Typo banyak
Author mager baca ulang
Jadi cuekin aja:)***
Selepas bel pulang sekolah, Jena meminta Mark mengantarkan Jeno pulang menggunakan mobil Jeno. Sedangkan mobil Mark dibawa oleh Jennie dan Jena.
"Katanya lo mau temenin gue ketemu bunda" Parau Jeno saat Jena membantu nya masuk kedalam mobil.
"Lo sehat dulu, setelah itu Jena janji bakal temenin" Pelan Jena sebelum mobil itu meninggalkan parkiran sekolah.
"Jena"
Jena mempercepat langkahnya dan masuk kedalam mobil Mark saat mendengar suara berat milik Jevan.
"Buruan kabur Jen" Pekik Jena yang langsung diangguki oleh Jennie.
"Sial" Umpat Jevan menatap mobil putih itu menghilang dibalik pagar sekolah.
"Jevan, kamu ngga jadi pulang sama Jena?" Amerta muncul bersama kedua sahabatnya. Jangan berburuk sangka kepada Amerta, ia berbeda seperti gadis-gadis antagonis di wattpad. Amerta benar-benar gadis baik, ia tidak pernah marah saat Jevan meminta izin pergi bersama Jena. Karena ia sadar bahwa status Jena lebih meyakinkan darinya.
"Ngga, lo balik sendiri aja" Setelah itu Jevan ikut meninggalkan parkiran sekolah.
" Entah bagaimana pun lo bakal jadi milik Jena,Van" Lirih Amerta
Jennie menghantarkan Jena pulang, lalu setelah itu ia menyusul pacarnya,Mark kerumah Jeno. Walaupun tau sangat merepotkan, namun Jennie dan Mark sama sekali tidak keberatan karena mereka sudah berteman lama.
"Jena" Entah bagaimana caranya Jevan tiba duluan dirumah Jena, bahkan laki-laki itu sudah duduk santai di rumah nya.
"Ngapain lo? Nyari bokap gue?" Jevan beranjak mendekati Jena yang enggan masuk kerumahnya sendiri.
"Gue mau ngomong sama lo" Jena menghiraukan ucapan Jevan, melewati lelaki itu tanpa berucap
"Lo sadar ngga sih hubungan kita itu ngga sehat, lo pacaran sama Jeno dan gue sama Amerta" Jena berhenti ditengah anak tangga.
"Lah baru nyadar lo, selama ini kemana aja?" Sarkasnya menyadar di pinggir tangga, menatap tak suka ke arah Jevan.
"Putusin Jeno,Na" Jena tertawa sarkas, bahkan ia sama sekali tidak berpacaran dengan Jeno.
"Apa hak lo ngatur-ngatur gue?"
"Gue tunangan lo kalo lo lupa" Jena menuruni anak tangga, mendekati Jevan yang berada di ujung tangga.
"Kayaknya waktu pembagian otak lo absen ya?" Sarkas Jena menepuk bahu Jevan
------------------
Jena pov
Setelah kejadian itu gue sama sekali ngga berhubungan sama Jevan, bahkan waktu perpasaran pun kita ogah untuk sekedar nyapa. Gue udah bodo amat sama hubungan gue yang bakal jadi apa nantinya.
"Bengong mulu lo, mikir jorok ya lo?" Gue menghembuskan nafas kasar, ngga heran sama otak Jennie yang isinya bulgos semua.
"Najis otak lo" Umpat gue
"Eh gue mau nge date sama Mark, lo ikut dah sama Jeno" gue melirik Jeno yang sedang sibuk main game diujung kelas.
"Yakali yang ada gue sama Jeno jadi nyamuk" Cukup sekali aja gue jadi kambing congek yang nontonin ke uwuan manusia kampret Jennie dan Mark.
"Lo kan ada Jeno, atau jangan-jangan lo berdua belum official?!" Gue ngangguk doang, sedangkan si Jennie ngakak.
" Jeno parah lo temen gue di gantung kek gorden!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Ke Istiqlal [END✅]
Fanfiction"Kita terlalu memaksa diri untuk bersama, namun tanpa sadar kita berlawanan arah dan perlahan melangkah menjauh" --- Jena Aderson