Typo banyak
Author mager baca ulang
Jadi cuekin aja:)


***

Setelah kejadian itu keduanya merasa canggung, namun sebisa mungkin untuk bersikap seperti biasa.

" Jena jangan bengong mulu, kerasukan setan ibrit ya lo?!" Sentak Jennie

"Apa sih kampret" Jena menipuk kepala Jennie, sedangkan empu nya hanya cengengesan.

" Terus ngapain lo diem aja dari tadi?" Jena meringis pelan, mengikis jarak antara keduanya. Takut Jeno mendengar percakapan mereka, karena saat ini mereka sedang berada di dalam kelas.

" Gue berdosa, Jennie" Bisik Jena

"Emang lo tempat berbuat dosa, Na" Jena menampol kepala Jennie.

" Gue serius anjing" Jena mengumpat keras, seisi kelas memandanginya, termasuk Jeno yang menatapnya tidak suka. Jeno benci cewek kasar, tapi dia tidak bisa membenci Jena. Cinta memang membuat seseorang menjadi bodoh.

" Iya udah apaan sini" Jennie kembali mendekatkan telinganya.

" Kemarin gue ciuman sama Jevan"

" Anjing serius lo?!" Kini giliran Jennie yang memekik, sama hal nya dengan Jeno. Mark pun tidak suka pacarnya berbicara kasar.

" Wah, berdosa banget lo, Na" Jena semakin dirundung rasa bersalah, haruskah ia jujur pada Jeno?

" Gue takut Jeno tau" Pelan Jena

" Takut aku tau apa, Na?" Jena tersentak, ia tidak menyadari jika Jeno sudah berada di belakang nya.

"Tau apa, Na?" Ulangnya, Jena meremas lengan Jennie.

"Sakit anj-" Umpat Jennie merasakan lengannya yang diremas oleh Jena.

" Na?" Jena tidak menjawab, bahkan mengangkat kepalanya pun enggan. Ia tidak sanggup menatap mata kekasihnya.

"Maaf" Lirihnya

"Maaf?" Jena mengangguk, untuk beberapa detik tak ada yang terjadi. Hingga tangan kekar tiba-tiba menariknya keluar kelas. Siapa lagi jika bukan Jeno, laki-laki itu membawanya ke taman sekolah.

"Jelasin sekarang" Ucap Jeno tetap tenang

"Maaf" Sekali lagi Jena mengucapkan kata-kata yang sama. Jeno membuang nafas panjang, merengkuh tubuh mungil pacarnya.

" Maaf untuk apa, hm?" Jena menumpahkan tangisnya didalam rengkuhan Jeno. Ada rasa sakit melihat senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir pacarnya.

" A-aku selingkuh sama Jevan" Jena mengeratkan pelukannya, takut tiba-tiba Jeno mendorong menjauh.
Jeno terkekeh, mengelus surai panjang milik Jena.

" Kok ketawa sih!!" Jena memukul dada bidang lawan bicaranya.

" Kamu lucu banget sih, yang selingkuhan kamu itu aku bukan Jevan" Jena menghentikan tangisnya, mencerna ucapan Jeno.

" Kamu pacar aku bukan selingkuhan aku!!" Pekik Jena

" Tapi Jevan tunangan kamu, Na" Jena kembali menangis, ia membenci kenyataan itu.

Kembali Ke Istiqlal [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang