sebulan sekali, yeonjun

112 9 2
                                    

here you go again khlsuh
[ pretty short ig ]

and fun fact, gue nulis ini waktu gue lagi masa-masanya kram perut so yea

txt' choi yeonjun












































































"kak, mau ke dokter?"

"sakit banget, kak?"

"juna panggilin kak yeonjun, ya?"




     sedari tadi juna yang melihatku menahan sakit dengan wajah yang sudah berubah menjadi merah, bingung dirinya untuk berbuat apa. dan aku yang tak membalas apapun ucapannya, rasa terlalu sulit walau sekadar untuk membuka suara. 

rumah hanya ada aku dan juna, dan hari ini adalah hari pertama-ku.



sejenak kupejamkan mata, berusaha menghilangkan rasa sakit yang ada.











"y/n, hey,"

"bangun dulu yuk, kata juna kamu belum makan dari pagi, iya?" aku hanya diam tanpa ada niatan menjawab.

"laporin mama nih kalau anak gadisnya nakal," tambahnya sambil mengarahkan sesendok cream soup. aku menerimanya dengan suka hati, menelannya hingga habis.





     dirinya menepuk pahanya. posisinya sekarang sedang berada di ruang keluarga, bersandar pada senderan sofa; dengan televisi menyala menayangkan series netflix yang sedang ditontonnya. "sini, bobo lagi."
     kubaringkan kepalaku di atas pahanya itu. sesekali dirinya memainkan rambutku, mengelusnya. sentuhannya hangat. dengan perlakuan manisnya, rintik hujan kecil yang jatuh membasahi tanah, dan sweat shirt kebesaran miliknya yang sedang kugunakan; ia banyak meninggalkan pakaian di lemariku, dan aku gunakan pakaiannya itu dengan suka hati.

"masih sakit?"


"enggak, udah lebih enak."


dirinya yang sesekali mengecup kepalaku, berkata, "lain kali, kalau kayak gini lagi langsung telepon aku. kasihan juna tahu nggak sih, y/n, dia panik banget tadi,"

"bunda juga tadi nyuruh aku langsung buru-buru, nitip cream soup tadi buat kamu katanya."


"iya, yeonjun sekarang cerewet," tuturku dengan kekehan kecil.


"ya soalnya, gadis-nya yeonjun nakal,"




"ini rambut anak gadis atau rambut bayi?" ucapnya meledekku. 

     aku memutar badanku menghadap ke arahnya dari bawah. kumanyunkan bibir pertanda tak terima. dan kubalas meledeknya, "ini laki-laki remaja atau kakek-kakek? kenapa rambutnya berwarna putih?"


"ini tuh fashion ya, fashion," balasnya tak terima lalu dikelitikinya aku.


"udah ih, udah, jUNA TOLONG KAKAK!"



















































stewart-pid

imagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang