berhasil masuk menembus jendela dengan kain putih sebagai penutupnya. Sepasang mata yang terganggu karena biasan cahaya itu perlahan mengerjap. Hingga akhirnya terbuka sepenuhnya.

Pemuda berkemeja putih dengan celana hitam itu, terbangun duduk di atas ranjang, menelisik setiap tempat. Kini fokusnya tertuju pada sebuah jendela dengan gorden putih yang menutupinya.

Pemuda itu berdiri, berjalan perlahan. Mengulurkan tangannya untuk meraih kain putih itu, menyibaknya dengan penuh perasaan dan merasakan tusukan cahaya matahari yang mengenai kedua matanya.

"Hyung, kami sudah menunggumu." Pandangan pemuda itu teralihkan. Mendengar sebuah suara tertangkap oleh pendengarannya.

"Ah, ya. Aku akan segera keluar." jawab pemuda itu dengan senyumannya.

"Baiklah, aku ke bawah dulu." Pemuda itu mengangguk dan terdiam menatap jendela. Apakah semua ini benar? Tentu saja, ini terasa nyata. Pasti semua itu ada.

"Maafkan aku Hyung."

Seperti yang dikatakan tadi. Pemuda itu berganti pakaian dan berjalan keluar. Baiklah, sekarang tanggal 21 April pukul 10 pagi. Dia masih bisa mengingatnya dengan baik.

Pemuda itu berjalan ke bawah, dia tidak melihat kehadiran seseorang sama sekali. Hingga akhirnya dia berjalan keluar dan menemukan teman-temannya sudah siap di mobil. Mereka memang tidak bisa menunggu sedikit lama.

"Ayo Jin Hyung!!!"panggil salah satu dari mereka.

Jin—pemuda itu— mengulas senyumannya dan berjalan mendekati mereka. Dengan begitu semangat dia memanasi mobilnya, dia akan bersenang-senang dengan temannya saat ini.

Tidak butuh waktu lama, mobil pick up itu sudah melaju cepat membelah kota. Tujuan pertamanya adalah makan di sebuah tempat yang sudah lama dia rindukan. Sebuah tempat makan yang tidak begitu besar tapi sangat berarti.

"Ayo turun." ucap Jin yang membuat teman-temannya di belakang langsung berhamburan loncat dari mobil.

"Yeay!"

"Aku ambil dulu!" Salah satu dari mereka berlari dengan begitu cepat diikuti dengan seseorang yang paling muda di antara mereka.

"Yak! Jangan berlarian Taehyung~ah!" Tidak ada jawaban. Peringatan dari Jin sama sekali tidak didengar olehnya.

"Tunggu aku."

Mereka berlarian dan mengantri di kasir. Setelah mendapatkan makanan, mereka segera duduk di sebuah meja yang disediakan.

Brak

"Yaish!" Jin menatap tajam seseorang yang sedang berdiri di sampingan. Tentu saja dia kesal, orang itu mendorongnya untuk mendapatkan makanan.

"Hehe, miann~." Seketika, kesal dalam diri Jin menghilang saat melihat senyuman dari seseorang di depannya.

"Hati-hati, cepatlah duduk Hoseok~ah,"ucap Jin berjalan meninggalkan kasir.

Tidak butuh waktu lama. Mereka semua duduk di kursi mengelilingi meja panjang yang disediakan. Tidak ada hal istimewa di antara mereka. Hanya makan seperti biasa.

"Ah, aku mau kentang goreng lagi,"ucap laki-laki termuda di antara mereka.

"Habiskan dulu milikmu Jungkook~ah,"jawab seseorang yang duduk di depan Jungkook.

Finding FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang